Bab XI ~ Surprise

239 18 1
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Lilianne pulang ke rumah dengan wajah yang bersinar seperti pohon natal,terus terang aku bingung apalagi saat dia mengajakku loncat-loncat seperti anak kecil.

" Kau kenapa? Wajahmu sudah seperti lampu natal saja"

" Aku ditawari pekerjaan oleh seseorang gajinya lumayan."

" Benarkah pekerjaan apa?"

" Sebagai photo model dewasa."

" Kau yakin? Bukankah kau tipe pemalu? Dan jaman sekarang banyak penipuan li."

" Aku tahu tapi aku telah menyelidiki semuanya dan ini bukan penipuan."

"Jika itu sudah keinginanmu aku turut bahagia." kataku sambil memeluk tubuh mungil kakakku.

Kalau boleh jujur aku tidak suka ide tentang kakakku yang harus bergaya dengan pakaian yang terbuka karena aku tahu dia akan tidak nyaman melakukannya. Ini semua karena aku,aku tahu itu tapi dia tidak mengijinkan aku untuk membantunya. Aku merasa seperti parasit yang menggrogoti inangnya. Meski lilianne selalu bilang aku bukan seperti itu.

Kehidupan ekonomi kami mulai membaik setelah lilianne secara resmi menerima pekerjaan itu. Dan dia punya waktu yang cukup banyak untuknya beristirahat,meski jam kerjanya tidak teratur. Terkadang dia harus bekerja saat aku masih tidur,kadang juga dia baru pulang saat aku tidur. Tapi yang jelas seberapapun sibuknya lillianne dia tidak lupa memasakan makanan untukku.

Setahun kemudian, lilianne mengajakku ke lokasi pemotretannya untuk mengenalkan aku kepada bos dan rekannya yang sudah ia anggap seperti sahabat. Dengan memakai pakaian santai tapi masih terlihat sopan kami berangkat. Sesampainya disana kami di sambut oleh para kru dan lilianne berganti pakaian. Saat itulah aku melihatnya datang bergandengan tangan dengan orang yang sepertinya selalu bersamanya. Albert. Saat itulah aku sadar bahwa hubungan Ge dan Albert bukan sekedar teman,dan itu berarti Ge seorang Gay. Rasa kecewa,sedih dan juga terkejut bercampur menjadi satu hingga aku terdiam.

" Em..are you oke?" Lilianne telah membawaku kembali.aku berterima kasih.

" Im Okay."

" Ayo,akan aku kenalkan pada sahabatku." Dan Lilianne menarikku mendekati mereka. Aku menghitung dalam hati menenangkan jantungku yang masih berdetak begitu kencang ditambah perihnya patah hati.

" Hai guys..perkenalkan ini adikku Emma."

" Lama tidak bertemu em.." sapa Ge ramah.

" Kalian sudah saling kenal ternyata. Kenal dimana?"

" Yah..kalau tidak ada orang bodoh yang tidak bisa menyebrang,kami tidak bisa berkenalan."

" Hah..apa maksudmu Al?"

" Kau tidak perlu memikirkannya li,kita harus bergegas sebelum matahari tenggelam."

Mereka meninggalkanku dengan Albert yang tengah memandangku tajam. Dia pikir aku takut dengan cara dia memandangku,tidak akan aku bahkan ingin mencongkel matanya lalu memberikan kepada ikan-ikan di laut.

" Ternyata kau adiknya Lilianne." katanya dengan nada suara yang aneh. Aku rasa ada makna dibalik perkataannya.

" Pernyataan yang bodoh."

" Dengar ya bitch..aku tahu permainanmu. Jika kau menggunakan kakakmu untuk mendekati Ge maka aku akan gunakan dia untuk menyakitimu." katanya lalu berbalik pergi.

Aku melihat kearah mereka yang sedang berpose mesra, jujur aku ingin berada di posisi Lilianne saat ini begitu dekat tanpa rasa canggung. Oh my..Lihat otot-otot lengannya itu terlihat kokoh dan lihat otot-otot perutnya. Dia terlihat seribu kali lebih sexy dari bayanganku. Sejak bertemu dengan Ge dia membangkitkan sisi feminimeku yang selama ini ku sembunyikan. Mereka telah selesai saat matahari sudah terbenam, aku,lilianne dan Ge menuju tempat makan. Albert tidak bisa ikut karena dia bilang sedang banyak pekerjaan. Kami pergi bertiga dengan mobil Lilianne aku dan Ge di depan dan Lilianne sendiri di belakang.

" Well- aku tidak menyangka kau adik Lilianne."

" Ternyata dunia tidak sebesar yang aku kira."

" Dunia memang luas,londonlah yang tidak sebesar yang kau kira."

" Begitu juga boleh."

" Kau dan Albert sudah kenal berapa lama?"

" Kami satu angkatan di sma yang sama. Kenapa kau bertanya?"

" Hehe..karena kalian sangat dekat."

Rupanya alasan Lilianne diam karena dia ketiduaran,aku kira dia memberikan aku kesempatan untuk mengobrol dengan Ge.

" Li..bangun kita sudah sampai."

" Maaf aku ketiduran."

" Take easy Hon."

" Hon?" tanyaku. Aku bukanlah orang yang akan mengucapkan kata yang menunjukan perasaan kepada orang lain kecuali jika kami sudah dekat.

" Ge memanggilku seperti itu sejak beberapa minggu setelah kami bertemu."

" Kalian tahu aku tidak mudah dekat dengan perempuan tapi dengan kalian entah kenapa membuatku tidak ingin jauh. Jadi aku juga akan memanggilmu Hon,kau tidak perlu cemburu em.." Aku tersenyum tipis semudah itukah aku ditebak.

" Sudahlah Ge,kau tidak perlu menggoda emma lagi. Pipinya sudah memerah." mereka tertawa.

" mereka tertawa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
The Cherrys~Book of EmmaWhere stories live. Discover now