7. Mom?

3.6K 477 31
                                    

Layaknya sebuah pondasi untuk membuat sebuah bangunan tetap kokoh, sama seperti setiap orang yang memiliki orang lain sebagai sandaran mereka.

Bukan.

Bukan seorang kekasih yang dipertemukan takdir hingga membentuk sebuah kisah penuh bunga. Membuat rasa manis kadang berubah menjadi pahit semudah membalikkan telapak tangan.

Tapi, sesuatu yang lain. Yang jauh lebih dekat.

Mom...

Setiap orang pasti memilikinya tanpa terkecuali. Pemberi kehidupan lain melalui tangan Tuhan. Satu-satunya makhluk mulia yang bertarung melawan rasa sakit dan tetap mempertahankan kita meski terasa lelah.

Ingin memberikan yang terbaik meski kadang diselingi rasa kecewa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ingin memberikan yang terbaik meski kadang diselingi rasa kecewa. Begitulah kehidupan yang Elois alami. Ia memang tinggal dengan ibunya namun ia terbiasa untuk menghitung detik bahkan jam hingga ia terlelap, menantikan ibunya kembali dari rumah sakit. Atau ketika ia harus dititipkan dengan tetangga ketika Mikaela harus menjalani tugas keluar kota bahkan keluar negeri.

Mikaela tidak ingin mengganggu pendidikan putranya sehingga terpaksa meninggalkan Elois. Elois tidak ingin menjadi bebas ibunya, meminta wanita itu mengosongkan waktunya di akhir pekan pun rasanya begitu sungkan. Pada akhirnya, yang bisa Elois lakukan adalah menatap keluar jendela kamarnya dan berharap mobil sedan hitam milik ibunya memasuki pekarangan rumah.

Awalnya ia merasa kesepian namun lambat laun ia mulai mengerti. Ia ingat bagaimana dirinya menatap iri kearah Luke, ayahnya bekerja dan ibunya selalu ada di rumah untuk menyambutnya sepulang sekolah. Bahkan ayahnya menyisihkan waktu di akhir pekan untuk keluarga. Sedangkan Elois tidak pernah tahu dimana keberadaan ayahnya hingga ia sudah cukup mengerti untuk memahami kadang seberapa kejamnya sebuah perceraian.

Elois tidak pernah bertanya apa alasan kedua orangtuanya berpisah dan ia tidak pernah ingin tahu. Belum cukup siap untuk menghadapi sebuah kenyataan buruk lain yang mungkin tidak ia inginkan.

"Bagaimana persiapan berkas mu? Kau akan pergi ke Cambridge?" Suara lembut Mikaela menyadarkan Elois dari lamunannya.

Kini Elois sudah beranjak dewasa. Ia memang tidak bisa mengulang waktu dan meminta ibunya untuk tetap berada disisinya selama yang mereka bisa. Tapi, ia akan menjadi seperti apa yang ibunya inginkan tanpa mengabaikan keinginannya toh selama ini Mikaela tidak pernah menuntut banyak hal darinya kecuali satu hal yang sampai saat ini belum bisa ia lakukan.

Menerima seorang ayah yang mengabaikan keluarganya. Max Lynford yang begitu sempurna dimata media. Setiap orang menginginkan ayahnya, tapi tidak dengannya. Bahkan menyandang nama belakang Lynford terasa begitu berat untuknya.

Ia sudah melalui banyak hal dalam kehidupannya hingga membuatnya tak lagi mengerti makna dari cinta. Jika memang orangtuanya benar saling mencintai, kenapa mereka harus berpisah dan tidak bisa melalui kehidupan normal seperti keluarga pada umumnya? Seperti Stevan dan Evanna misalnya? Membayangkan ia akan memiliki sebuah kehidupan yang dimiliki oleh Chris membuat Elois tersenyum tipis. Rasanya pasti akan berbeda.

Closer [END]Where stories live. Discover now