1

5 2 0
                                    

Begitu dingin sore ini, daun berguguan membuat suasana musim gugur semakin indah, ditambah suara burung dan cahaya dari sang surya yang hendak menghilang dari pandangan menambah kedamaian di sore hari.

Akankah aku melihat hari seperti ini lagi nanti ? Atau inilah keindahan terakhir yang akan aku lihat ? Entahlah, aku juga tidak tahu.

Namaku Nakata, aku lahir di jepang, 21 Januari 1998. Dengan mengetahui kelahiranku tentunya kalian telah tahu umur ku saat kalian membaca ini. Aku adalah seorang mahasiswa di sebuah kampus di Jepang, keluargaku bisa dibilang berkecukupan. Tapi dengan semua fasilitas yang diberikan aku masih merasa kesepian, tidak adanya teman karena penyakit ku membuatku sangat kesepian. Aku mengidap penyakit yang sampai sekarang belum diketahui oleh ilmuan, aku tidak boleh bersentuhan dengan orang (manusia). Jika itu sampai terjadi maka kulitku akan melepuh, penyakitku makin parah berdasarkan durasi sentuhan, ada satu obat yang dibuat oleh assisten sekaligus dokter pribadiku, dia membuatkan penawar yang berguna jika aku bersentuhan dengan orang saat keluar dari rumah.

Penyakit ini benar - benar membuatku sangat kesepian, tidak ada orang yang menginginkan keberadaanku, karena mereka berfikir aku mengancam bahaya mereka jika lalai, jadi mereka memutuskan untuk menjauh dariku.

1 Maret 2018,
Aku sedang duduk didalam rumahku sambil menghadap jendela, melihat banyak orang lalu lalang, saling bertegur sapa satu sama lain, mereka nampak sangat bahagia. Entah kenapa aku merasa sangat marah melihat hal itu, aku merasa dikucilkan dari masyarakat. Rasa bosan dan kesepian menghampiri jiwaku setiap aku menatap orang - orang diluar sana yang terlihat gembira.

'Bagaimanakah rasanya bahagia, kapan aku terakhir merasakan kegembiraan, apa mereka pernah merasa kesepian seperti aku' beberapa pertanyaan yang paling sering muncul dikepala ku.

Saat ini aku hanya menghela nafas sambil mengutuk diri sendiri atas penyakit yang ada di tubuh ku ini.

Ingin sekali rasanya ikut bertegur sapa dengan mereka, ikut merasakan kebahagiaan jika memiliki kawan. Aku ingat saat terakhir bertegur sapa dengan orang, dia menjabat tanganku waktu aku masih 10 tahun, dan tebak apa yang terjadi. Kulit tanganku langsung melepuh tanpa aba - aba membuat dia dan orang lain melihatku cemas, untung bagiku kejadian itu ada di depan rumah dan ayahku melihatnya. Dia langsung mengambil obat lalu diberikan padaku

"Mulai sekarang, jauhkan dirimu dari masyarakat kalo kau masih ingin bertahan hidup" sebuah kata darinya yang membuatku terpaksa harus merasakan kesepian yang sangat dalam ini.

Orang - orang hanya menganggapku aneh karena selalu sendiri, begitu juga saat disekolah. Aku pergi ke sekolah dengan menggunakan pakaian yang dapat menutupi tubuhku (kecuali bagian leher keatas) ditambah selop tangan hitam dari karet yang membuat penampilanku aneh, bahkan lebih terlihat sebagai seorang pembunuh bayaran. Aku tidak tahan jika seperti ini, aku ingin punya teman. Ingin berbagi dengannya, namun penyakit ini menjadi tembok pemisah duniaku dengan mereka. Beruntung penyakit ini tidak menular, jadi mereka tidak merasakan kesepian dan penderitaan ini.

Love Me Until DieOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz