[04]

55 6 1
                                    

"Kau akan kembali, 'kan kak?" tanya seorang gadis kecil yang sedang digandeng oleh Alicia.

"Uhmmm.. Saat kau pulang nanti, kakak pasti sudah ada dirumah!" setelah mendengar jawaban Alicia, gadis kecil itu pun mencium kening Alicia yang sekarang berganti posisi menunduk menyesuaikan tinggi badannya dengan tinggi badan adiknya yang masih berada di bangku kelas empat SD.

Sesaat setelah dia mencium kakaknya, dia pergi berlari meninggalkan kakaknya sambil tersenyum lebar. Alicia pun hanya bisa melihat bayangan adiknya yang terus menjauh.

Pagi ini, Alicia mendapat pesan dari Leon bahwa mereka akan menyelidiki akan adanya gerakan organisasi misterius yang ada di distrik ke-15. Meskipun itu bukan wilayah yang masuk dalam daftar wilayah yang harus Leon dan Squadnya jaga, akan tetapi ada kalanya mereka juga ditugaskan untuk membantu penyelidikan Squad lain. Biasanya perintah seperti ini akan dikeluarkan apabila ada suatu hal yang tak bisa dihindari, contohnya seperti sulitnya mencari jaringan informasi, dengan kata lain, Terbunuhnya penyidik.

"Membuat janji yang tak pasti bisa kutepati," kata gadis itu dengan berat hati dan mata kini terfokus dengan jalanan sekitar. "Kurasa sekarang aku sudah tampak seperti orang dewasa, ya?"

Tak lama kemudian dia sudah bertemu dengan Leon yang sudah lama menunggu kedatangannya. Tidak seperti biasanya, kali ini mereka berdua hanya menggunakan pakaian casual. Lelaki yang menjadi Squad leader-nya itupun juga tak membawa koper berisi Quinque seperti biasanya, tapi juga tak ada tanda-tanda bahwa dia memodifikasi koper nya itu menjadi tas ransel ataupun tas lainnya.

"Siap untuk berkencan sekarang?" ucapnya pada Alicia yang berhasil membuat gadis itu sedikit tersipu malu.

Bagaimana tidak, berbeda dengan dandanan Leon yang biasanya yang terkesan urakan, sekarang lelaki justru terlihat lebih cool dan dewasa.

"Pastikan kau bisa melindungi wanitamu dari ghoul." jawab Alicia sekenanya dan berjalan meninggalkan Leon dibelakang karena sangat malu.

Karena berjalan terlalu terburu-buru akhirnya Alicia menabrak seorang lelaki yang seumuran dengannya. Alicia yang merasa tidak enak karena menabrak lelaki itu karena kesalahannya, langsung memutarkan badan. "M-maaf.. Aku tadi berjalan tak hati-hati," ungkapnya dengan malu-malu.

Sedang Leon? Dimana dia? Dia menghilang entah kemana meninggalkan Alicia bersama lelaki itu. Entah karena gadis itu berjalan terlalu cepat atau Leon yang terlalu lambat.

"Kau Alicia, 'kan?" balas lelaki itu dengan wajah yang sedikit terkejut. Alicia pun tak kalah terkejut, bagaimana mungkin tiba-tiba orang yang tidak sengaja ditabraknya ternyata kenal dengannya. Dengan wajah bingung bercampur malu Alicia terus mencoba mengingat lelaki itu.

"Aku Ryan, Ryan Devon Andreea!" kata lelaki itu sambil mengulurkan tangannya. "Aku teman sekelasmu waktu SMP!" jelasnya dengan senyum menghiasi wajahnya. Seperti lampu yang menyala sangat terang sekarang otaknya sudah berhasil mengingatnya.

"O-ohhhh! Aku i--" belum sempat Alicia menyelesaikan kata-katanya Leon muncul dari balik lelaki itu. Dia berlari dan meneriakkan nama lelaki itu dengan sangat kencang. Sontak lelaki yang bernama Alfan itu pun menoleh ke belakang dan sangat kaget saat Leon menerjangnya hingga mereka berdua terjatuh.

"H-hoi.. Apa kau gila, bagaimana kalau kepalaku retak karenamu!?" protes lelaki itu sambil memegangi kepalanya yang terbentur. Melihat hal itu Alicia hanya bisa tertawa.

"Sudah lama kita tidak bertemu , bukan, Ryan?" kata Leon sambil mejabat tangan Ryan. Meskipun mereka hanya teman sekelas biasa, tapi Alicia tau bahwa Leon berteman sangat akrab dengan Alfan.

Re-awakenWhere stories live. Discover now