1.5. LunatiC : Suara dalam Kenangan

Start from the beginning
                                    

"Ah, aku merasa tidak enak jika harus membangunkan orang yang sedang tidur" kata Dave. Aku mengangguk membenarkan.

***

Tik Tok. Tik Tok.

Suara jarum jam mendominasi ruang makan yang sunyi ini. Meski diisi oleh enam orang, ruangan ini terasa hening karena tidak satu pun dari kami membuka suara. Gilang telah sadar dari pingsannya dan kini kembali menjadi Gilang yang seperti biasa. Rika terus menunduk dengan peluh dingin saat matanya menatap Gilang. Sedangkan aku, Nina, Dave dan Rudi hanya diam menatap mereka berdua.

Tik Tok. Tik Tok.

Suara jarum jam terdengar keras, dan itu sedikit terdengar menyeramkan. Aku hendak membuka mulutku untuk mengucapkan setidaknya satu atau dua kata untuk memecah keheningan ini. Namun, nyaliku menciut dan aku segera menutup mulutku kembali.

Aku tidak tahu bahwa berbicara akan sesulit ini. Aku benar-benar berharap salah satu dari kami mulai membuka suara. Tapi, baik Dave yang suka usil dan Nina yang cerewet pun juga diam. Mereka bahkan tidak menyentuh makanan sedikit pun. Kalau seperti ini, aku tidak tahu harus bagaimana.

"Em.. begini.." Kami semua terperanjat saat Gilang mulai berbicara dengan suara beratnya. "Aku minta maaf atas apa yang terjadi.."

Kami semua menatapnya, termasuk Rika-meski sebenar nya Ia sangat takut.

"Maafkan aku, Rika... Dave memberitahuku bahwa aku mengatakan sesuatu yang membuatku ketakutan.."

Rika menatapnya takut. Peluh dingin menetes dari dahinya.

"Aku tidak tahu apa yang kukatakan... tapi, itu pasti sesuatu yang buruk. Jadi, aku minta maaf..." Ucap Gilang dengan wajah sendu. Aku tahu Gilang merasa sedih karena telah mengatakan sesuatu yang buruk pada Rika. Tapi, itu bukan salahnya. Itu bukan salahnya, kan?

"Aku benar-benar minta maaf, Erika!"

Mendengar itu, aku melihat Rika sedikit lega. Aku pun merasa lega melihatnya.

"Kau mau memaafkanku?" tanya Gilang. Wajahnya kali ini terlihat lembut seperti biasa, sangat berbeda dengan wajah nya ketika berubah menjadi dirinya yang lain. Terlihat menyeramkan dan aku tidak ingin melihat wajah itu lagi.

Rika mengangguk pelan. Sedikit canggung. Kami tersenyum senang melihatnya.

"Ayo kita makan, teman-teman!!!" Kata Nina yang terdengar seperti anak kecil.

"Huft... kalian berdua membuatku takut tadi" ucap Dave sambil mengelus-elus dada dengan lebaynya.

Gilang hanya tertawa. "Apa aku terlihat menyeramkan saat itu?"

"Sangat!" Ucap Rudi. "Aku saja sampai ketakutan dibuatnya"

"Aku tidak, aku suka melihatmu seperti itu!" Sahut Dave yang membuat kami mendelik tajam kearahnya. Tapi dia hanya membalasnya dengan cengiran lebar.

"Hehe.. tolong dimaklumi~ aku kan masokis" Ucapnya dengan wajah tanpa dosa.

"Dave, Rudi! Apa kalian ingat kalau besok kita ada tugas?" tanya Nina yang membuat tawa kami berhenti.

"A-apa?" tanya Dave.

"Fisika!!"

"Wah... gaswat! aku sama sekali tidak mengerti!!" Ucap Rudi menjambak rambutnya frustasi.

"Aku suka pelajaran Fisika! Apalagi gurunya killer!! Sangat menyenangkan!!!" Yah, you know lah siapa yang mengatakan ini.

"Oh ya, memangnya tugas apa?" tanya Gilang. "Mungkin aku bisa membantu"

"Benarkah?!" tanya mereka bertiga -Nina, Rudi, Dave- senang. Gilang mengangguk.

LunatiC : Deep World Dark Side [END]Where stories live. Discover now