9. My Heart Just Belongs to You

532 43 7
                                    


Ji Hyo memainkan cincin berlian pemberian Dong Wook di tangannya. Ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan terhadap benda itu. Ia juga tidak tahu apa yang harus ia katakan pada Dong Wook besok. Ji Hyo yakin ia akan menyakiti hati lelaki itu, tapi keputusannya sudah bulat. Ia bertekad untuk menghentikan acara perjodohan ini sebelum segalanya berjalan lebih jauh lagi. Ia tidak bisa menerima Lee Dong Wook, karena sejak dulu sampai sekarang, bahkan mungkin untuk selamanya, hatinya hanya milik Kim Jong Kook.

Ji Hyo menarik napas panjang sebelum memasukkan cincin tadi ke kotaknya. Disimpannya kotak itu di dalam laci lemari. Ia tidak akan memakainya. Akan ia simpan cincin itu sampai Dong Wook kembali nanti. Ketika ia mulai bersiap untuk berangkat bekerja, ada sebuah pesan masuk di ponselnya. Dari Kim Jong Kook.

Seulas senyum otomatis muncul di bibir Ji Hyo. Baru tadi pagi ia melihat lelaki itu, tapi sekarang ia sudah merindukannya. Rasanya meski ia menatap Kim Jong Kook selama 24 jam sehari, itu tidak akan cukup baginya.


Apa kegiatanmu siang ini?


Ji Hyo segera membalas.


Berangkat kerja. Aku bukan gadis pengangguran.

Apa kegiatan Oppa siang ini?


Tak lama, balasan dari Jong Kook datang.


Sedang syuting acara variety. Seru sekali di sini.

Ngomong-ngomong, aku ingin mengajakmu ke suatu tempat nanti malam.


Senyum di bibir Ji Hyo bertambah lebar. Dengan tidak sabar ia membalas, menanyakan tempatnya. Gadis itu sampai lupa bahwa ia sudah hampir terlambat berangkat bekerja. Balasan dari Jong Kook datang lagi.


Kau akan tahu sendiri nanti. Jam berapa kau selesai bekerja?

Akan kujemput di tempat kerjamu.


Diingatkan soal pekerjaan, Ji Hyo seketika melihat jam tangannya dan menjerit kaget. Gawat! Ia akan terlambat! Buru-buru ia meraih tasnya dan berlari keluar apartemen.

***

Pukul 8 malam, Ji Hyo menyudahi aktivitasnya di dapur. Setelah berpindah ke restoran baru dan mendapat pangkat yang lebih tinggi, jadwal pekerjaannya tidak sepadat dulu saat ia masih di Anyang.

"Aku pulang dulu!" pamitnya pada rekan-rekan kerjanya yang lain.

Keluar dari restoran, kepalanya celingukan mencari mobil Jong Kook. Ada beberapa mobil putih yang terparkir tidak jauh dari sana, sementara tadi Jong Kook hanya menyebutkan kalau mobilnya berwarna putih. Karena tidak yakin, Ji Hyo pun menelepon lelaki itu, "Oppa, eodisseo?"

"Kau sudah keluar? Mobilku ada di seberang restoran persis. Kau melihatnya?"

"Aaah, itu?" Ji Hyo melihat mobil berwarna putih berkaca gelap yang terparkir di seberang jalan. Jendela pengemudi sedikit terbuka, memperlihatkan sosok Jong Kook yang duduk di belakang setir. Lelaki itu melambaikan tangan sebelum kembali menutup jendela. Ji Hyo memutuskan sambungan, memasukkan ponsel ke dalam tas, dan segera menyeberang.

"Hai," sapa Jong Kook begitu Ji Hyo duduk di sebelahnya.

Ji Hyo mendaratkan satu ciuman kilat di pipi Jong Kook, lalu memakai sabuk pengaman dengan santai, seolah hal itu bukan apa-apa.

다시 (Again)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang