회 8 화

7.8K 1K 22
                                    

“Tentang kau yang berasal dari panti asuhan itu kan?”

Sena tak langsung menjawab, gadis itu lebih dulu tersadar tentang keadaan sekitarnya yang tak memungkinkan untuk berbicara tentang isi diary nya. Jadi, cewek itu pun segera meraih tangan Sehun dan menyeretnya bersama.

"Ikut aku!" kata Sena.

“Kemana?” Sehun bertanya tapi tidak digubris oleh Sena. Gadis itu hanya berjalan menyeret Sehun dalam genggamannya. Membawa remaja tanggung itu menuju halaman belakang sekolah. Setelah sampai disana gadis itupun melepaskan tangan Sehun dan berbalik.

“Apa saja yang kau tahu, kau bilang kau membaca semua nya.” tanya Sena, dengan nada gusar nya yang bisa Sehun rasakan dengan jelas.

Laki-laki itu tak menjawab seketika. Ia lebih memilih bungkam untuk beberapa saat, meneliti setiap jengkal wajah gadis yang berdiri dihadapannya, bagaimana ekspresi khawatir bercampur ketakutan yang menjadi satu. Tak pelak membuat sudut bibir Sehun terangkat naik membentuk seringai kecil, "tak banyak... hanya beberapa rahasia kecilmu dan satu itu, kau dari panti asuhan. Apa ada yang lain?"

Sena terkejut mendengarnya. Oh tentu saja, karena bagi Sena rasanya tidak mungkin jika Sehun hanya tahu sampai situ. Tidak mungkin Sehun hanya tahu kalau Sena berasal dari panti asuhan jika Sehun benar-benar membaca seluruh isi buku diary nya.

"Kau tidak bohong 'kan?" Sena memicingkan matanya.

Sehun langsung mengangguk dengan pasti di depan Sena. Membuat gadis itu mau tak mau mempercayainya meskipun jauh dilibuk hati, ia masih merasa bahwa Sehun tahu lebih dari sekedar dirinya yang berasal dari panti.

Karena di dalam buku harian itu dengan jelas Sena menuliskannya. Bahwa dia, bukanlah seorang Yoon. Dia bukanlah keluarga Yoon yang dititipkan di panti asuhan. Dalam buku diary nya, Sena yakin dan ingat pasti bahwa ia menulianya, ketika mengkhianati satu-satunya sahabat demi mendapatkan kehidupan layak yang ia inginkan dan meninggalkan kehidupan kelamnya di panti asuhan. Sena ingat jelas dia menulisnya di sana.

Jadi.... benarkah Sehun tidak tahu tentang itu?

"Lalu, apa kau bilang pada seseorang tentang ku itu?"

"Maksudmu? "

Sena menarik napas dalam. "Kau mengatakannya pada orang lain?!" lantangnya suara Sena, bukan sebuah pertanyaan melainkan sebuah tuduhan.

Sena terlalu frustasi untuk memperpanjang hal ini. Semuanya bisa berubah menjadi semakin pelik, Sena harusnya menahan dirinya, tapi dia terlanjur terlalu takut.

"Aku tidak mengatakan pada siapapun. Sama sekali tidak karena aku masing ingat perjanjian kita." dan bagaimana Sehun menjawab nya dengan senyuman itu seketika menghilangkan kecurigaan dalam benak Sena pada sosok jangkung itu.

Mungkin memang bukan Sehun, atau mungkin juga bukan tentang dirinya dan dia yang disana yang membuat kakaknya berubah seperti itu.

Semua ini mungkin hanya karena mimpi Sena pagi tadi yang membuatnya merasa segusar ini. Ya, mungkin karena itu.

Gadis itu menganggukkan kepala sekolah memahami sesuatu, "kalau begitu aku pergi dulu."

Dan setelahnya Sena pun melangkah pergi dari hadapan Sehun. Meninggalkan cowok itu yang berdiri sendiri di halaman belakang sekolah.

Sementara Sehun menatap punggung Sena yang lama kelamaan tampak mengecil dan menghilang dibalik koridor. Sampai sosok itu hilang, senyum miring pun tercetak dibibir laki-laki itu. Tatapan tidak mengerti itu berubah drastis menjadi tatapan licik yang begitu kelam.

Kemudian satu tangan kanannya mengambil benda kotak berwarna putih dibalik saku celana. Mengetikkan beberapa angka lalu menekan tombol panggil. Dan meletakkan benda itu ditelinga kanannya.

"Halo..." sapa Sehun ketika orang diserang sana menjawab panggilan Sehun.

"Ini siapa? "

"Ini... Oh Sehun."

"Untuk apa kau menghubungiku?!"

Sehun tersenyum miring. "Bukankah kau masih penasaran? Tentang dua Sena yang ada di panti asuhan yang sama dengan adikmu, tujuh tahun lalu?"

"Sialan! Dimana kau bocah tengik?!"

"Ayo bertemu... di kafe Wednesday, jam 4 sore."

***

Semilir angin berhembus kencang di sore hari. Awan kelabu yang menyelimuti langit kota kini mulai menitikkan tetesan air kecil yang lama kelamaan semakin deras. Memaksakan ribuan pasang kaki untuk mematikan diri dan segera berteduh di manapun yang bisa melindungi tubuh masing-masing oleh guyuran derasnya hujan.

Sore itu, Sena baru saja selesai membeli beberapa buku edisi terbaru di toko buku langganannya. Ketika mendapati keadaan diluar toko adalah hujan deras. Gadis itu terpaksa menunda acara pulangnya dan berteduh di depan toko bersama beberapa orang lainnya.

Sekantung buku di kantong plastik yang ia tenteng ditangannya itu kini berpindah ke pelukan hangat nya. Sena tidak akan membiarkan buku barunya basah karena hujan. Meskipun itu tidak mungkin karena kini gadis itu terlindungi.

Gadis itu menengadah, menatap tetesan hujan yang turun dari awan gelap di atas kota.

Dan tiba-tiba saja ia teringat dengan kenangan dimasa kalinya. Yang tidak pernah dia inginkan untuk diingat, yang bahkan tidak sekalipun bagi Sena itu adalah kenangan buruk alih-alih mampu membuat Sena merasa takut dan berubah gusar detik itu juga.

Gadis itu menggeleng keras. Mencoba mengusir segala ingatan yang melintas di pikirannya, menarik napas dalam lalu membuangnya. Ia berpaling menatap jalanan di depannya, tatapannya berkeliling mengamati keadaan sekitar. Sampai akhirnya sepasang bola mata bulatnya itu terkunci pada sebuah pemandangan di sebuah kafe di sebrang jalan.

Disana terdapat dua sosok yang sangat ia kenal. Namun Sena yakin mereka bahkan tidak saling mengenal, tapi melihat dua orang itu yang duduk saling berhadapan.

Membuat dahi Sena mengernyit. Memaksa otak Sena untuk bekerja lebih keras, berpikir senyata mungkin. Apa yang membuat dua orang itu duduk berhadapan seperti itu.

Oh Sehun dan Yoon Seowoo, kakaknya.

Sampai sekelabat ingatan dan rasa curiga, spekulasi dan kemungkinan yang ada beserta ketakutan menjadi satu, kembali datang menghampiri Sena.

Oh Sehun, mungkin saja laki-laki itu berbohong. Mungkin saja dia tau segalanya tentang Sena dan mungkin saja dialah yang menjadi penyebab berubahnya sang 'kakak'.

 Mungkin saja dia tau segalanya tentang Sena dan mungkin saja dialah yang menjadi penyebab berubahnya sang 'kakak'

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
inside out || sehun [re-pub]✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang