Slutt!

Diselipkannya amplop itu dicelah bawah pintu berkawan bangau lantas kembali berlari balik kanan.

31 Maret.

"Jisoo.."

Sang boneka porselen hidup bersimpuh dihadapan gundukan tanah merah. Melirih pelan seraya mengusapnya.

"Aku merindukanmu.. Aku rindu seluruh waktu yang ku lalui bersamamu.."

Tes!

"Hiks!" Rose menitikan air matanya dengan tangan masih setia mengusapi gundukan itu.

"Akh!" Rose merintih tipis seraya memegangi kepalanya yang terasa sedikit nyeri sisa mabuk kemarin. Ya. Mabuk guna melepas gundah akan rencana kepergian pangerannya.

"Aku juga merindukanmu!" seru Rose beralih pada gundukan di samping gundukan sebelumnya. Gundukan yang berbeda dari gundukan lain sebab lebih kecil. Besarnya hanya seperempat dari gundukan lain.

Rose melepas kacamatanya.

"Kau tahu, hingga sekarang aku masih menjaga ikrarku padamu." lirih Rose menghapus air matanya. "Kau senang bukan?"

Deru angin menyapanya. Seakan menjawab 'Iya' akan tanyanya. Rose tersenyum.

Hari ke-28. Hari terakhir.

Sang gadis bakpau melangkah riang menuju Ajisai Gakuen.

Semua murid yang berpapasan dengannya melempar tatap mengintimidasi. Melecehkannya sebab menganggapnya akan segera ditendang dari sekolah. Namun Lalice yang polos jelas tak terpengaruh.

"LALLIIIIICCCCEEEE!!!" Hayi-Suhyun menjerit hingga telinganya berdenging kala ia menginjakan kaki digerbang.

"Apa?" tanya Lalice polos.

Puk!

Jitakan Hayi mendarat di pucuk kepalanya.

"Aduh! Apa maksudmu?" tanya Lalice polos.

"Kau ini bagaimana! Ini hari terakhir!" pekik Suhyun.

"Hari terakhir apa?" tanya Lalice polos.

"Kau ini kenapa innocent sekali sih?! Sebenarnya kau ini polos atau bodoh?!" kesal Hayi.

"Un? Tidak tahu. Mungkin keduanya." jawab Lalice polos.

"Ahh terserahlah! Yang penting kau jangan pergi! Aku mohon!" jerit Suhyun.

"Aku tak rela kau meninggalkanku! Aku takkan sanggup!" balas Hayi.

"Ohh ayolah! Aku tidak kemana-mana. Lihat! Aku disini." jawab Lalice polos.

"Ini hari kedua puluh delapan!" balas Hayi.

"Ini hari terakhir!" tambah Suhyun.

Lalice menghela nafas lelah dengan kelakuan berlebihan Hayi-Suhyun yang kini malah makin menggila hingga meraung-raung dengan mendekapnya luar biasa erat.

Tap! Tap! Tap!

"Bobby-san!" panggil Lalice susah payah kala Bobby melintasi gerbang.

"Butuh bantuan?"

"Ha'i! Ha'i! Aku butuh bantuanmu! Lepaskan.. Uhuk! mereka dariku! Uhuk! Aku.. Aku tidak.. Uhuk! Uhuk! Bisa.. Berna.. Fas.." paras Lalice telah memucat kekurangan oksigen mungkin sesaat lagi akan membiru.

Ajisai Gakuen -Hydrangea School- [JunRos, BobLis, JenBin] (END)Where stories live. Discover now