✳ Epilogue ✳

Mulai dari awal
                                    

Eunha tertegun. Dia merasa sudah lama sekali pergi. Bahkan sampai asing dengan pemandangan kota kelahirannya sendiri.

"Wihhhh apartemen lo besar banget" Shinbi terpesona.

Wajar saja besar, apartemen Eunha ini termasuk mahal dan dinilai sebagai salah satu apartemen terbagus di kota Seoul. Dengan 2 kamar tidur, 2 kamar mandi, dapur terpisah, ruang tamu, balkon, bahkan tempat tersendiri untuk mencuci-menjemur baju. Fasilitasnya lengkap dan ada petugas bersih-bersih yang datang seminggu sekali untuk menyapu-ngepel. Sudah seperti rumah saja.

"Gue balik dulu ya? Mau nonton ama Jeonghan" Shinbi memakai sepatunya.

"Iya-iya ngerti. Yang udah punya pacar mah beda"

"Apasih"

"Halah Anyway thx udah jemput gue di bandara"

"Yoi bosque. Gue cabut ya?"

"Hm.. Bye"

Setelah Shinbi keluar, Eunha menggeret koper ke kamar utama.

Dengan ini Eunha resmi pindah ke Seoul.

Tetapi berbaring di Kasur baru empuk di apartemen besar sendirian hanya membuat Eunha merasa gak nyaman. Dia bangkit lalu berjalan menuju dapur, tapi saat dia melewati jendela ada suara seperti barang jatuh.

Eunha membatalkan keinginannya untuk meminum air dingin. Dia beralih penasaran suara apa itu dari balkon apartemen barunya.

Eunha membuka pintu kaca lalu mengecek sekitar balkon. Ada sebuah botol kosong yang entah darimana asalnya tergeletak di sudut dekat pagar pembatas. Sepertinya itu botol bekas penyewa apartemen sebelumnya yang lupa gak di buang sama petugas pembersih. Merasa hal itu bukan masalah besar, Eunha mengambil botol tersebut lalu kembali masuk ke dalam tanpa memperhatikan sisi lain balkon.

Sebelum membuka kulkas, Eunha membuang botol tersebut lalu mengambil air dingin. Saat itu Eunha baru sadar kalo dia belum melepas jaket nya sejak pulang dari bandara. Dia juga belum menyalakan lampu selain lampu di dapur. Pantas saja suasana terasa redup dan panas. Eunha melangkah ke arah pintu masuk lalu menggantung jaketnya di gantungan dekat rak sepatu.

Tiba-tiba bel apartemennya berbunyi.

"Siapa yang ngebel?" Eunha berpikir keras. Selain Shinbi dan kedua orang tuanya, gak ada yang tau alamat apartemen Eunha. Gak mungkin kan orang tua Eunha terbang Korea mendadak nyusul Eunha? Apa mungkin barangnya Shinbi ketinggalan?

Tangan Eunha terulur ragu-ragu membuka pintu. Takut ternyata orang jahat yang memencet bel tadi.

Namun saat pintu terbuka, gak ada siapa-siapa. Hanya ada sebuah kotak hadiah berbentuk persegi berukuran sekitar 9cm x 9 cm.

Eunha langsung membuka kotak tersebut. Ringan, karena hanya ada secarik kertas di dalamnya. Mata Eunha langsung membulat antara kesal dan ingin tertawa.

'Someone is Adore U'

"Pasti Shinbi iseng nih" Eunha terkekeh mengingat keusilan Shinbi semasa SMA dulu. Membuat Eunha nostalgia sesaat.

Eunha gak sadar kalo ada derap langkah kaki di belakangnya. Seorang laki-laki mengenakan hoodie merah berjalan keluar dari pintu balkon.

Suara laki-laki itu membuat Eunha tersentak.

"Bukan Shinbi yang naruh kotak di sana"

Badan Eunha seketika menengan dan sedikit merinding. Siapa yang berada di dalam apartemennya? Dari mana laki-laki itu bisa masuk? Dan mengapa suara berat itu familiar? Meski takut, Eunha perlahan memutar badannya menghadap laki-laki itu dengan mata terpejam.

Adore U; Mingyu-Eunha[COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang