Chapter 19

6.1K 697 44
                                    

Business Affairs

Author : Sekushiai

Translated to Indonesia by : Oresamarei94

.

"Tidak," kata Heechul tegas, menginjak kakinya ditanah. "Aku tidak akan membiarkanmu terus seperti ini, kita akan keluar malam ini dan itu final !"

Jaejoong berbalik untuk melihat sahabatnya. "Tapi Hyung-"

"Ayolah, ada banyak pria tampan yang belum menikah diluar sana yang sangat menginginkan kesempatan untuk memanfaatkan pantatmu yang seksi itu. Lupakan pria bermarga Jung brengsek itu"

Jaejoong mengunyah bibir bawahnya. "Aku tidak tahu ... "

"Ku beritahu sebuah rahasia," bisik Heechul secara konspiratif. "Kau tidak benar-benar punya pilihan."

Jaejoong tertawa. "Oke oke baklah," akhirnya dia setuju. "Aku ikut."

Dan begitulah akhirnya Jaejoong duduk di klub gay yang populer dengan mengenakan jeans ketat dan kemeja dengan perpotongan leher yang rendah.

Heechul sudah menghilang ke lantai dansa, setelah mencoba dan mencoba membuat Jaejoong bergabung dengannya. Jaejoong lebih senang duduk di bar dan menonton.

"Apa yang pria cantik ini lakukan sendirian ?" Sebuah suara berkata, dan Jaejoong melirik ke sisi kirinya untuk melihat seorang pria yang bersandar di meja bar, menatapnya dari atas ke bawah dengan mata yang sangat tertarik.

"Kesepian," Jaejoong menyeringai.

"Bagaimana kalau kau berhenti kesepian dan ikut berdansa ?" Pria asing itu menawarkan. Dia mengulurkan tangannya dan setelah beberapa saat ragu, Jaejoong mengambilnya, membiarkan pria asing itu menuntunnya ke lantai dansa.

Dan saat dia memeluk leher pria itu, pinggul mereka bergoyang-goyang, Jaejoong tidak bisa tidak mengingat adegan yang sama dengannya dan Yunho beberapa waktu yang lalu.

Hatinya sedikit sakit ketika mengingat Yunho, tapi pada saat bersamaan, kemarahan membuat bibirnya meringkuk menjadi cemberut.

Yunho sialan

Jaejoong menggelengkan kepalanya untuk menghapus Yunho dari ingatannya dan berpegangan pada pria asing itu lebih erat.

= = = =

Dalam minggu minggu berikutnya. Yunho hanya berdiam diri di kantornya. Dia berharap bahwa dengan memecat Jaejoong dia bisa melupakannya dan kembali ke cara hidupnya yang kuno dan tidak rumit.

Tapi nyatanya itu sangat berlawanan.

Yunho tidak bisa berhenti memikirkan Jaejoong. Dari saat ia membuka kedua matanya sampai dia menutupnya, hanya ada Jaejoong, Jaejoong dan Jaejoong.

Ada terlalu banyak kenangan - setiap kali dia duduk di mejanya, setiap kali dia pergi untuk memfotokopi sesuatu, setiap kali dia mengadakan pertemuan di ruang rapat.

Dan itu tidak hanya berlaku di kantor tapi juga dirumah. Sambil duduk di ruang tv bersama Sooyeon, yang bisa dipikirkannya adalah betapa cantiknya Jaejoong yang terlihat pasrah dibawah kungkungannya. Membuat sarapan, yang bisa dia ingat hanyalah punggung Jaejoong.

Dan setiap malam Yunho tidak bisa tidur, ia selalu dibayangi dengan kenangan tentang Jaejoong. Dia menjadi gila, dan tidak tahu harus berbuat apa.

Dia sangat merindukan Jaejoong dan itu sangat menyakitinya. Dia satu-satunya yang patut disalahkan karena menyakiti dirinya sendiri dan karena menyakiti Jaejoong.

Pikiran bahwa dia telah menyakiti Jaejoong adalah yang paling sulit untuk dihadapi.

Jujur saja, orang seperti apa aku ini ? Dia mengejek dirinya sendiri. Jatuh cinta dan memecatnya, langkah cerdas Yunho.

Dia tidak bisa berhenti bertanya-tanya apa yang akan terjadi jika dia tidak memecat Jaejoong, jika dia mengakuinya seperti orang normal. Apakah mereka akan berakhir bersama ? Mungkinkah mereka akan bahagia ?

Yunho tahu jawaban atas pertanyaan itu - ya dan iya. Dan sebagian dari dirinya sangat ingin menemukan Jaejoong, untuk meminta maaf dan memohon padanya sampai dia memaafkannya. Untuk menciumnya dan memberitahunya kalau "Aku mencintaimu", untuk melihatnya tersenyum dan mendengarnya membalas pengakuannya.

Tapi itu sudah terlambat. Dia mungkin membenciku sekarang. Siapa yang tidak, setelah semua omong kosong yang telah kulakukan ? Aish ....

Aku benar-benar idiot.

= = = =

Ketika Yunho pulang kerja, dia melepas sepatunya dan menaruhnya dengan rapi di dekat pintu. Dia berjalan menyusuri lorong dan menemukan Sooyeon di ruang tamu, berbaring di sofa.

"Ada tetesan uap di microwave," katanya dengan bingung.

"Pergilah membuat spaghetti. Aku terlalu lelah untuk memasak."

Yunho berhenti sejenak, mengikuti adegan didepannya. Pulang dari hari kerja keras, namun istri yang seharusnya menyapanya dengan manis malah menggonggong memerintah dirinya.

Tanpa sadar, masa depan yang dilukisnya untuk dirinya sendiri sebelum dengan Jaejong muncul dalam pikirannya. Berjalan masuk untuk menemukan Jaejoong dengan celemek, sendok kayu ditangannya saat ia menyapa Yunho dengan pelukan, "Sayang~ aku merindukanmu !" dan sebuah ciuman lembut.

Dia hampir bisa melihat mereka membersihkan piring setelah makan malam, melempar sabun satu sama lain dan tertawa, dan entah bagaimana berakhir pada Jaejoong yang menempel di meja dapur, dan tubuh hangat Yunho menempel di tubuhnya.

Jika ada sedikit kesempatan ... jika ada sedikit kesempatan untuk memiliki kehidupan seperti itu dengannya, bukankah seharusnya aku mengambilnya ? Bukankah seharusnya aku paling tidak mencoba, bukannya terjebak dengan Sooyeon selamanya ?

Semua hal yang pernah Yoochun katakana kepadanya bergema dalam pikirannya, tentang dia yang layak mendapatkan cinta, pantas untuk Jaejoong, tentang dia perlu menumbuhkan keberanian dan menyingkirkan Sooyeon. Dan kemudian dia teringat Jaejoong yang merintih dibawahnya, berpegangan padanya namun terisak "Yunho, aku mencintaimu"

Yunho berlari ke kamarnya, meraba-raba telepon genggamnya saat ia menutup pintu di belakangnya. Dia tidak tahu apakah dia melakukan hal yang benar atau apakah ini sebuah kesalahan.

Dia tidak tahu apakah Jaejoong mau kembali, atau malah ia akan berakhir sendirian.

Tapi jantungnya berdegup kencang melawan tulang rusuknya dan pada saat itulah dia tahu bahwa dia akan menyesali hal ini seumur hidupnya jika dia sama sekali tidak mencobanya. Dia menekan nomor yang sudah dikenalnya, nomor yang hanya perlu dihubungi untuk keperluan bisnis sebelumnya.

"Ya, hai. Tidak-tidak. Ini bukan urusan perusahaan," Yunho menjelaskan.

"Aku butuh dokumen perceraian."

.

TBC

.

___________________________

Akhirnya babeeeehhh !!! Hahahaha sadar juga kaw XDD

Sudah yaa jangan pada marahin babeh Yunho lagiii wkwkwk

Jangan lupa vote dan komennya ya guys !

Love you :**


Business Affairs ; YunJae (NC-17)Where stories live. Discover now