Prolog

109 29 28
                                        

~Aku masih duduk termenung menyesali perpindahan sekolahku untuk kedua kalinya, namun kali ini aku tidak merasa terlalu sedih tapi aku kecewa. Entah berapa kali aku terlalu mengatakan bahwa hidupku tak berarti, hingga rasanya ingin mati~

Namaku Andhita Syalha Pranoto. Aku lahir dengan keadaan keluarga yang biasa-biasa saja. Ayah dan Ibu ku bukan keturunan darah biru atau keluarga nigrat lainnya. Padahal aku berharap akan ada nama RR ( Roro ) di bagian depan namaku. Ananda Kyra Pranoto adalah partner terhebatku, tapi lagi-lagi kami terpaut gengsi untuk menunjukkan rasa sayang diantara kami.

Waktu untuk pindah ke rumah baru pun tiba, aku kedua orang tua ku serta nenek dan kakek ku pindah ke rumah baru yang letaknya jauh sekali dengan tempat tinggal kami awalnya. Kyra tak ikut bersama kami karena dia memilih untuk tinggal di asrama sembari melatih dirinya agar menjadi TNI seperti kakek. Ya, kakekku dulunya adalah komandan dari angkatan darat yang tangguh dan berani namun tidak lagi kini, karena tubuhnya telah terpasung lemah tak berdaya di akibatkan stroke yang menimpanya.

Sedih harus berpisah dengan mereka teman-temanku yang sudah cukup baik. Ahh.. Rasanya aku mau disini saja.

Perang batin itu pun mulai muncul ketika aku pindah sekolah. Banyak kata-kata andai yang terlintas dikepala ku hingga aku pun lelah.

~~~

"Kamu nyari uang itu yang bener, dari pagi sampai malam hanya dapat uang segini?" Ucap ayahku ketika beragumen dengan ibu.

"Trus mau bagaimana lagi ? Hari ini sedang sepi usaha kita yah." Sahut ibu ku sedikit menahan isak tangis.

Suara gelas pecah pun kini terdengar hingga aku tak mampu lagi menahan luapan amarah untuk ayahku. Memang benar, ayah adalah kepala keluarga namun sikap bertanggung jawabnya perlu di re-update agar memahami beban ayah sesungguhnya. Bagaimana bisa seorang ayah hanya mengandalkan kemampuan istrinya untuk mencari sesuap nasi? Ini sangat diluar nalar pemikiranku.

Lagi.. Lagi.. dan lagi..

Aku terus mengucap kata andai disetiap lamunan ku. Aku tak pernah lagi melihat senyum ayah dan ibu seperti foto ulang tahun ku dulu. Yang kutemui saat ini adalah cacian yang setiap hari mendarat ditelinga ku.

Sungguh jenuh..

Keadaan ini melelahkanku..

Jika aku saat ini sedang bermimpi, tolong segera bangunkan aku dari mimpi buruk ini. Aku sangat membencinya.

"Syalha, besok Ibu bawain bekal aja ya buat kamu piknik ?" Rayu ibu sembari memegang rambut panjang ku.

"Trus aku gak dibawain uang bu?" Tanyaku dengan nada agak meronta.

Ibu terdiam sesaat untuk menghela nafas, mencoba tersenyum kepadaku sebagai arti bahwa semua tidak terjadi apa-apa.

"Iya nanti ibu bawakan cuma gak bisa banyak ya sayang."

Aku hampir saja meneteskan air mataku dihadapan ibu. Aku mengetahui kejadian pagi ini yang membuat matanya sembab. Ayah meninggalkan kami dan mengambil beberapa uang ibu, tanpa pamit dan ucapan perpisahan. Namun aku mencoba untuk tidak meneteskan satu butir air mata ini untuknya, serapuh apapun aku dalam diam ku berusaha untuk tidak ingin meneteskan air mata itu.

Hari terus berjalan, berganti bulan, berganti tahun. Tepat 3 tahun ayah meninggalkan kami tanpa kejelasan. Entah dimana keberadaannya dan apa saat ini pekerjaannya aku hanya dapat berdoa untuknya semoga selalu dalam lindungan-Nya. Belakangan tahun terakhir adalah tahun terseram dalam hidupku entah apa mula dari permasalahannya semua seperti mengalir saja dengan tujuan yang aku belum tahu akan kemana hilirnya.

Aku pernah mendengar kata para tetangga lewat sumpah serapah yang orang tudingkan untuk nenekku, dimana anak yang membantu kesusahan nenek dan kakek saat itu akan sial seumur hidupnya. Dan ku ingat kembali bahwa keluarga kami lah yang membantu nenek dan kakek hingga saat ini. Meski ada 3 orang lagi anak-anak nenek namun semua tak ada yang peduli. Hanya sesekali mengunjungi tanpa basa-basi ini dan itu, bahkan untuk sekedar membantu ekonomi kami pun tidak ada yang berupaya untuk peka.

Hmmm.. Apa saat ini hidupku sedang ada di jaman kutukan ??? Rasanya tidak.. Tapi.... Ah bisa saja iya buktinya semua yang aku lalui hingga hari ini aku tak pernah bahagia :(

~~~

Wallaaaa, cerita ini baru banget aku post di wattpad dengan segala kekurangan dan kelebihannya aku mohon tidak ada yang sama dengan cerita yang aku buat.

Kita kenalan dulu ya, nama ku Dena Yuliettha kalian bisa panggil aku Dena aja. Kenal lebih lanjut boleh search aku di instagram dengan username : denayuliettha

Sebelum tinggalin halaman ini please vote dan komennya ya supaya aku lebih bisa mengembangkan cerita yang ada.

Say thanks for All, Happy reading dear :)

Hello! My Alter Ego (Pending!!)Where stories live. Discover now