09. Debat

168 10 4
                                    

Bisa dibilang hari ini adalah "Angklung Class". Berhubung ini pelajaran seni budaya dan bagian main angklung jadi satu anak memainkan satu angklung. Kebetulan ada banyak yang sisa, jadinya not yang gak imbang harus diimbangi biar suaranya kedengeran.

Semua berjalan dengan lancar, dari nyoba tes do re mi fa sol la si dooooo, terus nyoba ketukan, sampe nyoba lagu Indonesia Pusaka bareng si keyboard pun kelas 1A1 ini ngelakuin yang terbaik.

Sampai Pak Sugi mulai angkat bicara, "Okey Okey, jadi nanti kalian buat kelompok. Kelas ini dipecah jadi dua kelompok, salah satu ada yang megang gitar sama kajon, dan yang 5 ada yang main pianika,"

"Kelompoknya boleh milih sendiri Pak?" Kata seseorang dari sudut agak terdepan.

"Mmm, iya boleh milih sendiri!" Jawab Pak Sugi yang buat semua anak kelas bermuka sumringah.

Geng femes langsung milih sendiri sama siapa mereka mau berkelompok. Yang pasti mereka ber-9 gak akan kepisah dan harus selalu nempel kayak lem.

Baru aja mereka lagi berunding bareng-bareng di daerah tempat duduk si Isna, gw ngeliat para geng bikes berlarian ngejar Pak Sugi yang keluar kelas. Wah gw mencium bau-bau ada yang gak setuju nih kalo kelompok milih sendiri. Karena Lo tau lah semua orang pengen nilai bagus, untuk mendapatkan nilai yang bagus itu apalagi di semester dua ini, mereka harus mempunyai tim kerja yang bagus juga. Jadi kalo Lo dapet tim ampas emangnya Lo mau?gak kan. Mungkin itu yang dirasakan geng bikes.

Tapi, semua berakhir disaat kita semua menyadari bahwa geng bikes juga menginginkan orang yang sama. Selayaknya cinta segitiga.

Disaat geng femes menginginkan Abbad, geng bikes mengalah dan mereka punya Isno. Disaat geng femes mengambil Dziky, geng bikes punya Aldyas. Lalu, saat geng femes mengambil Febryan, geng bikes mengalah dan memungut Yoga. Hm, disaat geng femes ingin Muhidin, geng bikes mengambil Reihan. Kemudian, masalah mulai muncul disaat geng femes mengambil Odi dan Nichol. Sedangkan laki-laki masih banyak.

Disaat Odi dan Nichol dipisah, MEREKA GAK MAU.


MAUNYA BARENG.


LAH?SI ANJIR INI!


Masalah dimulai dari MEREKA, karena MEREKA, dan padahal ini juga untuk MEREKA.




Gak ngerti lagi gw. Sumpah!





Okey! Kembali lagi ke kelompok.

Selama di kelas, geng femes terus aja memperingatkan masalah kelompok mereka. Karena mereka ngerasa semacam :

"Kapan lagi sih kita sekelompok ber-9, jarang kan? Sekalinya ada juga harus sama cowok. Bisa gak sih kita itu sekelompok dan orangnya bener semua."

Tapi ya semua ini harus adil, sang ketua kelas juga berusaha udah adil dengan segala kerendahan hatinya itu.

"Woi ini gimana kelompoknya?" kata Ayu dari belakang barisan.

"Coba deh pake absen, soalnya tadi Pak Sugi bilang ke gw, biar adil pake absen aja," si Elisa nyambung yang entah kedengeran atau gak sama Ayu.

"Yaudah ya coba dulu coba dulu," si Isna angkat bicara gaes.

"Dih berarti sama aja dong gw enak kalo misalkan dari absen," Fabhia angkat bicara sambil jalan menuju meja depan guru untuk duduk.

"Ehm, gimana ya......" Isna mikir.

Isna, Elisa, Chyntia, Fitria mulai ngeliatin absen dan mencoba menulis satu-persatu nama anak kelas. Dan ternyata kelompoknya dimulai dari absen ganjil dan genap.

3A1 (The Extraordinary Class)Where stories live. Discover now