Part 8

21 0 0
                                    

Hello guys,, udah lama banged yaa penulis Ga posting ini lanjutan cerita. Duh pastinya udah penasaran banged kan??? Maaf keeen kesibukan penulis yaa hihihiuuu , lagi sibuk nyari kerja ke sono ke mari ne guys , doakan segera dapat kerja yaa....
Okay kita lanjut ceritanyaaa yaaa,,,,

Malam itu aku tak bisa tidur, berharap cepat datangnya pagi namun pagi tak kunjung datang. Ingin segera keluar dari tempat ini dan segera menjemput impian sederhanaku. KU pejamkan mata namun tak kunjung terpejam, aku mengambil buku diaryku dan menuliskan semua keluh kesah kU di dalam buku harian itu. Rasa takut terus mendera kalbuku, ingin rasanya semua ini cepat berakhir dan berlalu. Namun aku tak bisa mempercepat waktu dan aku pun pasrah dengan keadaan. Lelah Tuhan harus terkurung di tempat sepi ini, aku masih ingin berjuang bersama impian-impianku. Namun aku tak bisa apa2 selain pasrah dengan keadaan.

Ini adalah tahun ke tiga aku mengalami fase bipolar. Aku seperti hidup dalam kesunyian, aku tak lagi punya semangat untuk menggapai impianku bahkan untuk menjalani hari saja rasanya sudah tak sanggup. Walaupun memang saat ini ada sosok dia yang menemani hari-hariku namun itu tak bisa membuat hariku lebih berwarna dari tiga tahun yang lalu. Memang bayang-bayang masa lalu itu masih membekas dalam relungku dan aku tak tahu sampai kapan aku bisa menghapusnya.

Kadang terlintas di benakku untuk mengakhiri semua perjalanan panjang ini namun itu tak akan mungkin terjadi karena aku masih punya hidup yang ntah sampai kapan akan berakhir.

Ah...andai aku tak pernah mengidap penyakit jiwa ini pasti aku sudah bahagia layaknya teman-temanku. Yang bisa bebas bekerja di mana pun mereka suka, bisa bebas pergi liburan, bisa bahagia bersama kekasih mereka dan itu yang tak akan mungkin bisa aku rasakan.

Benar aku butuh semua cerita bahagia itu namun aku belum juga mendapatkannya. Aku lebih suka dengan kesendirianku dan aku lebih suka menarik diri dari lingkungan. Ntah mungkin sudah jenuh atau memang karena penyakit ini yang sudah lama membelenggu jiwaku.

Andai Tuhan memberiku satu permintaan, aku hanya ingin sekali saja hidup bahagia tanpa rasa sakit ini.

Akh...itu tak akan mungkin terjadi karena penyakit ini tak akan mau pergi dari hidupku walau pun aku mati-matian memintanya. Haruskah aku lalui ini semua lagi dan lagi dengan air mata??
aku malu punya takdir hidup seperti ini, aku malu dan bahkan aku tak lagi bisa menjadi diriku sendiri dengan adanya gangguan jiwa ini.

Andai aku masih punya kesempatan untuk merubah takdirku, aku ingin impian itu terwujud. Ntah dengan cara apa aku harus mewujudkannya, yang pasti aku ingin hiduoku berubah. Dan bukan ini jalan yang akan ku lalui nantinya.

Aku hanyalah manusia biasa yang punya banyak kekurangan dan aku hanya lah si pilu yang harus merasakan luka itu. Jika memang Tuhan tak sayang lagi dengan hidupku baiklah engkau mengambilnya. Namun jika Engkau masih punya harapan untukku Tuhan..biarkan aku bahagia dengan kehidupanku ini dan biarkan aku keluar dari belenggu hidup yang membosankan ini.

Bipolar SurvivorWhere stories live. Discover now