회 25 화

5.5K 740 39
                                    

Kalau Sena boleh jujur, terkadang ketika ia mendapati Sehun dengan wajah serius dan fokus terhadap sesuatu. Itu adalah ekspresi yang benar-benar mampu membuat seluruh bulu kuduk di tubuhnya meremang, sensasi getaran yang menghantatkan sengatan listrik di seluruh tubuhnya hanya dengan melihat setiap gerak-gerik bola mata zambrud laki-laki itu mampu membuat jantungnya berdegub dengan lebih kencang.

Seperti sekarang, Sehun dengan kue yang sedang di hiasnya. Sena berdiri di hadapan Sehun yang tengah terduduk tenang dan fokus pada kue yang tadi ia buat. Laki-laki itu menghiasnya sedemikian rupa, padahal sena pikir diselimuti dengan cokelat panas yang tadi laki-laki itu buat sudah cukup. Tapi Sehun bilang, jangan meremehkan tampilan kue. Meskipun hanya untuk perayaan kecilpun, kue itu harus terlihat hebat. Jadi orang yang ada disekitarpun jadi senang dan merasa ingin makan saat melihatnya.

Dan Sena hanya bisa menjawab dengan anggukan malas mengiyakan dengan dua kata terserahmu saja yang selalu ia ucapkan saat malas berdebat dengan laki-laki di depannya.

Tapi Sena tidak pernah menyesal mengiyakan ucapan Sehun. Karena akhirnya, dia bisa menikmati setiap lekuk wajah tampan laki-laki didepannya. Ya Tuhan, Sena tidak pernah berpikir kalau dia bisa betul-betul suka pada cowok semacam Oh Sehun. Padahal kalau mengingat dulu. Ugh! Sena selalu merasa ingin menghilangkan Sehun dari muka bumi ini.

“Sudah puas melihat wajahku?”

Dan tiba-tiba saja Sehun mendongak dan menatap tepat pada Sena yang tengah fokus melihat setiap inci wajahnya. Membuat gadis bersurai hitam itu tersentak seketika dan menegakkan tubuh, menyembunyikan rasa gugup yang menghampiri.

“M-mana ada aku melihat wajahmu! Dasar sok tau!”

Sehun terkekeh kecil, “Siapa juga yang sok tau? Kau kan memang begitu.” kemudian laki-laki itu beranjak ketika ia selesai dengan kue yang tadi di hiasnya.

“Bilang pada ibumu sana, kuenya sudah siap” perintah Sehun.

Sena mencibir mendengar perintah itu. Dasar tukang perintah! Tapi ujung-ujungnya Sena tetap beranjak dan menghampiri Hara juga.

***

Selesai makan malam, Sena mengajak Sehun naik ke lantai dua. Di ruangan yang biasa ia dan kakaknya gunakan untuk bersantai saat mereka benar-benar tidak punya kegiatan. Hanya sebuah ruangan dengan televisi, kemudian sofa panjang berwarma hitam dengan cushion hitam garis, disisi kiri ruangan ada pintu kaca yang menguhubungkan ruangan itu dengan balkon yang mengarah lurus ke jalanan di kompleks perumahan.

“Aku tidak menyangka kalau Mama mu mau seropot itu hanya untuk memberi selamat padamu.” ucap Sehun begitu ia mendudukkan diri di sofa dan menyalakan televisi.

“Dia memang begitu, sejak dulu.”

“Bahkan setelah tahu kalau kau itu Ryu Sena?”

Sena mematung seketika, kemudian ekor matanya melirik pada Sehun seolah berkata; apa maksudmu?

Lalu dengan langkah pelan, gadis itu membuka pintu kaca, melewatinya dan berdiri di pinggiran balkon rumahnya. “Kau tahu, Oh Sehun?”

Gadis itu menghadap Sehun yang masih duduk ditempatnya. “Terkadang aku bertanya-tanya ketika mengingat apa yang kau lakukan di hari itu. Sebenarnya apa motifmu melakukan semua itu? Mengatakan pada kak Seowoo tentang aku dan Yoon..”

Kalau diingat-ingat. Sena sampai sekarang masih belum tau sedikitpun tentang maksud Sehun. Gadis itu ingat betul tentang Sehun yang berjanji akan mengatakan kebenaran tentang semua yang dilakukannya ini. Tapi sampai sekarang, dia masih buta tentang semuanya. Dan satu pembahasan yang keluar dari bibir tipis laki-laki itu, mampu mengangkat semua pertanyaan yang paling ingin Sena sampaikan. “Siapa kau sebenarnya, Oh Sehun?”

inside out || sehun [re-pub]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang