Chapter 5

3.3K 379 10
                                    

Kau tahu? Tidak. Tentu saja kau tidak tahu karena  aku belum memberitahumu. Begini, ternyata mendapat tambahan pelajaran dari Harry tidak seburuk yang aku kira. Kau tahu kan jika awalnya aku berpikir yang tidak tidak padanya? Tapi ternyata Ia tidak seperti itu. Ia pria yang sangat menyenangkan. Tambahan pelajarannya darinya juga tidak terlalu serius, bahkan mungkin 60% kegiatan kami adalah mengobrol dan bercanda. Dan perlu kau tahu, sebenarnya ini bukan tambahan pelajaran tapi proses penyusunan skripsi.

Like seriously. Ia bilang jika aku tidak butuh tambahan pelajaran jadi daripada kami melakukan hal yang tidak jelas lebih baik Ia membantuku menyusun skripsi untuk tahun depan. Ide bagus, bukan?

“Skylar?”

“Ya?” Aku mengalihkan perhatianku dari Mac-ku ke arah Harry yang ada di samping kiriku.

“Aku ingin bertanya sesuatu padamu.”

“Silahkan. Bertanya tentang apa?”

“Tentang surat tadi.”

Dang! Sial. Kenapa Ia masih membicarakan surat tadi? Kupikir Ia sudah melupakan hal itu. Sial sial sial!

Aku hanya menarik nafas dalam dalam dan menghembuskannya dengan kasar lalu tersenyum ke arahnya menandakan Ia boleh melanjutkan kalimatnya.

“Apa yang kau pikirkan saat kau melihatku dan memutuskan untuk bercengkrama dengan sahabatmu?” Ia tersenyum.

“A-aku, aku tidak memikirkan apapun. Hanya saja—kau tahu? Masalah perempuan pada umumnya.” Jawaban yang bagus Skylar! Sangat bagus! Gadis batinku yang duduk di sofa kulit hitam mendesah lega dan tersenyum lebar sekarang.

“Masalah perempuan huh? Seperti menggossip tentang pria tampan?” Ia menaikkan alis.

“Ya bisa dibilang begitu. Tapi aku tidak bilang jika kau tampan, bukan? Jadi bukan masalah itu. Ini masalah yang lain.” Aku memiringkan kepalaku. Sementara gadis batinku masih duduk di sofa kulitnya dengan seringaian licik karena puas atas kesuksesannya.

“Dan apa masalah yang lain itu?”

“Sudah kubilang kan jika ini masalah perempuan. Kenapa kau masih ingin tahu? Kau bukan pasien transgender kan?” Skak mat! Mau bicara apalagi kau Styles?

Tentu saja bukan! Aku normal. Tapi disini, objek yang kau bicarakan dengan teman gadismu itu adalah aku dosenmu sendiri. Jadi aku perlu tahu apa yang sebenarnya kau pikirkan.” Ia menegakkan tubuhnya.

Aku meletakkan laptopku di karpet dan ikut menegakkan tubuh. “Kenapa kau benar benar ingin tahu? Dan sebenarnya siapa yang menyuruhku  untuk berhenti membaca surat itu? Jika saja kau membiarkan aku menyelesaikan membaca, pasti kau tahu apa yang ada di otak ku saat itu juga.”

“Baiklah kalau begitu. Bacakan surat itu sampai selesai. SE-KA-RANG.” Harry melipat tangannya di dada dan menyeringai.

All Of Sudden // h.sWhere stories live. Discover now