[03]

62 6 2
                                    

Handphone milik Gavin berdering. Sibuk dengan belajarnya, dia tak menghiraukan bunyi benda itu dan mencoba untuk berkonsentrasi. Sekitar dua puluh menit, kini handphone itu telah berhenti berbunyi. Tetapi, berganti pintu depannya yang digedor-gedor oleh seseorang. Sesaat dia mengira bahwa itu adalah pencuri atau ghoul yang kelaparan. Namun, kekhawatirannya berubah menjadi kelegaan karena suara yang terdengar dari seberang adalah suara sahabat baiknya, Leon.

Meletakkan buku yang sedari tadi dia pelajari ke meja dan beranjak dari meja belajarnya menuju pintu depan. Tidak seperti dua sahabatnya yang tinggal di sebuah rumah, Wildan tinggal di sebuah apartement yang tak terlalu besar, dia berpisah dari orang tuanya. Saat umurnya lima tahun, ayahnya meninggal dan saat dia masuk ke bangku SMP ibunya menikah lagi. Sejak saat itu hubungannya dengan ibunya tidak akrab, ia menganggap bahwa ibunya berselingkuh dari ayahnya dan mulai tinggal sendiri saat masuk dibangku SMA.

Sekarang Leon sudah berada di dalam apartemen milik Gavin sambil menikmati jus jeruk bersama-sama. Leon terlalu menikmati jus buatan Gavin dan melupakan maksud aslinya datang ke apartement milik Gavin. Dia meminum jus itu dengan sangat perlahan layaknya benda itu adalah benda terakhir yang akan ia nikmati sebelum dia mati.

"Oi.. Kawan, apa kau kesini hanya untuk minum jus denganku?" tanya Gavin dengan nada sedikit menyinggung. "Aku sudah meluangkan waktu belajarku untuk ini," lanjtunya.

"Dan aku akan memastikan, untuk apa kau menelpon ku sebanyak lima kali." akhirnya sambil meletakkan gelas jusnya.

"Ehehehehe..." tawa Leon.

"Apa kau benar-benar ingin hidupmu berakhir sekarang?" balas Gavin dengan menunjukkan wajah yang sangat seram.

"M-maaf, kawan.. Aku hanya ingin mengajakmu melihat tempat dimana seorang penyidik diserang," jelas Leon kepada Gavin. "Dari tadi aku menelponmu, tapi kau tidak menjawabnya, jadi kupustuskan untuk datang kesini," tambahnya.

“Y-yah, kalau itu salahku, tapi bukankah kita sudah memeriksa tempat itu kemarin?" tanya Gavin kebingungan.

"Haa-ahhh.. inilah kenapa kau membutuhkan televisi!" jawab Leon dan mengehela napas panjang.

"Errrrr… ada apa memangnya?"
Tanya Gavin semakin kebingungan.

"Ada kasus penyerangan lagi."
Jawab Leon mengakhiri perbincangan dan menarik Gavin keluar meninggalkan apartementnya dengan pintu terbuka.
Bahkan Gavin tak sempat mengenakan sepatunya dan hanya memakai sandal.

Di sepanjang jalan, Leon menjelaskan semuanya dan Gavin mengerti situasinya. Satu-satunya yang membuat Gavin ikut menjadi penasaran adalah kasus penyerangan ini terjadi dengan tenggat waktu yang sangat dekat, yakni hanya berkisar tiga hari dari penyerangan kedua.

Melupakan tentang penyerangan pertama yang dilakukan bulan lalu pemikiran Gavin kini sangat jelas, sama jelasnya dengan yang Leon pikirkan. Semua kejadian ini bukanlah sebuah penyerangan yang biasa ghoul lakukan. Ini adalah sebuah bentuk tantangan oleh ghoul terhadap CCG.

Tak lama mereka sampai di tempat kejadian. Polisi dan Anggota CCG ada di tempat itu. Penyerangan terjadi di depan sebuah toko donat yang saat itu sedang ramai pengunjung. Namun, ghoul itu tidak menargetkan serangan pada manusia lain, dia hanya menyerang penyidik tersebut.

Leon dan Gavin sudah pasti tak diperbolehkan masuk ke tempat kejadian, jadi mereka memutuskan untuk menunggu ditempat lain hingga tempat itu sepi.

Kesabaran mereka akhirnya terbayar. Sekitar dua jam menunggu, kini tempat itu hanya dijaga oleh dua orang anggota polisi dan satu orang penyidik. Mungkin CCG ingin lebih berhati-hati karena kejadian penyerangan anggota kepolisian beberapa hari lalu.

Dua orang itu mencari cara agar bisa melewati penjagaan dari tiga orang penjaga itu. Awalnya Gavin menolak ajakan sahabatnya itu, tapi setelah dia berpikir beberapa saat dan kerena dia juga meninggalkan apartementnya terbuka hanya untuk datang ke tempat ini, dia akhirnya setuju. Masalah utamanya sekarang adalah, bagaimana cara untuk melewati tiga orang yang berjaga itu?

Di situlah ide gila muncul dikepala Gavin. Dia menjelaskan idenya itu kepada Leon dan tanpa pikir panjang sahabatnya itu menyetujuinya. Gavin pun menyiapkan mentalnya sebelum melakukan ide gilanya itu. Setelah dirasanya persiapan cukup dia pun menjalankan rencana.

Dia berlari ke arah orang-orang itu layaknya dikejar sesuatu dan berteriak meminta tolong, ketiga penjaga yang disana pun terkejut dan berusaha menenangkannya lalu menyuruhnya untuk menjelaskan apa yang terjadi.

Dia mengajak tiga orang itu untuk mengikuti nya dengan alasan bahwa dia tadi melihat seseorang sedang mengejarnya sambil mengenakan sebuah topeng. Penyidik dan polisi itu pun mempercayai apa yang dikatakan Gavin dan mulai mengikutinya. Namun, tidak dengan polisi lainnya, ia tidak mempercayai Gavin dan memilih untuk tetap tinggal di tempat itu. Remaja itu terus berusaha untuk meyakinkannya, tapi itu tidak berhasil. Dan dia hanya bisa memancing dua dari penjaga menjauh.

Leon yang melihat kejadian itu dari tempat nya bersembunyi hanya bisa mengacungkan jempolnya. Gavin pun membalasnya dengan mengacungkan jempolnya secara diam-diam.

"Baiklah, karena dia sudah membantuku sampai seperti itu, kini giliranku untuk bekerja!"
Ucapnya pada dirinya sendiri.

Kini raut wajahnya berubah serius, dia berdiri dan berjalan mendekati polisi yang menjaga tempat itu. Polisi itu menyadari adanya seseorang yang mendekat dan mengacungkan pistol nya. Namun, itu hanya dibalas dengan senyuman oleh Leon, dia dengan cepat mengeluarkan lencana miliknya lalu polisi yang kaget itu pun segera menurunkan senjatanya dan meminta maaf.

Dia memeriksa setiap sudut dari ruangan itu. Matanya sangat teliti untuk melihat sedikit saja kejanggalan, hingga dia tersenyum lebar. Setelah sekian lama akhirnya dia menemukan sebuah titik terang di kasunya ini. Dia segera membawa bukti itu dan segera pergi keluar dari tempat itu.

xXx

Di distrik lima belas, rekan MTNT sedang mengamati keadaan yang terjadi. Berbeda dengan distrik lain, distrik lima belas adalah wilayah yang sudah lama tidak ditinggali oleh manusia. Tempat itu ditutup karena CCG mencurigai adanya aktivitas berbahaya dari beberapa ghoul apalagi setelah tumbangnya 'Raja Mata Satu', Kaneki Ken, tiga tahun yang lalu. Banyak diantara pengikut nya yang mungkin merencanakan sesuatu yang berbahaya.
Stinger mencoba untuk menggali informasi dengan beberapa ghoul yang dia temui, setidaknya dia sekarang mengetahui nama organisasi itu adalah Son Of Goat.

Kini dia hanya harus menetap di distrik lima belas lebih lama lagi untuk mengetahui tujuan dan siapa pemimpin organisasi itu.
Sepertinya ini akan memakan waktu sedikit lebih lama.

xXx

Duaaakk...

"Akan ku hajar anak itu!" ungkap Gavin marah.

Bagaimana tidak, semalam setelah dia mengorbankan dirinya untuk menjauhkan dua orang penjaga, Leon malah meninggalkannya.

Pagi itu matahari tertutup dengan awan mendung. Bahkan Gavin juga sudah bersiap dengan membawa payung. Tak lama pelajaran dimulai, tapi Leon dan Alicia tak datang ke sekolah. Jika yang tak datang Leon mungkin sudah biasa, tetapi Alicia juga tidak masuk. Satu hal yang ada dipikiran Gavin.

Leon dan Alicia sedang berkencan.

Re-awakenWhere stories live. Discover now