Nano Nano

528 85 0
                                    

"Hah?"

Aku terdiam sejenak memikirkan perkataan Jihoon hyung.

"Pikirkan itu baik-baik Bae Jinyoung. Kesempatan ini hanya datang sekali dalam seumur hidupmu." Jihoon hyung terus meyakinkan diriku agar aku mengambil kesempatan ini.

Ya, dia memberikan aku kesempatan untuk mengambil pameran di Jepang. Aku sangat ingin pergi kesana, tapi ini tidak akan mudah bagiku, apalagi Minhyun hyung saat ini aku satu tempat tinggal dengannya.

Semakin hari, Minhyun hyung semakin protektif kepadaku semenjak kejadian Hyunbin hyung. Ia sangat menjagaku. Mulai dari mengantarku kuliah sampai pulang pun aku masih ditunggu olehnya seperti anak TK.

Ibu dan ayahku juga menitipkan ku pada Minhyun hyung. Bahkan, mereka menyuruh Minhyun hyung untuk tinggal dirumah kami.

— FLASHBACK —


"Bagaimana Minhyun? Biar paman yang bilang ke ayahmu agar kau tinggal disini dan menemani Jinyoung selama kami tinggal di Singapura."

"–uhuk. Apa? Ayah!" Aku terkejut. Permintaan ayah sangat diluar akal sehat. Memang sih ayah tidak mengetahui kalau aku dan Minhyun hyung pacaran, tapi ini sangat diluar nalar manusia. Tidak, ini sangat diluar nalarku.

Minhyun hyung terdiam. "Eung– paman, aku belum bisa memutuskan apapun. Semua keputusan ada ditangan ayah dan aku hanya menuruti semua keputusan ayah."

Aku menarik nafas lega. Untung aku memiliki kekasih yang pemikirannya dewasa. Entah kenapa saat ini aku begitu bersyukur.

— FLASHBACK END —

"Lalu bagaimana sekarang?"

Aku terdiam sejenak. "Pergilah."

Tiba-tiba suara yang tak asing muncul di belakangku. Aku menoleh, "Hm? Kau yakin? Jangan-jangan...."

Iya tersenyum tipis, "Ya, aku akan ikut."

Benarkan, ini benar-benar tidak mudah bagiku. Dia selalu mengikutiku kemanapun aku pergi. Aku menghela nafas panjang. Jihoon hyung ikut terdiam melihat Minhyun hyung.

"Ada apa?" Minhyun hyung menatapku, Jihoon hyung, dan Woojin hyung.

"Ish, hyung, ini pameran besar dan akan membutuhkan waktu lama. Jangan membuang-buang waktumu hanya untuk menjagaku. Lagian disana aku bersama Daehwi dan Guanlin. Berhentilah mengkhawatirkan diriku. Aku bukan anak kecil lagi." Ini bukan merajuk, tapi sungguh, semua keadaannya membuatku tidak nyaman.

"Bukan masalah itu. Memangnya kau bisa bahasa Jepang?" Minhyun hyung menatapku. Aku berkedip dan melihat Jihoon hyung. "Daehwi bisa." Jawab Guanlin yang datang bersama Daehwi.

"Ya, aku bisa hyung. Aku sempat tinggal di Jepang. Makam ayahku pun ada di Jepang. Jangan khawatir." ucap Daehwi menenangkan Minhyun hyung. Minhyun hyung menatap kami secara bergantian.

Kami semua terdiam. Dan ia mengangguk, "Baik, aku harap kalian menjaga Jinyoung ya. Kalau gitu, aku tinggal."

Minhyun hyung pergi meninggalkan kami. Aku menatap heran pada teman-teman ku. "Apa dia marah?" tanya Jihoon hyung. Aku menggeleng heran. "Entahlah hyung, aku tak tahu."


•••

Aku coba mencari keberadaan Hwang Minhyun. Sungguh, ini berat bagiku. Ia tiba-tiba menghilang seharian ini.

"Maaf hyung, apa Minhyun hyung didalam?" tanyaku pada salah satu teman sekelasnya.

"Hari ini Minhyun tidak mengikuti kelas sama sekali. Dia tidak terlihat sejak tadi."

Ya tuhan Hwang Minhyun. Jangan menghilang seperti ini. Aku merasa gila, dimana sebenarnya dirimu?



























Tada!!! Maaf ya rada late late late update. Sibuk soalnya hehe.

CandyWhere stories live. Discover now