Al Diva Mahendra

5.4K 208 28
                                    

[The Seventh Super Moon]
- Coronation Of Assassins -

♠♣♠

[Author POV's]

Suara kicauan burung di pagi hari terasa sangat tentram. Sebagian orang pergi menuju ke ladang dengan ekspresi bahagia. Panen purnama kali ini sangat melimpah. Itu alasan mereka bahagia.

Percakapan demi percakapan mulai menghiasi pagi yang indah ini. Burung-burung semakin berkicau ria melihat pemandangan yang mereka lihat di langit.

Sebuah pelangi yang membentang luas menghiasi langit yang tenang. Suatu fenomena yang selalu terjadi di pagi hari pada purnama ketujuh.

Ketika semua orang sedang bersendau gurau di depan rumah mereka, seorang pemuda malah mendekam diri di kamar kecilnya. Ia tidak nampak bahagia. Raut wajahnya menunjukkan jika dia sedang gelisah dan marah.

Pemuda itu sudah meringkuk di pojok kamarnya sedari kemarin malam. Mimpi buruknya akan segera terjadi. Malam ini, dia akan mendapatkan sebuah kenyataan pahit. Ketika purnama ketujuh sudah mulai menampakkan wajahnya, maka ia harus siap berhubungan dengan kematian.

Knock

Knock

Terdengar suara ketukan pintu. Rupanya, suara tersebut berasal dari pintu kamar pemuda tersebut. Suara ketukan tersebut kemudian di susul dengan suara lembut perempuan. Khas sekali dengan suara keibuan.

"Al Diva?! Sarapan dulu, sayang. Mom sudah membuatkan krim sup kesukaanmu." Ujar Divina–Ibu dari Al Diva.

"Baiklah, Mom!" Balas Al.

Al berdiri dari tempat meringkuknya. Dengan langkah gontai, dia berjalan menuju pintu kamarnya. Al membuka pintu berwarna coklat muda tersebut dengan sangat malas.

Mom-nya sudah tidak lagi berada di depan kamarnya. Al pun melangkahkan kakinya menuju ke ruang makan untuk menyantap sarapan pagi ini. Tanpa mandi pun, Al tetap terlihat tampan.

Pietro Boselli[Al Diva Mahendra]

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Pietro Boselli
[Al Diva Mahendra]

Semua perempuan di desanya selalu saja mendekatinya. Akan tetapi, Al masih belum ingin menjalani hubungan. Ataukah, dia tidak mengetehaui bagaimana itu cinta?

Ah, Al tidak sempat memikirkan hal-hal seperti itu. Sebagai anak sulung dari keluarga Mahendra dalam klan Eragon, dia hanya sibuk untuk berlatih dan berlatih.

Pukulan demi pukulan adalah makanannya sehari-hari. Besi-besi dengan berat ratusan kilo membuat tubuhnya menjadi kekar seperti itu. Tentunya.

Assassins - Magic In LoveWhere stories live. Discover now