1.8. LunatiC : It was My FauLt

Start from the beginning
                                    

Aku berdiri dari dudukku. Aku hendak pergi kedapur untuk mengambil minuman.

"Aku memang payah... aku teman yang payah..." Sayup-sayup aku mendengar sebuah suara dari kamar sebelah.

"Aku tidak cukup kuat untuk menahan Gilang... walaupun aku ini masokis! Lalu, kenapa aku berada disana saat itu?!"

"Aku selalu memikirkan diriku sendiri... jika saja aku bukan masokis... aku pasti akan memukul kepalanya."

"Dave.." Terdengar suara dengan nada sedih.

"Ini semua salahku... ini pasti salahku!"

"Dave, ini bukan salahmu..."

"Jika saja aku tidak menikmati pukulan Gilang aku pasti akan membuatnya terbaring di UKS dan dia tidak akan pergi dari sini..."

"Maksudmu, kau ingin Gilang terluka?"

"Aku tidak tahu! Aku hanya berfikir ini adalah salahku! Ini pasti salahku!"

Mengurungkan niatku untuk pergi kedapur, aku kembali ke kamarku. Tapi, sebelum itu aku menyempatkan diri untuk melihat kearah kamar-yang pernah Gilang tempati-yang tertutup rapat.

***

Keesokan harinya ketika kami hendak berkumpul untuk sarapan, Nina muncul dengan air mata yang berlinang. Dia memegang sebuah kertas yang sedikit kusut.

"Ada apa, Nina?" tanyaku.

"G-gilang... hiks..."

Aku menghampiri Nina dan merebut kertas itu darinya. Kesedihan merayapi hatiku saat membacanya.

"Ini semua salahku..." Semua menoleh ketika Rika berbicara. Air matanya menetes.

"Tidak, ini pasti salahku!" Ucap Dave sambil membenturkan kepalanya pada meja.

"Hentikan, Dave!"

"Kalian semua, tolong berhenti... aku akan bicara pada Gilang!" Ucapku. Semuanya terdiam menatapku.

Kami semua nyaris hampir menangis pagi itu. Menyedihkan sekali ya? Kami sudah kelas 12 SMA tapi emosi kami masih labil. Kami tertawa dan menangis dengan cepat, marah karena hal sepele, dan tidak ingin berpisah dengan cepat. Seharusnya kami mengerti bahwa kita suatu saat nanti akan berpisah, tapi kenapa kita -selalu saja- takut untuk merasakan kehilangan?

"Aku janji akan berbicara dengannya"

***

Sepulang sekolah, aku pergi kerumah Gilang untuk menemuinya. Tapi, dia tidak ada disana. Jadi, aku pulang dan kembali menemuinya keesokan harinya. Aku kesana setiap hari, namun aku tidak pernah melihatnya. Akhirnya aku memutuskan untuk menanyakan keberadaannya pada tante Siska.

Ketika Aku dan Rika datang untuk membahas trauma Rika, aku menyempatkan diri untuk menanyakan tentang Gilang. Tapi, tante Siska juga tidak mengetahui apa-apa. Dia mencoba untuk menghubungi Gilang.

"Tidak apa, saya rasa itu tidak akan berhasil..." Ucapku.

Kami semua-Aku, Rudi, Dave, Nina, dan Rika-tahu bahwa Gilang telah mengganti nomornya sejak Ia pergi.

Kami berdua pamit pulang.

Ketika sampai dirumah, aku memilih untuk berbaring di ranjang.

"Yo!" Sapa Rudi yang telah terlebih dahulu menempati ranjangku.

"Kenapa kau disini? Aku mau tidur, minggir!" ucapku.

"Berbagi kasur itu ibadah~" ucap Rudi yang membuatku melemparkan bantal pada wajahnya.

"Kau sudah punya kasurmu sendiri! Pergilah!" usirku.

Rudi tidak membalas, dia tetap duduk di tepi ranjangku.

"Sepertinya kita memang harus bekerja" Ucap Rudi. Aku menoleh kearahnya.

"Kenapa begitu?"

"Karena Gilang tidak ada, uang kita jadi menipis hehe..." ucapnya dengan cengiran khasnya.

"Jadi itu yang selama ini kau pikirkan?! Teman macam apa kau ini?!" gerutu ku.

"Tidak" Ucapnya. "Karena hanya ada lima orang di rumah ini, aku jadi sedikit merasa kesepian".

"Aku juga. Sudah beberapa hari ini bangku sebelahku kosong." Ucapku.

"Aku janji akan berbicara dengannya! Aku akan bicara pada Gilang!"

Aku sebenarnya ingin sekali menepati janjiku, tapi sampai saat ini aku tidak pernah melihat Gilang. Hal ini terus berlanjut sampai kami mendapat kabar bahwa Gilang telah pindah sekolah.

***

"Maafkan aku, Teman-teman... Jika saja aku tidak bertemu dengan kalian, kalian pasti tidak akan terluka...

Ini semua salahku...

Gilang.

.

Maafkan aku karena tidak bisa menepati janjiku.

.

.

TBC

"...Menyedihkan sekali ya? Kami sudah kelas 12 SMA tapi emosi kami masih labil..." - ya jelas lah kalian kan orang (yang sakit kejiwaannya) gila! -_~

Kritik dan Saran sangat diperlukan^^

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Where stories live. Discover now