Sudah tiga bulan sejak aku mendatangi tempat peramal itu, namun cinta sejati itu belum juga datang.

Apa peramal itu membohongiku?

Aku sangat kesal dan tidak ingin mempercayai semua perkataannya itu. Apalagi sekarang waktunya ujian semester dan aku harus giat belajar untuk mendapatkan nilai yang baik.

"Yak Min Yoo Ri kenapa kau menekuk wajahmu seperti itu?" Tanya Ga Eun yang baru saja tiba.

"Aku hanya kesal, semua yang dikatakan peramal itu tidak benar. Peramal itu berbohong padaku, cinta sejati itu tidak pernah datang"ocehku.

"Kau masih memikirkan cinta sejatimu?"tanya Hye Ra.

"Ne, aku selalu memikirkannya dan menunggunya, tapi itu semua tak kunjung datang"

"Yoo Ri kau harus sabar, mungkin saja nanti cinta sejatimu itu datang"

"Tidak, aku tidak akan menunggunya lagi. Sekarang aku hanya akan fokus belajar demi mendapatkan nilai baik"

"Woah jinjja? Kenapa kau jadi bersungguh-sungguh belajar seperti ini?" Ucap Hye Ra dengan meledekku.


"Yoon Gi oppa bilang, jika aku mendapatkan nilai yang baik dia akan mengajakku berlibur ke Jepang"

"Jinjja kau akan berlibur ke Jepang? Pantas saja kau jadi giat seperti ini."ucap Ga Eun.

"Ne, oleh karena itu kalian jangan menggangguku"ucapku seraya terkekeh.



Yoon Gi POV

Aku menghela nafas denga kasar, pekerjaanku semakin banyak dan tak kunjung selesai.

Aku harus cepat menyelesaikan semua ini sebelum ujian semester Yoo Ri berakhir karena aku tidak ingin mengecewakan Yoo Ri.

Yoo Ri sangat ingin pergi berlibur ke Jepang, dan aku sudah menjanjikannya setelah dia selesai ujian semester.

Kalau dipikir-pikir, aku memang tidak pernah mengajak Yoo Ri pergi berlibur.

Eomma dan Appa sangat sibuk dan sangat sulit jika mengajak Yoo Ri berlibur. Oleh karena itu, aku harus membuat Yoo Ri senang dengan mengajaknya pergi ke Jepang.

Aku menekan nomor di ponselku untuk menghubungi seseorang.

"Yeoboseyo eomma"

📞"Ne, ada apa Yoon Gi?"

"Eomma, setelah Yoo Ri selesai ujian semester, kami berencana akan berlibur ke Jepang. Apa eomma bisa meluangkan waktu untuk kami?"

📞"Berlibur? Yoon Gi eomma sangat ingin pergi berlibur bersama kalian, tapi eomma sepertinya tidak bisa karena ada klien dari Amerika selama 2 bulan disini. Mianhae, eomma sangat menyesal tidak bisa menemani kalian, nanti eomma akan transfer uang untuk kalian pergi kesana"


"Ahh begitu. Gwaenchana eomma kami akan pergi berdua"

*

"Oppaaaa, lihatlah" teriak Yoo Ri.

"Mwo?"

"Oppa aku mendapatkan nilai 7 itu artinya kita akan pergi berlibur ke Jepang?"

"Woah daebak, kau tidak mendapat nilai merah lagi. Tentunya kita akan pergi ke Jepang"

"Bagaimana dengan eomma dan appa, mereka pasti ikut kan?"

Aku terdiam mendengar pertanyaan Yoo Ri

Aku berusaha mengatakan sesuatu dengan ragu "Umm Yoo Ri....."

"Oppa tidak usah menjelaskannya padaku, aku sudah tau eomma dan appa pasti sibuk kan dan mereka tidak bisa ikut"ucap Yoo Ri.

"Kau jangan khawatir, oppa akan menemanimu"

"Ne, oppa "

Tidak lama Yoo Ri menatapku dengan matanya yang terbuka lebar.

"Oppaaa darah" ucap Yoo Ri seraya menunjuk ke arahku.

Aku merasakan sesuatu keluar dari hidungku dan ternyata itu darah yang Yoo Ri maksud.

Dengan panik Yoo Ri mengambil tisu untuk membantu menghentikan darah yang terus menerus keluar dari hidungku.

"Oppa gwaenchana?" Tanya Yoo Ri dengan cemas.

"Ne, gwaenchanayo"

"Oppa sebaiknya kita pergi ke rumah sakit, aku takut terjadi sesuatu pada oppa"

"Jangan khawatir, oppa hanya kelelahan dan butuh istirahat. Sekarang oppa akan tidur agar merasa lebih baik"


"Baiklah, aku akan mengantarmu ke kamar"

Beberapa saat kemudian, aku terbangun dari tidurku dan sekarang tubuhku merasa lebih baik.

Aku beranjak dan pergi kedapur untuk mengambil air.

Saat aku sedang turun di tangga rumahku, aku melihat Yoo Ri sedang sibuk di dapur entah apa yang dia lakukan sekarang.

"Kau sedang apa?"tanyaku.

"Ahh oppa kau sudah bangun. Aku sedang membuat bubur untukmu"

"Mwo? Membuat bubur?" Tanyaku dengan terkejut.

"Ne oppa, aku belajar membuatnya dari sini"ucap Yoo Ri seraya menunjukan notebooknya.

"Aku tidak yakin jika bubur itu enak"ucapku seraya mengambil segelas air minum.


"Yak oppa! Bubur buatanku pasti enak, kau jangan meledeknya"ocehnya.

"Ne arasso, arasso"jawabku dan duduk sofa untuk menonton tv.


"Oppa"paggilnya.

"Mwo?"


"Tentang liburan itu, bagaimana kalau kita membatalkannya saja"

Sontak aku terkejut saat mendengar Yoo Ri ingin membatalkannya padahal sebelumnya dia selalu merengek padaku.

"Wae? Apa kau tidak ingin ke Jepang? Lalu kau ingin pergi kemana? Apa Paris, Bali, atau Amerika?"

"Bukan begitu oppa, aku rasa oppa perlu banyak istirahat karena akhir-akhir ini oppa terlalu lelah bekerja dan bahkan sering mimisan."

"Ahh itu, kau jangan khawatir sekarang oppa sudah baik-baik saja"

"Geundae oppa"(tapi)

Aku menghampirinya

"Yoo Ri, keluarga kita tidak pernah berlibur, oleh karena itu oppa ingin mengajakmu berlibur walaupun eomma dan appa tidak bisa menemani kita."

"Tapi kan Jepang itu cukup jauh, bagaimana jika oppa nanti sakit lagi"

"Oppa tidak akan sakit, janji"

"Ahh aku punya ide. Bagaimana jika kita berlibur ke rumah Halmeoni saja disana juga pasti akan menyenangkan"(nenek)

Mendengar ide dari Yoo Ri aku terdiam untuk mempertimbangkannya.

"Setuju"ucapku.

-to be continue-
Keep Vote and Comment.
Gomawo.

Impossible LoveWhere stories live. Discover now