10. Secret

24K 2.7K 267
                                    

SELAGI menunggu wanita itu turun, Kim Taehyung hanya bisa menghela gusar dengan ponsel yang senantiasa menempel di telinganya. Suara gemerusuk terdengar berulang kali, berasal dari ponsel dan ia meyakini bahwa Seohee saat ini pasti sedang sibuk-sibuknya mempersiapkan diri sebelum mereka pergi dinner.

Seorang resepsionis yang tengah bertugas melirik Taehyung beberapa kali dengan semburat merah di pipinya dan hal tersebut sukses membuat pria itu mengerling, menggoda dengan kurang ajarnya disertai senyuman manis guna melumpuhkan sang lawan. Lihat betapa senangnya si wanita resepsionis ketika Taehyung hampir mendekat dengan langkah lebar dan tiba-tiba saja pria itu harus berhenti usai mendengar suara lagi dari ponselnya yang memang belum mengakhiri panggilan dengan sang istri.

"Hei, Jung." Suara ragu Seohee mengalun di telinganya, seolah wanita itu tengah berada di depannya walau fakta menunjukkan bahwa Seohee masih berada di apartemen bersama dengan Jungkook yang baru saja kembali. Taehyung meneguk salivanya, mengatur napas dengan senormal mungkin disertai guratan khawatir, menggigit bibir bawahnya hingga membuat wanita resepsionis meneguk ludahnya serta merta pikiran tak karuan. Taehyung terlalu seksi untuk disebut sebagai pria dewasa.

Atensinya menyorot lurus lalu bergulir memerhatikan beberapa orang yang memasuki lobby apartemen. Gelagatnya tak tenang saat menyimak obrolan keduanya lewat ponsel.

"Aku ingin mengobati lukamu, Berengsek!" ada sedikit rasa terkejut yang membuat pria itu harus buru-buru menjauhkan ponsel dari telinganya dan kalimat kotor lain kembali berkunjung ke rungunya; yang ia yakini adalah suara sang adik.

"Aku ingin dicium, Berengsek!" gigi-gigi pria itu langsung bergemeletuk samar, menampilkan sirat tak tenang hingga pelipisnya terasa berkedut ringan mendengar suara gemerusuk dari ponsel. Lidahnya mendecak dengan pikiran yang berkeliaran kemana-mana. Dalam hati, dirinya menyumpah serapah Jungkook entah karena apa. Taehyung membayangkan hal aneh dalam kepalanya―saat Jungkook dengan berani mencium istrinya lalu kedua orang itu saling menindih satu sama lain di atas sofa.

Tubuhnya mendadak kaku, jantungnya memacu lebih cepat sementara wajahnya memanas hanya dengan membayangkan hal yang sebenarnya belum tentu benar-benar dilakukan oleh Jungkook juga Seohee di belakangnya.

Sesuatu mungkin telah berhasil mengubah Taehyung untuk beberapa alasan. Menekan dirinya untuk mulai bersikap was-was bahkan pada adiknya sendiri sekali pun hal tersebut tak sepantasnya ia lakukan.

Arloji di pergelangan tangan telah menunjukkan pukul tujuh, hampir―masih kurang beberapa menit lagi untuk menjadi tepat dan Taehyung hanya bisa menghela napas sambil terus menyimak obrolan dua orang yang bahkan tak dapat ia lihat saat ini. Pikirannya yang berkeliaran tak tentu arah justru malah terkesan membuang-buang waktu namun entah kenapa ia masih berdiri di sana seperti orang dungu, membuat resepsionis yang bertugas semakin gencar mengamati tiap lakunya.

Demi apapun, Taehyung malah sama sekali tidak merasa terusik diamati seperti seorang aktor terkenal atau pun penyanyi rock tampan yang sedang naik daun. Kalau saja ia memiliki profesi seperti itu, ia pasti akan senang hati membubuhkan tanda tangan―dengan ketentuan, pastinya. Tidur di hotel sehari semalam terdengar menarik untuk sebuah imbalan tanda tangan.

Tiba-tiba saja, Taehyung mengakhiri panggilan saat suara debum pintu berkumandang yang mungkin saja menandakan Seohee baru keluar dari apartemen. Sudut bibir Taehyung rasanya berkedut, agak kesal telah menyimak obrolan antara Seohee dan Jungkook. Meski mereka hanya terdengar saling mengejek, entah kenapa Taehyung merasa keduanya sangat intim. Ah, wanita itu―kenapa tak sadar bahwa panggilan masih terhubung dan Taehyung―kenapa masih saja mau menyimak jika akhirnya jadi merasa jengkel? Resiko menjadi orang asing di hati seseorang adalah―harus menahan diri meski ia merasa penasaran setengah mati.

Trapped by DesireTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang