[01]

217 9 1
                                    

Lampu-lampu yang tadinya menyala terang, dengan cepat mati dikarenakan adanya cahaya yang lebih besar yang muncul dari arah timur. Selimut kegelapan kota yang tadinya menyimpan banyak kengerian kemarin malam, berganti dengan cahaya semangat.
Cahaya perlahan masuk melewati jendela, menyelimuti wajah seorang lelaki. Berkat terangnya cahaya yang perlahan masuk ke matanya sedikit demi sedikit, ia terbangun dari tidurnya yang nyenyak dan siap untuk memulai harinya. Setelah meregangkan tubuhnya beberapa saat, dengan cepat ia menuju ke lantai bawah untuk memakan sarapan lezat buatan ibu angkatnya yang telah menanti untuk dinikmati. Rasa tak sabar untuk menikmati makanan itu membawanya ke ruang makan dan dengan segera ingin mencicipi makanan yang telah tersedia di meja makan. Tapi, seseorang dengan cepat menghentikan tangan nakalnya.

"Kau ingat apa yang dikatakan ibu, bukan?!" kata seorang wanita berumur sekitar tiga puluhan, dengan nada sedikit marah dan bercanda.

Tapi, lelaki itu hanya membalas dengan senyuman dan berkata, "Eheheheh.. Baiklah, bu, aku akan mandi dan memakan makanan ibu sampai piringnya habis juga!" Disaat yang sama lelaki itu meninggalkan ruang makan dengan sedikit tertawa dan dengan cepat masuk ke kamar mandi untuk mandi.

xXx

Kriiiiiiiing.....

Suara jam weker yang sangat berisik membangunkan seorang lelaki lain dari tidurnya. Dengan cepat lelaki itu pergi ke kamar mandi untuk mandi. Tiga puluh menit kemudian dia sudah siap dengan seragam sekolah dan tasnya. Memakan roti selai setiap pagi sambil berjalan menuju sekolah sudah menjadi rutinitasnya. Sambil menikmati roti dan pemandangan kota di pagi hari, ia menghabiskan rotinya dan berganti meminum kopi instan yang dia simpan di bagian samping tasnya. Tak lama kemudian dia sampai di sekolahnya. Berjalan tanpa menghiraukan sekitarnya menuju kelasnya dan menjalankan tugas piketnya sampai seorang gadis muncul dan mengagetkan nya.

"Baaaaa!" teriak gadis itu dengan melompat masuk kedalam kelas.

"Oowaaaa!" teriak lelaki itu hingga dia terjatuh kelantai.

"Wehehehe, Melihat ekspresi terkejutmu setiap pagi memang sangat menyenangkan!" tawa gadis itu.

"Kenapa kau selalu muncul seperti itu, Alicia? Apa kau belum puas melihatku basah kuyup karena air pel yang kubawa tumpah saat kau terakhir kali melakukan ini?" protes lelaki yang bernama Gavin itu kepada gadis yang bernama Alicia itu, namun protesnya tak dihiraukan oleh Alicia.

Dia beranjak pergi ketempat duduknya sambil terus tertawa. Meletakkan tasnya di gantungan meja dan mengambil sebuah novel untuk dibaca.

Alicia memang seorang maniak novel sejak SMP, Gavin sering melihat nya membaca novel-novel ringan saat masih satu SMP dulu. Terkadang dia juga membaca buku-buku yang dinilai Gavin tak berguna untuk di baca. Tapi, entah kenapa lelaki itu malah penasaran dan berakhir dengan membeli buku-buku itu lalu menyesal setelah membaca dua atau tiga halaman buku-buku itu.

Sekitar dua puluh menit setelahnya, semua siswa sudah memenuhi kelas itu. Gavin yang tadinya menjalankan piket juga sudah selesai dan duduk sambil menikmati istirahatnya setelah piket pagi di tempat duduknya. Tak lama kemudian seorang lelaki lain muncul dan duduk disebelah Gavin.

"Leon, tidak biasanya aku melihatmu datang sesiang ini," Sapa Gavin dengan menunjukkan wajah penasaran karena tidak biasanya dia melihat Leon sampai dikelas sesiang itu.

"Yah, hari ini aku memakan sarapan gagal milik ibuku, berkat itu aku harus pergi ke kamar mandi tiga kali pagi ini," jawab Leon sambil menujukkan wajah penuh dengan trauma yang berhasil membuat Gavin ikut merinding.

"Y-yah semoga kau segera baikan." Balasnya mendoakan yang mungkin tak didengar oleh Leon, karena ia langsung duduk dan memegangi perutnya yang mungkin masih sakit.

Re-awakenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang