CARA MENGHUBUNGI TANJUNG

15.3K 3.1K 939
                                    

Mata kuliah Urban politik menjadi mata kuliah Ema satu-satunya di hari selasa karena pak Rudi akan pulang kampung menghadiri pernikahan adiknya sehingga kuliah yang harusnya kamis di majukan ke hari selasa.

Ema merasa biasa saja karena sudah terlatih dengan dosen yang PHP atau seenaknya, Bilangnya masuk ternyata pas Ema datang ke kampus seenak hatinya dosennya bilang 'Maaf, saya tidak enak badan' dan di akhir kisah Ema akan pulang dengan tangan kosong.

"Tapi benerankan pak Rudi mau masuk? Jangan sampai gue udah naik bus tapi tuh perjaka tua gak jadi masuk?" Ema menelpon Sinta selaku ketua tingkatnya untuk memastikan.

Rumah Ema jauh di daerah Mandai, Ujung kota Makassar di dekat bandara harus naik bus dari dekat bandara ke depan gedung kesenian lalu naik bus ke kampusnya yang berada di daerah Alauddin

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Rumah Ema jauh di daerah Mandai, Ujung kota Makassar di dekat bandara harus naik bus dari dekat bandara ke depan gedung kesenian lalu naik bus ke kampusnya yang berada di daerah Alauddin.

Yah Ema harus ujung pukul ujung setiap ke kampus, Jadi kalau dosennya masih 50:50 rasanya lebih baik Ema absen saja dari pada harus menempuh 1 jam perjalanan.

"Jadi Ema, Pak Rudi sendiri yang nelpon gue. Jangan suka ngatain pak Rudi, Entar ejekannya balik elo lagi" Cibir Sinta.

"Ih, Amit-amit. Noh, dia di langkahin lagi ama adeknya, Elo yakin dia bakal laku di umur segitu?" Ema tidak mau kalah.

Terkadang perempuan memang seperti itu, Awalnya hanya menanyakan jadwal kuliah dan ujungnya akan menggosipkan dosennya.

"Malah gosipin pak Rudi kita, Gue ampe lupa mau minta tolong ama elo"

"Apaan Sin?" Sambar Ema.

"Bilangin kak Tanjung kalau hari ini pak Rudi masuk"

"Lah kok gue? Kan Ketua tingkatnya elo Sin"

"Gue gak tau cara ngehubungin kak Tanjung, Lagian gue gakpunya nomornya. Elo punyakan? Gue liat dia ngasih nomornya ama elo"

Ema tertohok karena benar yang di katakan Sinta, Hanya Ema yang punya nomor Tanjung di sebuah sobekan kertas binder yang masih ada di tasnya.

"Tolongin yah Em bilangin, Gak kasian lo kalau kak Tanjung gak lulus lagi? Yah?"

Apa peduli Ema? Ema saja baru kenal Tanjung beberapa hari yang lalu. Namun Ema teringat lagi senyum Tanjung kala berkata 'Telpon gue Em kalau dosennya masuk minggu depan, Kalau elo gak punya pulsa Sms juga boleh'

Ema mengecek pulsanya dan benar saja isinya juga nihil, Ini efek beli kartu kuota, Isi pulsanyapun tidak pernah terisi karena Ema menelpon tinggal pakai kuota, mengirim pesan pakai kuota.

Lagi pula jaman sekarang siapa yang tidak punya WA, Line, Bbm atau apalah yang bisa dengan mudah di hubungi? Ah, ada. Tanjung orangnya.

"Ini cara nelpon kak Tanjung gimana?" Ema kemudian meruntuki ponsel jadul Tanjung yang hanya bisa telepon dan Sms.

Emangnya Tanjung itu bapak-bapak? Bahkan bapaknya Ema saja ponselnya sudah android, Masa Tanjung kalah?

"Mama punya pulsa gak?" Teriak gadis chubby itu dari kamarnya.

🏝🏝🏝

"Kak Tanjung?"

"Nomor yang anda tuju sedang selingkuh, Silahkan hubungi beberapa saat lagi"

Ema menjauhkan kupingnya dan menatap layar ponsel mamanya dengan satu alis terangkat. Ini sudah benar tersambung, Tapi kenapa jawabanya aneh seperti itu?

"Ha..Halo, Kak Tanjung bukan?" Tanya Ema sekali lagi.

"WOY! BANG WILLIAM MANA? ADA YANG NELPON" Sekali lagi Ema menjauhkan kupingnya, Sudah Ema duga bukan Tanjung yang mengangkatnya.

"Sa..Saya nyari Kak Tanjung, Bukan William" Koreksi Ema.

"Oh, Orang yang bernama Tanjung sedang tertidur di sekre UKM Seni, Jika ada keperluan mendesak silahkan ke sini dan bangunin sendiri. Tut...tut...." Oceh seseorang di ujung sana dengan nada persis seperti operator telepon seluler lengkap dengan nada terputus tut..tutnya sebelum memutuskan sambungan telepon Ema.

Ema menatap tidak percaya layar ponselnya "Gila, Temennya kak Tanjung aja pada ga beres kayak gini gimana kak Tanjungnya? UKM Seni dia bilang? Hhhhh"

Seumur-umur selama jadi mahasiswa Ema tidak pernah tertarik terlibat masuk ke dalam UKM, Lalu sekarang orang gila yang mengangkat teleponnya menyuruh Ema ke UKM Seni? Jangan lupa itupun untuk mengbangunkan Tanjung? Yang benar saja.

🏝🏝🏝

Antara kasihan memikirkan nasib Tanjung yang akan DO kalau tidak menuntaskan mata kuliahnya semester ini atau karena penasaran dengan orang gila yang menganggkat teleponnya, Ema pun dengan langkah yang berat menuju sekertariat UKM Seni.

Sepi, Seperti tidak berpenghuni, Hanya ada ular berwana hijau yang di simpan di akuarium sebagai penyambutnya. Sinta memang selalu bilang ada ular peliharaan di UKM Seni, dan akhirnya Ema melihatnya sendiri.

"Permisi"

Ceklek!

Ema memegang dadanya sendiri karena pintu terbuka dengan tiba-tiba menghadirkan pria tinggi dengan mata bulat yang melotot ke arahnya.

"Kak Tan..Jung ada?" Tanya Ema ragu.

Pria di depannya lalu bersujud hingga Ema terlonjak kaget. Apa-apaan sih? Pikirnya.

"Kamu tahu kenapa aku bersujud?"

Ema menggeleng.

"Sudah dua tahun aku jadi juniornya baru pertama kali bang William di telpon perempuan bahkan sampai menyusulnya di sekre" Pemuda itu meraih tangan Ema memaksanya berjabat dengan tangannya.

"Selamat, Aku titipkan dia pada mu wahai perempuan" Ujar Pemuda itu seolah bersajak dan menunjuk Tanjung yang sedang tidur terlentang di tengah sekre.

Pemuda itu menarik tangan Ema hingga gadis itu terpontang-panting di belakang mengikuti langkah pemuda aneh yang mengenggam tangannya itu.

"Bang William, Bidadari ini mencari mu"

Tanjung membuka matanya dan mengedip-ngidipkannya seolah tidak percaya dengan pemandangan di hadapannya, Gadis dengan kemeja kotak-kotak biru tua dengan mata indahnya menatap Tanjung kebingungan. Kenapa mimpi ini lagi? Gumamnya

Ah, Tanjung juga melihat Lucas, Si pesajak, Orang yang tergila-gila dengan puisi itu juga ada di sana. Kenapa si Lucas juga numpang eksis di mimpi gue?

"Dia datang bang" Ujar Lucas.

"Bawa pergi" Kata Tanjung.

"Kenapa?" Lucas terlihat bingung.

"Terakhir gue mimpin dia, celana gue basah semua"

🏝🏝🏝

Eh, abang Tanjung mimpi apa? 😊

Eh, abang Tanjung mimpi apa? 😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Lucas Satria Arifin

🏝🏝🏝

-To be continued-

(Don't forget to touch gue stars below if you like the story 😊 👉🌟)

TANJUNGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang