1.6. LunatiC : Painful Memory

Bắt đầu từ đầu
                                    

"Tentu"

"Tapi, aku lapar" Aku tertawa kecil meski dalam hati aku tidak mau tertawa. Suasananya terlihat sedih kan? Jadi, aku tidak seharusnya tertawa.

"Kita akan mencari makan, lalu kau boleh menceritakan apapun"

"Tidak, aku hanya ingin membeli jajanan" tolak Rika

"Tapi kau lapar kan?"

"Ya, tapi aku ingin makan bersama yang lain juga" Aku mengangguk paham.

Kami meninggalkan pemakaman lalu pergi membeli jajanan seperti yang Rika inginkan. Hari mulai gelap ketika kami sampai di halte. Kami berdua duduk dalam diam sampai Rika memulai percakapan.

"Erick, aku akan mulai bercerita... jadi, tolong dengarkan..." pintanya.

Aku mengangguk dan mulai menyimak apa yang ingin Rika katakan.

"Sebenarnya, aku mempunyai adik laki-laki. Dia dua tahun lebih muda dariku."

"Adik kandung?"

"Ya." Rika menghela nafas panjang "Saat usiaku enam tahun, aku dan adikku pergi bermain di kota ini untuk menemui bibi yang berada di panti asuhan."

"Maksudmu?"

"Bibi pemilik panti asuhan yang tinggal bersamaku adalah keluarga dari Ibuku. Sebenarnya aku tidak berasal dari kota ini. Kami kesini hanya sekedar liburan dan ingin berkumpul bersama bibi."

Matanya mulai berkaca-kaca. "Aku dan adikku pergi bermain. Lalu, lalu kami pergi ke tempat itu dan bertemu orang itu... " air matanya jatuh "saat itu aku kesal dengan adikku, dan orang itu mengatakan sesuatu..."

"A-aku pikir dia hanya bercanda... tapi, kemudian..."

Wushhhh!!!

Angin kencang berhembus dan Rika berhenti berbicara ketika bis berhenti dihadapan kami. Aku mengajaknya untuk menaiki bis agar kita bisa pulang. Sesampainya dirumah, kami makan malam bersama, belajar, berbincang, kemudian pergi tidur. Tapi tidak denganku.

Aku berkutat dengan androidku untuk mencari tahu lebih lengkap tentang kasus adik Rika. Itu kasus yang tidak sepele, jadi aku mungkin bisa menemukannya di internet.

'Tempat' yang Rika dan adiknya datangi adalah rumah makan "Curry" yang lumayan terkenal. Dan 'Orang' yang Rika maksud adalah tetangganya. Rika dan adiknya tidak hanya sekali datang kesana, bibinya selalu menitipkan mereka berdua pada tetangganya. Mereka selalu makan disana setelah bermain, lalu kedua orang tuanya akan menjemput mereka dan membayar makanan yang mereka pesan.

Aku mengetikkan "Kasus SS" pada google dan menemukan banyak kasus serupa. Tapi, hanya satu kasus yang ingin aku cari tahu.

"Pemenggalan kepala anak kecil oleh SS"

Aku meng-klik tautan itu dan membacanya.

"...pelaku memenggal kepala korban dan menyerahkannya pada salah satu............ berteriak dan melapor polisi...... ................................ semua pengunjung berbondong-bondong keluar dari rumah makan "Curry""

Aku membaca kasus itu dengan sedikit merasa ngeri. Aku men-scroll halaman itu kebawah untuk melihat lebih lanjut.

"...Pelaku memiliki keterbelakangan mental dan pernah dihukum atas tindak kriminal pembunuhan. Kamis (1X/0X), SS dihukum mati"

Aku menutup tautan itu. Dalam hati aku berteriak "Wow!". Pantas saja Rika trauma, ini kasus yang luar biasa mengerikan!

Aku merebahkan diriku dikasur, dan mulai menutup mata. Jika aku ada disana saat kejadian itu, aku pasti sudah berada dirumah sakit jiwa.

.

.

Aku mengerjapkan mataku. Ketika aku membukanya, aku telah berada ditempat asing. Aku melihat sekeliling, orang-orang menatap takut.

Tes.

Tes.

Tes.

Aku menoleh kebawah, tampak genangan darah. Darah menetes dari atas meja dan membuat genangan berwarna merah di lantai.

"Rikkaa..." seorang anak kecil menatapku dengan air mata yang berjatuhan. Tapi, kepalanya telah terpisah dari badannya. Jadi, kenapa dia masih bisa bicara?

Aku terdiam, membeku, saat tangannya terulur kearahku. Ini aneh, dia seharusnya telah mati.

"Aku tahu... kau hanya bercanda... tapi...Kau pasti..... pasti akan mati...."

Air mataku jatuh. Seorang lelaki mengangkat pisaunya dan mengarahkannya padaku.

.

.

"Erick?!" Aku terbangun oleh suara seseorang.

"Ada apa, Rudi?" tanyaku dengan suara parau.

"Kau baik-baik saja? Kenapa kau menangis?"

Tes.

Aku merasakan sesuatu mengalir dipipi dan menetes ke punggung tanganku.

"Rikkaa..."

Aku teringat anak kecil itu. Aku ingat kepalanya yang terpisah dari badannya. Aku ingat genangan darah dibawah kakiku. Aku ingat suaranya. Mimpiku itu pasti adalah kenangan menyedihkan yang selalu Rika ingat.

.

.

TBC

Perjalanan LunatiC masih sangat panjangggggggg!!! Saya khawatir tidak bisa menyelesaikan cerita ini T.T

Kritik dan Saran sangat diperlukan^^

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ