PLM 1~ Arrogant Man

2.1K 87 6
                                    

"Awal pertemuan tidak selalu indah. Saat bertemu dengan pria sombong sepertimu, cerita hidupku yang sesungguhnya baru akan dimulai."

-Joanna Carey-

❤️❤️❤️

“Joanna!”

Seseorang menepuk pundak Joanna.

“Uhukk..!” Joanna yang sedang minum langsung tersedak. “Selina gila! Bisa nggak sih lo nggak ngagetin gue?!!”

“Ya elah! Sorry deh… makanya minum itu nggak usah dihayatin! Kayak mau doa aja.”

Selina ikut duduk dihadapan Joanna. Mereka sedang menikmati makan siang di kantin tempat kerjanya.

“Sini deh sini!” Titah Selina memberi isyarat agar Joanna mendekat, sambil melihat sekelilingnya. Takut ada yang mendengar pembicaraan mereka.

“Ada apa sih?” Joanna jadi penasaran.

“Gue punya berita terbaru!” Selina mulai menunjukkan wajah seriusnya. Membuat Joanna ikut-ikutan serius.

“Apaan?!”

“CEO dari perusahaan kita udah kembali. Dia akan tinggal di Indonesia lagi!” ucap Selina antusias. Saking bersemangatnya ia lupa bahwa suaranya terdengar oleh orang-orang disekitarnya. Selina menutup mulutnya melihat semua orang menatapnya dengan pandangan aneh. Aduh! Malu gue...

Joanna menegakkan tubuhnya kembali. “Gila ya! Gue kira apaan? Ternyata cuma berita kayak gitu. Udah serius-serius juga!”

Selina mengernyit. “Lho, itu berita paling hot tahu! Lo nggak tahu ya, CEO kita itu masih muda, tampan, genius, dan pokoknya sempurna lah! Semua cewek pasti kenal dia. Siapa sih yang tidak ingin jadi pacarnya, atau calon istrinya? Mungkin hanya lo aja kali yang nggak mau!”

“Oh ya? Gue nggak peduli tuh! Mau dia seperti yang lo sebutkan tadi juga gue nggak mau tahu! Yang penting gue bisa kerja di sini tanpa harus mengenal pimpinannya siapa!” kata Joanna acuh tak acuh. Lalu ia kembali meminum tehnya.

“Dasar ya… Awas aja lo kalau ketemu Mr. Leinster, gue jamin iler lo netes!”

Joanna yang sedang menyesap teh hangatnya langsung berhenti dan melotot pada Selina. “SELINAAA… JOROK BANGET SIHHH!!!”

Selina tertawa puas dengan pukulan yang terus menghampirinya. Beberapa detik kemudian, Joanna ikut tertawa menyadari tingkahnya yang konyol itu.

❤️❤️

Sore itu Joanna pulang dari kerjanya. Seperti biasa ia harus berjalan kaki dulu menuju halte yang tidak jauh dari kantornya bekerja. Sepertinya ia tidak melihat kanan kiri ketika hendak menyebrang. Hingga sebuah mobil menghampirinya dan hampir menabraknya.

Terdengar suara decitan rem dan teriakan Joanna menggema disepanjang jalan itu. Hanya butuh sejengkal lagi mobil itu mencium tubuh Joanna.

❤️❤️

Oliver terkejut menyadari supirnya mengerem mobil mendadak. Pandangan yang awalnya terpaku pada ponsel, beralih pada supirnya dan menatapnya tajam dari kursi belakang mobil tempatnya duduk.
Seakan mengerti, supir bernama Dani itu menoleh pada majikannya dengan raut wajah takutnya. “Maaf, Tuan.”

“Ada apa?” tanya Oliver dengan nada dalam yang sangat menakutkan.

“Saya hampir menabrak seorang wanita, Tuan.”

“Hampir…” ulang Oliver pelan.

“Biar saya melihatnya.” Supir muda itu bergegas keluar mobil hendak melihat keadaan Joanna. Apakah gadis itu baik-baik saja atau tidak.

❤️❤️

Dani melihat gadis didepannya dengan muka sedikit cemas. “Nona, anda tidak pa-pa?” tanya Dani.

Joanna terkesiap. “Apa kau bilang?! TIDAK PA-PA?!! Nyawa saya hampir melayang, kau tahu?!! Jika itu terjadi gimana? Kau mau tanggung jawab?!”

Dari dalam mobil Oliver terus memperhatikan gadis itu. Bagaimana gadis itu marah-marah pada supirnya dengan wajah yang memerah. Oliver tersenyum sinis melihatnya. Jika seperti itu, Oliver yakin supirnya akan kalah telak dari gadis itu.

Dengan tegas, Oliver keluar mobil dan mendekati mereka. Ia bisa menangkap tatapan gadis itu terpaku padanya. Seperti dugaannya, gadis itu terpesona pada Oliver. Oliver sendiri sudah biasa mendapati tatapan memuja seperti itu dari para wanita.

Setelah berada tepat dihadapan Joanna, Oliver menatapnya tanpa kedip. Matanya tertuju tepat pada manik gadis itu. Seolah menguncinya dengan pesona yang amat dalam. Hingga membuat gadis itu terjebak dalam jerat Oliver.

“Apa kau mau mati?” Pertanyaan itu membuat Joanna membesarkan matanya.

Bagaimana pria ini bisa bicara dengan begitu tenang, tapi seperti ada nada menyindir didalamnya? Batin Joanna.

“Jika kau ingin mati, mengapa nggak loncot jurang aja? Atau berdiri di rel kereta api sekalian?”

Entah mengapa perkataan pria itu berhasil membuat Joanna merasa tersinggung dan marah. “Siapa yang pengin mati? Justru kau yang pengin mati karena hampir menghilangkan nyawaku!”

Oliver tidak suka ada orang yang menentangnya. Apalagi sampai marah-marah seolah dirinya yang bersalah. Baru kali ini ada wanita yang berani melawannya dengan begitu beraninya. Apa wanita ini tidak tahu siapa dirinya? Batin Oliver bertanya-tanya.

I think, my driver is not wrong. Kau sendiri yang tak sayang nyawamu!” Oliver berkata begitu dingin. Pancaran matanya menyiratkan ia sangat marah. “Kau tidak ngerti peraturan lalu lintas, ya? Atau perlu saya jelasin?”

Joanna hanya mampu mengernyit dan diam. Sudah terlalu lama ia diam sambil memandang Oliver tidak suka bercampur heran.

Oliver yang melihatnya hanya mampu berkata ketus, “Dasar aneh!” sambil berlalu meninggalkan gadis itu hendak kembali pada mobilnya. Seakan mengerti, supirnya mengikuti memasuki mobil. Kemudian mobil itu berlalu meninggalkan Joanna yang masih tak mampu menggerakkan tubuhnya dari tempat itu.

Dasar cowok sombong!

❤️❤️❤️

Please, Love Me!Onde histórias criam vida. Descubra agora