Dugun Candy

629 99 0
                                    

Aku terjebak.

Kenapa juga Hyunbin kesini. Apa Jinyoung mengundangnya? Ah, tapi mustahil. Aku melihat ekspresi itu. Ekspresi takut.

"Mau apa kesini?"

Kenapa kamu harus buka suara, Bae Jinyoung?

"Aku tak tahu kalau ada Minhyun hyung. Tadinya hanya ingin menemanimu." mata Hyunbin sedikit melihat kearahku. Suasana ini sangat tak nyaman.

"Hah lucu, aku tak pernah berharap. Kamu tahu, sangat sedikit peluangmu buat berteman denganku bukan? Cukup, aku lelah dan tidak butuh penjelasan apapun. Pergi."

Aku melihat nya. Tatapan itu. Tatapan benci. Aku sangat mengetahui sifatnya. Tatapan dalam itu membuat semua orang tertegun termasuk diriku. Mata hitamnya yang dalam membuat seorang masuk kedalamnya. Terjebak dan tak bisa meminta pertolongan siapapun.

"Ya tuhan, Baejin. Aku sudah bilang, aku tidak akan berhenti. Sudahlah." Hyunbin terus menggoda Jinyoung.

— Minhyun POV end —


Ah, suasananya begitu tak mengenakan sekali. Jinyoung terlihat kesal begitupun Minhyun.

"Sudah Kwon Hyunbin. Pergi. Kamu tidak lihat wajah Jinyoung?" Minhyun coba meminta Hyunbin pergi. Tapi, itu mustahil terjadi.

Jinyoung menghela nafas berat, "Sudahlah, aku mengalami situasi sulit. Dan kau, Kwon Hyunbin, menambah situasi ini semakin sulit."

"Benarkah? Bukannya Hwang Minhyun yang menambah situasi sulit ini? Ayolah, dia itu 'bekas' dari orang lain."


Minhyun mulai emosi tapi Jinyoung memegang tangannya erat, sangat erat. Ya, Jinyoung dan Minhyun memang emosi tapi Jinyoung lebih bisa mengendalikan emosinya.

"Hyung, apapun yang terjadi padamu dan Minhyun hyung dulu itu aku tak peduli. Itu sudah jadi masa lalu kalian. Hari ini dan seterusnya aku memilih mencintainya. Mencintai dirinya yang apa adanya. Dia. Dia yang menganggap aku adik sedari dulu, sudah bisa mencintaiku apa adanya pula. Kalau kau masih berurusan dengannya silahkan, tapi jangan pernah berusaha merusak segalannya. Paham?"

Jinyoung menata tajam pada Hyunbin. Tatapan ini pernah dilihat Minhyun waktu mereka memutuskan untuk mengakhiri semuanya. 1 tahun lalu.


— FLASHBACK —

"Ya tapi kenapa? Kenapa harus putus?"

Mata Jinyoung menahannya. Panas. Mungkin sebentar lagi ia akan menangis. Tidak, tidak boleh, jangan.

"Ada yang harus aku pertimbangkan. Banyak sekali. Aku tak tahu kalau pada akhirnya jadi begini. Maafkan hyung."

"....."

Tak ada jawaban apapun untuk Minhyun. Mata hazel itu berubah menjadi hitam kelam, sangat kelam.

"Katakan sesuatu, Bae Jinyoung." Minhyun mencoba berbicara pada Jinyoung.

Masih pada posisi yang sama dan perasaan yang sama. Sangat berbeda suasananya. Begitu kelam dan hening.

Jinyoung menepis tangan Minhyun, kini yang terlihat hanya amarah. "Sudahlah, aku lelah harus menyembunyikan rasa sakitku sendirian. Aku tak membutuhkan dirimu lagi, Hwang Minhyun. Kau tahu, aku menunggu begitu lama dan hanya ini balasannya?"

Jinyoung tertawa sinis pada Minhyun lalu meninggalkannya. Minhyun tertegun disana, ia melihat Bae Jinyoung yang sangat berbeda hari ini.


— FLASHBACK END —

"Sudahlah, aku lelah. Kalian boleh pergi."

Hyunbin hanya tertawa sinis lalu meninggalkan Minhyun dan Jinyoung. Tidak, tidak dengan Hwang Minhyun. Ia masih diam ditempat yang sama dengan harapan yang berbeda. Ia menatap kekasihnya itu. Dia seribu bahasa.

"A—"

"Jangan mengatakan apapun hari ini, Jinyoung-ah. Aku tahu kamu masih cukup emosi. Tapi, jangan luapkan itu didepanku." Minhyun memegang tangan Jinyoung begitu erat.

"... Aku akan berusaha mengubah semua keadaan. Aku sangat serius dan ini akan jadi awal yang baik untuk kita berdua bukan?"

Jinyoung hanya tertunduk. Tiba-tiba ia memeluk Minhyun lalu menangis.

"Aku lelah menanggung semuanya sendirian, aku tahu aku bodoh. Tapi, kenapa orang-orang tak pernah paham keadaannya?" Jinyoung berusaha untuk tidak menangis didepan Minhyun, tapi, pertahanannya runtuh begitu saja.

Minhyun mengelus rambut Jinyoung pelan, ia mencoba menenangkan Jinyoung. "Shhh, sudah. Mari kita lewati ini bersama. Janji padaku kalau kau akan terbuka untuk segala hal mulai saat ini."

Jinyoung mengangguk setuju.



Tak terasa waktu sudah pukul 10 malam dan anehnya Jinyoung terbangun dikamar.

"He. . ."

Begitu hening. Dimana Hwang Minhyun?

"Kau mencariku?" Minhyun muncul dari balik tirai.

Wajah Jinyoung terkejut tapi kenapa begitu datar?

"Kau masih disini?"

Minhyun mengangguk, "Aku khawatir. Jadi, aku memutuskan menginap disini. Jangan protes."

"Me–menginap. . . .?"

Minhyun tersenyum.

CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang