Hazelnut

1.1K 131 14
                                    


Jinyoung memutar-mutar pulpennya sambil memakan permen favoritenya, yap, Permen Nougat khas negara yang terkenal akan menara eiffel, Perancis.

Matanya tertuju pada buku bergambar dan juga warna-warni buku. Kelas baru saja usai, Jinyoung masih berdiam diri dikelas dan masih tertarik dengan warna-warni buku bergambar yang diberikan Kwon Hyunbin untuknya sebagai hadiah atas prestasi Jinyoung.


"Jinyoungㅡie."

Jihoon dan Woojin memasuki kelas Jinyoung sambil membawa banyak camilan.

"Hey, kepala kecil. Jangan terus-terusan terpaku pada burung-burung bangau itu. Sesekali tengoklah aku. Apa kau tak merindukan aku?" Woojin mencoba menggoda Jinyoung, tapi aksinya malah membuat Jihoon marah.

"Dasar bodoh, diam kau!" pekik Jihoon sambil memukul kepala Woojin memakai buku.

Woojin mengusap-usap kepalanya, "Sakitㅡkekasih macam apa yang tega pada kekasihnya sendiri?"


Jinyoung yang tak tertarik pada perdebatan kedua orang ini masih memandangi bukunya.


 "Jinyoung. Aku memang sudah lama mengakhiri hubunganku dengan Minhyun. Tapi entah kenapa, aku jadi lebih tertarik padamu. Hah, bodoh memang. Tapi aku, Kwon Hyunbin, tak akan menyerah untuk mendapatkan hatimu. Sekali lagi, aku akan berusaha."


Hah? Hubungannya dengan Minhyun hyung? Apa merekaㅡ ah, sudahlah Bae Jinyoung, itu bukan urusanmu. Tak masalah kalau ternyata mereka ituㅡ


"Bae Jinyoung."

Lagi-lagi, suara yang memekik telinga Jinyoung terdengar. Woojin dan Jihoon yang sedari tadi berdebat pun tiba-tiba terdiam. Ya, Hwang Minhyun menghampiri Jinyoung lagi dan lagi.


"Jinyoungㅡah, aku rasa kami harusㅡ"

"Tidak, kalian tetap disini." cegah Jinyoung pada 2park. Lagi-lagi, Woojin dan Jihoon harus melihat suasana ini. Suasana menegangkan ini. Ada apa sebenarnya?


Minhyun menyeret kursi yang berada dimeja sebelah meja Jinyoung. Ia melambaikan tangan pada Woojin dan Jihoon. Mereka membalas lambaian itu dengan kikuk.


"Ada urusan apa sampai jauh-jauh kesini? Hyung tidak lihat, semua perempuan dikampus ini memperhatikan kelas ini." Jinyoung melihat kearah jendela. Disana penuh dengan suara gadis-gadis yang berteriak histeris. Itu membuat Jinyoung tidak nyaman.


Minhyun mengacak rambut Jinyoung pelan, "Aku merindukanmu. Apa itu aneh? Tidak kan?"


"Huhㅡ" Jinyoung berdecak kesal, "Merindukanku? Kau itu hanyaㅡ"

"Hanya mantan kekasih yang sudah lama tidak berkabar dan tiba-tiba datang kan?" sela Minhyun membuat Jinyoung bungkam seribu bahasa.


Lagi-lagi, ekspresi tidak peduli Jinyoung membuat Minhyun gemas.

"Astaga, Bae Jinyoung. Itu ekspresi yang sama ketika aku tidak membelikan nougat favoritemu. Nougat hazelnut."


Jinyoung hanya menahannya. Menahan agar amarahnya tidak keluar. Dia masih mencintainya tapi sedetik kemudian runtuh begitu saja.


"Aku dengar, Hyunbin mendekatimu. Benar?"

Jinyoung memutar matanya lagi. Ia merasa kesal tapi disatu sisi perasaannya terasa campur aduk.


"Hyung, ayo kita bicarakan ditempat yang lebih sepi. Aku lelah." Jinyoung membereskan barang-barangnya. Hal ini membuat Minhyun terasa sesak. Sepertinya akan ada kejadian yang akan menohok hatinya.

  ㅡ 

"Berhentilah menjadi kacang dalam hidupku."


Jinyoung duduk dibawah pohon besar ditaman belakang kampus. Ia melihat daun-daun berguguran, angin yang menerpa wajahnya.


Jinyoung, stop seperti itu. Batin Minhyun mulai berkecamuk.


"Hyung, bisakah hubungan kita semanis permen yang kusuka?"




[NB: tadaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa. No caption ah, haha!]

CandyWhere stories live. Discover now