"Khrap..."

"Baiklah bulan depan aku akan menemuimu. Aku janji."

"Khrap. Aku mencintaimu." Tepat pada kata terakhirnya, Beam mendelik ke arah Forth dengan senyum mengejek. Forth mendengus.

"Siapa?"

"Seseorang yang kucintai selain dirimu. KENAPA?" Beam sedikit berteriak sambil berdiri. "Minggir! Aku mau mandi. Siapkan makanan dan pakaian untukku. Malam ini kau dihukum," lanjutnya, seraya berjalan ke kamar mandi.

"Seseorang yang kucintai selain dirimu. Kenapa?" Forth menirukan ucapan yang Beam katakan padanya beserta ekspresinya. "Begitu menggemaskan..."

Forth menyiapkan makanan dan pakaian untuk Beam. Malam ini Beam harus mau tinggal bersamanya. Setelah beberapa pertengkaran kecil, akhirnya Beam mau.

"P'Kit..." panggil seseorang. Kit menoleh kesamping, ke arah mobil yang mencoba menyamai kecepatannya dengan Kit yang sedang berjalan.

"Aw. Nong. Temannya Wayo, kan?"

"Iya. Kau mau kemana, P'?"

"Aku mau pulang, habis beli ini..." Kit membungkuk sedikit, menunjukkan belanjaannya pada Ming yang berada di dalam mobilnya.

"Mau kuantar? Aku akan ke tempat Wayo. Jangan menolak P'. Masuklah!" ucap Ming. Kit membuka pintu mobil, lalu duduk di kursi samping kemudi.

"Wayo memintaku menemaninya. Jadi dia menghubungiku."

"Kenapa? Bukankah ada Beam?"

"Wayo bilang, Beam menginap di rumah temannya."

"Forth?" tanya Kit. Ming menaikan bahunya sambil tersenyum.

"Siapa dua wanita ini?" tanya Beam yang belum bisa berhenti melihat foto itu di ponselnya.

"Yang rambutnya hitam, namanya Aim, dia pacar Pete. Yang ini... yang rambutnya diurai... dia Fay. Dia temannya Aim," jawab Forth menunjuk foto itu.

"Sudah berapa lama kalian kenal?"

"Hari itu, adalah hari pertama aku bertemu dan kenal dengan mereka."

"Bo... hong..."

"Aku bersumpah Beam. Aku juga tidak tahu, kalau Pete akan mengajak perempuan-perempuan itu."

"Terus?"

"Kata Pete, Fay adalah seorang pengacara."

Beam mengangguk, dalam hatinya sudah memastikan bahwa Fay akan menjadi seperti sekarang.

"Hari kedua aku disana, aku pergi lagi dengan mereka ke bar, dan..."

"Lanjutkan!" Beam menyela.
"Dan... dan Fay menumpang di mobilku. Tapi, Beam... aku sangat terpaksa. Aim yang memaksaku. Dan di mobil, aku tidak banyak bicara, kok. Dia bertanya, apakah aku sudah punya pacar... lalu kujawab 'sudah'."

"Terus? Kau memberi tahu siapa pacarmu?"

"Eng... tidak. Karena dia tidak bertanya lagi. Wajahnya langsung terlihat sedih."

"Aku tidak percaya."

"Oh, Beam... aku tidak berbohong. Jika dia tanya siapa pacarku, aku pasti akan langsung menjawabnya."

"Menjawab apa?"

"Kau. Pacarku namanya Beam. Dia tampan. Eh, tidak. Dia cantik, menggemaskan. Walaupun judes, dan sulit dirayu, tapi aku menyukainya. Eh, tidak juga. Aku mencintainya. Beam adalah..." Forth tidk menyelesaikan kata-katanya karena dengan sekejap, tanpa aba-aba, Beam mengecup singkat bibir Forth.

VULNUS (It's Fate) Where stories live. Discover now