Chapter 2

5K 403 23
                                    

-Skylar’s POV-

Well well well, dosen baru huh? Kita lihat apakah Ia akan sama dengan dosenku sebelumnya? Ya, Tuan Scott. Si Tua Bangka berkepala pitak yang hampir membuatku gila setiap aku mengikuti kelasnya.

Bukan, bukan karena  kelakuannya. Tapi karena semua perintah gilanya. Kau tahu, murid dalam kelasku berjumlah lebih dari 20 orang setiap waktunya, tapi kenapa selalu aku yang harus menjawab pertanyaan pertanyaan gila seperti..

“Ms. Osborne, menurutmu apa yang sedang dipikirkan Tuan Shakespeare saat Ia membuat karyanya yang berjudul A Midsummer Night’s Dream?”

Nah! Menurut apa yang aku katakan saat itu?

“Mm.. S-sepertinya Ia berpikir tentang k-kenangannya dengan seseorang d-di malam hari tepat di pertengahan musim panas Mister.”

“Darimana kau tahu?”

Argh!! Sudahlah, aku tidak mau mengingat kejadian waktu itu. Itu sangat sangat menyedihkan. Kau tahu apa yang terjadi selanjutnya? Ah lebih baik tidak aku ceritakan, karena  sekali lagi aku tegaskan, itu sangat sangat menyedihkan.

“Kenapa dia terlambat?!” Keluh Rachel memainkan bolpoinnya.

“Siapa yang terlambat?” Aku menatap gadis disebelahku dengan satu alis terangkat.

“Tentu saja Tuan Styles!”

“Jangan berlebihan Rach. Sekarang aku tanya padamu, apa yang kau harapkan dari seorang dosen—yang berkemungkinan besar adalah seorang dosen tua, berkepala pitak, bertubuh pendek dan gempal serta berkacamata bulat besar yang lebih parah dari punyaku, apa huh?” Ujarku berseringai.

“Hey kau bahkan berlum bertemu dengannya! Darimana kau tahu dia seorang dosen tua, berkepala pitak, bertubuh pendek dan gempal serta berkacamata bulat besar yang lebih parah dari punyamu?” Ujarnya tak kalah menatapku licik.

“Wow kau hapal kalimat panjangku. Hebat!” Aku tersenyum lebar. “Tidak kusangka ternyata selama ini seorang Rachel Houston adalah penggemar berat Skylar Roxela Osborne.” Aku tertawa bangga.

“Bisakah kalian berdua diam?” Geram Zayn yang duduk tepat di belakang Skylar.

“Kenapa kau harus seserius itu huh?” Skylar memutar tubuhnya dan menumpukan kedua tangan di senderan kursi. “Tidak biasanya kau seperti ini, Malik.”

“Jangan mentang mentang kau sudah membuka kedokmu dan berubah menjadi gadis tercantik di kampus walaupun Lily Collins tetap akan menjadi gadis tercantik di dunia dan tentu saja di hatiku kau bisa semena mena Sky.” Zayn menggerakkan pensilnya di depan wajah Skylar.

“Semena mena bagaimana? Aku hanya bertanya.”

“Tapi gelagatmu tadi seolah olah kau adalah seorang gadis populer yang sedang gencar membully pria paling culun di kelasnya, kau tahu?” Zayn melipat tangannya di atas meja.

All Of Sudden // h.sTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang