Epilog

9.5K 815 71
                                    

Gadis itu berdiri menatap desiran ombak dari balkon kamar hotel dengan tatapan menerawang, sembari sesekali tersenyum mengingat kejadian masa lalu, masa muda yang membuatnya menjadi sosok yang sesungguhnya.

Sena memejamkan matanya sekejap, merasakan hembusan angin yang menerpa wajahnya. Kemudian satu tangan mungilnya menyentuh kalung yang tergantung indah di lehernya. Hadiah pertama yang ia dapat dari Sehun, sepuluh tahun yang lalu.

"Sayang kok belum siap-siap? Acaranya dimulai dua puluh menit lagi loh."

Suara Hara di belakang menyentak Kesadaran Sena membuat gadis itu berbalik seketika. "Hhe, maaf ma. Aku terlalu terbawa suasana. Disini tenang dan nyaman." jawab Sena sambil terkekeh dan memasang wajah tak bersalah.

Kemudian ia berjalan mendekat ke arah Hara dan memeluk ibunya itu dari belakang. Hara yang baru saja selesai merapihkan barang itu memekik kecil. "Sena! Kau mengejutkan mama!"

Sena tertawa. "Habisnya rindu mama."

Gadis itu baru saja kembali satu minggu yang lalu setelah sepuluh tahun ia berkeliling menenangkan diri.

Lima tahun pertama kepergiannya, ia benar-benar hilang tak berjejak. Di tahun keenam, untuk pertama kalinya ia menghubungi Hara dan mengatakan dia sudah mulai terbiasa dan tidak ada lagi mimpi buruk yang menghampiri nya.

Dan tahun-tahun berikutnya dia mulai berinteraksi dengan banyak orang. Dan diantara sekian bangak orang yang dia rindukan. Laki-laki itu yang paling membuat Sena tak bisa menunggu waktu, sosok remaja yang ia kenal kini sudah menjelma sebagai sosok pria dewasa paling tampan yang pernah dia kenal.

"Sudah sana, ganti bajunya."

Dengan sigap Sena mengiyakan dan segera mengganti pakaian santai yang di pakaiannya dengan dress selutut berwarna putih tanpa lengan.

"Perlu berhias ma?"

"Tentu saja, kau pikir ini acara apa? Jangan hancurkan hari ini karena muka kusutmu."

Sena mencibir sambil ketawa, kemudian mendudukkan diri di depan meja rias dan memoleskan sedikit maku up di wajahnya.

"Cicin ini biar mama saja yang bawa, ya?"

Sena menoleh. "Kenapa tidak aku saja?"

"Kau itu akhir-akhir ini ceroboh. Kalau hilang kau mau tanggung jawab memangnya?"

Sena meringis memasang tampang iya juga sih. Menit berikutnya, dua wanita itu keluar dari kamar hotel menuju taman belakang yang sudah di hias sedemikian rupa untuk acara pertunangan yang akan diadakan sepuluh menit lagi.

"Apakah semuanya sudah lengkap? Mama yakin nggak ada yang kelewatan?" Sena berbisik pada Hara.

Wanita paruh baya itu melirik singkat pada putrinya, melirik sebal."Kau meragukan mama?"

Sena cuma ketawa.

Ketika acara di mulai gadis itu berdiri menyaksikan semua ini dengan senyum manis dibibirnya. Katika hari demi hari berlalu, Sena selalu berpikir di dalam pelariannya.

Dulu jika saja dia tidak mengaku sebagai Yoon Sena. Apakah semuanya akan berakhir lebih baik dari ini? Atau lebih menyedihkan? Sejak tiga tahun lalu. Sena berhenti menyalahkan keputusannya,dia hanya berterima kasih pada takdir yang sudah mempertemukan dirinya dengan orang-orang hebat di sini. Terutama gadis yang tengah menjadi pusat perhatian disini.

Yubin, setelah sekian lama dia kembali bisa dekat dengan gadis itu. Yah, meskipun tetap saja Yubin sering membahas masa lalu dan menatap sinis padanya. Sena hanya meras bersyukur.

inside out || sehun [re-pub]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang