“Hmm… Tidak!” Skylar menjulurkan lidahnya lalu memutar tubuhnya kembali.

Baru saja ingin menggoda Rachel yang sedang menulis sesuatu di buku notenya, seorang pria berjas dan berkemeja hitam yang sengaja dibuat longgar sehingga menutupi dadanya yang memang sengaja tidak mengancing 3 kancing atas.

Oh, aku yakin dadanya sangat muscular. Fokus Sky! Fokus!

Asal kau tahu, kelasku yang tadinya sangat ramai dan ribut bahkan melebihi keramaian dan keributan McJohannes University Fair mendadak hening. Seperti benar benar hening. Tanpa suara sedikitpun.

“Baiklah semuanya. Apa kalian sudah siap menerima pelajaran dari saya hari ini?”

Oh, Tuhan, suaranya. Seksi. Skylar apa yang kau pikirkan? Gadis batinku menjerengkan matanya padaku seolah memerintahku untuk kembali ke dunia nyata.

Tanpa aku sadari semua orang sudah membuka bukunya. Aku yang baru saja tersadar dari lamunanku, langsung gelapan membuka bukuku dan ribut menanyakan halaman yang harus dibuka pada Rachel.

Rachel yang melihatku masih menstabilkan diri pun akhirnya tertawa kecil.

“Apa yang kau tertawakan?” Tanyaku curiga.

“Kau.” Jawabnya masih tertawa.

“Aku? Memangnya aku kenapa?”

“Kau memandang Tuan Styles seperti ingin bercinta dengannya. Bahkan tadi aku lihat kau menggigit bibir bawahmu dua kali.”

Brug! Gadis batinku langsung ambruk dan tertimbun tanah. Oh betapa malunya aku.

“Jangan tertawakan aku. Suruh siapa dia begitu mempesona.” Ujarku memajukan bibir bawahku.

“Mempesona? Lalu apa yang terjadi dengan seorang dosen tua, berkepala pitak, bertubuh pendek dan gempal serta berkacamata bulat besar yang lebih parah dari punyamu?” Rachel kembali tertawa namun tanpa suara karena  memang kelasku menjadi sangat hening dan sepi. Mungkin seperti di pemakaman.

“Kau masih mengingat kata kataku? Ternyata memang benar selama kau diam diam menjadi fansku.” Aku tersenyum jahil. Rachel membelalakan matanya tak percaya.

Baru saja aku memperlebar senyumanku dan ingin melancarkan aksiku untuk menggoda Rachel yang sedang pura pura serius dengan buku yang ada di depannya, Tuan Styles tiba tiba angkat bicara.

“Jika aku mendengar suara sedikit saja dikelas ini, aku akan tahu siapa orang itu, dan tanpa berpikir panjang aku akan langsung memberikan hukuman serta mengeluarkannya dari sini. Mengerti?”

Jangan jangan dia mendengar suaraku dan Rachel?! Tapi tunggu dulu, suaranya saat sedang emosi begitu menggairahkan. Ah, apa yang terjadi jika suara itu digunakan untuk melarangku pergi dari ranjang? Pasti akan terdengar sangat sangat menggoda.

All Of Sudden // h.sWhere stories live. Discover now