PROLOG

243K 13.6K 3.6K
                                    

Nama gua Romi. Sering di panggil dengan julukan Getok (dibaca:G-tok). Cerita ini berawal dari tahun 2004. Di saat gua masih menjadi pelajar kelas satu di sekolah menengah ke atas di Ibu Kota.

Gua adalah anak Jakarta ujung selatan yang menempuh pendidikan di bangku sekolah teknik menengah. Yang di kenal dengan nama STM!

Iya, gua anak STM!

Yang dimana-mana anak STM selalu di anggap nyeremin, biang perusuh, berandalan atau bahkan bajingan yang sering nongkrong di pinggir jalan. Dan masih banyak lagi kata-kata negatif yang di tunjukan untuk kami.

Selain isinya kebanyakan cowok, setiap ada berita tawuran di media gak jauh-jauh pasti pelakunya anak STM. Makanya kalau sekarang mendengar kata anak STM sudah pasti dianggap sebagai "anak nakal".

Entah kenapa gua masuk STM. Jenis sekolahan di mana gua gak akan melihat mahluk berjenis kelamin perempuan. Yah, karena kebanyakan isinya laki-laki dekil and the kumel yang selalu wara-wiri dengan dandanan apa adanya. Lulus dari SMP gua terjebak oleh rayuan seorang kawan satu tongkrongan bernama Buluk.

Yang katanya di STM itu:

"Elu bisa terlihat gagah dan jantan di mata kaum hawa manapun di Seantero Jakarta!"

Padahal aslinya bullshit!

Sangat omong kosong!

Iming-imingan seorang Buluk mengatakan kalau lu jadi anak STM otomatis elu punya nilai lebih di banding pelajar lain. Elu bakal terlihat maskulin, keren, dan gagah di mata kaum-kaum Hawa. Mendengar kata-kata manis nan indah itu membuat gua langsung mencoret SMA dari list keinginan gua!

Tapi ucapan Buluk malah jadi blunder besar dalam kehidupan gua. Ternyata bukannya dapet cewek, malah gua di dempet cowok!

Padahal gua dulu selalu mengidam-idamkan masuk SMA favorit bersama cewek-cewek ber-style anak gaul Jakarta. Nongkrong di tempat-tempat elite, kemana-mana selalu naik mobil pribadi, dengan rambut tersisir rapih dan semerbak parfum wangi yang dapat membuat gadis manapun bertekuk lutut!

Gua pikir itu semua yang akan terjadi...

Ternyata gue malah masuk STM bersama cowok-cowok berpenampilan serampangan bertampang sangar yang jarang banget mandi dan tanpa adanya cewek! Sebenernya ada satu cewek di kelas gua, tapi yaudahlah sepele, toh dia udah gua anggap sebagai cowok juga...

Seperti yang sudah gua duga dari awal masuk STM, style gua berubah 180 derajat! Dari model rambut gua yang rapih belah tengah gaya Andy Lau kecebur sumur, kini berubah menjadi Indies Mohawk! Celana begi yang sedikit melorot terpasang emblem di bagian kantung belakang yang robek dan baju junkis yang selalu terlihat kucel mempunyai banyak coretan nama sekolah & basis.

Sepatu sneakers asli dan mahal yang di belikan oleh nyokap juga ikut bertranformasi menjadi sepatu convert biru putih yang lusuh dan robek-robek. Apalagi gua juga jadi jarang make kaos kaki kalau sekolah. Karena kaos kaki gua sudah melarikan diri sewaktu shalat jumat berjamaah di dekat sekolah.

Dan untuk tas yang seharusnya berisi buku pelajaran malah berubah fungsi menjadi tempat penyimpanan celurit, samurai, golok dan gesper kopel. Cara bicara gua yang dulu kaya anak baik-baik juga berubah kaya anak yang lagi mabok lem!

Aahkk...apa dosa gua???

Makanya kalau orang awam ngeliat anak STM suka bingung sendiri. Mungkin mereka berfikir sekolahnya ada peraturan apa nggak sih? Atau jangan-jangan peraturannya lupa di bikin. Kalau di liat dari dandanannya jauh banget dari aturan yang sering diliat di sekolah-sekolah biasa pada umumnya.

Terus gaya jalan gua juga jadi aneh. Kalau jalan kadang kepala gua miringin dan dangakin ke atas biar keliatan cool plus garang gitu kalo lagi malakin anak-anak sekolah lain. Kan di pelem-pelem action kalau mau ngerampok atau berkelahi pasti kepalanya di dangakin atau miringin, terus bilang sama korbannya. "Elu pilih harta atau nyawa?!" Jadi kami-kami sebagai pemuda STM juga mencontoh apa yang di lakukan para aktor di film Action. "Apa lu liat-liat?!" miringin kepala ke kiri. "Berani lu sama gua?!" dangakin ke atas. Lama-lama gaya gua ini udah mirip robot gedek yang lagi mabok balsem.

Pokoknya beda banget sama anak SMA yang terlihat keren, modis, gaul, dan fashionable banget. Liat aja mereka yang bawa Ipod kemana-mana, dengerinnya lagu Blink 182 sambil jalan dengan kuping tersumpel Headset membuat mereka seakan mirip dengan Travis Barker kelilipan semen. Bawa gebetannya ke cafe atau ke tempat-tempat gaul lainnya.

Gila!! Ini tamparan yang sangat pedih buat siswa STM!! Kalian gak boleh diam saja!! Mari kita singsingkan baju, satukan barisan untuk menghabisi kesombongan mereka kawan! Hehehe...

Walaupun begitu kami anak STM yang punya tampang pokerface atau preman mabuk kecubung memang nggak peduli dengan style anak SMA yang udah jauh banget di atas kami. Karena kami masih menganut gaya "jadi diri sendiri gak harus mahal dan mewah" Piss!

SMA dan STM selalu bersaing untuk menjadi yang terbaik. Nggak heran juga kalau anak SMA itu biasa jadi trendsetter buat anak-anak remaja. Pas anak-anak STM lagi seru-serunya maen adu cupang, anak SMA udah main poker yang skala judinya lebih besar dari pada adu cupang itu sendiri. Lalu di kala anak-anak SMA nongkrong di Kemang atau di percafean elite lainnya. Anak STM nongkrong di warung pinggir jalan, halte, atau stasiun sambil ngerokok yang di beli ketengan, udah gitu joinan, rokoknya satu yang isep sampe dua belas orang!

Nah loh! Terus gimana rasanya di tindas sama keadaan? Dimana keadilan buat kami anak-anak STM???

Tapi semua itu sudah berlalu, untuk apa menyesali keadaan yang situasinya gak bisa kita rubah. Yang terjadi biarlah terjadi. Because life must go on!

Gua bangga menjadi anak STM! Karena di sini mengajarkan gua arti dari persahabatan dan kesolidaritasan yang tinggi. Pertemanan kami di bentuk tidak dari harta, tahta, ras, maupun agama, bukan dari siapa kamu dan siapa saya? Tapi kami di bentuk dengan rasa toleransi dan kebersamaan yang kuat. Memang terdengar sedikit berlebihan tapi itulah fakta anak STM. Tidak ada yang palsu dalam persahabatan kami, semuanya murni karena ketulusan.

Gua masuk STM di jalan raya pasar minggu, jakarta selatan. Kenapa gua memilih STM yang berada di situ? Karena di satu komplek sekolahan terdapat SMA yang berjejeran dengan sekolah kami. Ada SMA, ada pula yang namanya perempuan!! He..he..he..

Tapi sayang harapan untuk menggarap kaum hawa sirna ketika pertama kali gua menginjakan kaki di sana. Ternyata anak-anak sekolah di tempat gua itu tempatnya para serigala kelaparan yang suka menantang bahaya di jalan. STM gua terkenal dengan biang kerok tawuran di jakarta selatan, tukang palak, atau berandalan jalur. Walau sebenarnya kami tidak pernah merusuh di kandang sendiri, tapi dengan otomatis para gadis-gadis langsung menjauh ketika tahu bahwa gua anak STM! Hiks..hiks..hiks..

BADJINGANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang