Get to Know Me {BRIAN}

2.7K 377 15
                                    

Halo, tadi sudah kenalan sama cewek saya kan? Hmm tadi dia sempet ngomongin Brian?

Siapa sih Brian ini?

Perkenalkan saya Brian Jo Kurniawan, anak tunggal dari bapak Kurniawan yang terkenal dengan kursus musik (yang cabangnya dimana-mana) rintisan bapak saya dan kakak-kakaknya, yang sering menyebut diri mereka sebagai The K Brothers. Sepertinya bakat musik memang mengalir deras dalam darah keluarga kami.

Selama merantau ke Surabaya ini sebenarnya saya ingin ganti panggilan jadi Jo biar gimana gitu, tapi dasar manusia-manusia ini, tetap memanggil saya Brian. Terimakasih teman-teman telah menggagalkan rencana saya.

Saya satu jurusan dengan Acha—Asha for y'all—tapi saya tengah berada di semester yang ((harusnya)) akan segera berkutat dengan skripsi, tapi kelas Thesis Writing Design (proposal skripsi) saya diambang kegagalan. Hehe.

Sampai saat ini saya masih sibuk dengan tanggung jawab saya sebagai wakil ketua BSO* Musik FIB Universitas Airlangga tercinta.

Saya juga tergabung dalam band besutan BSO, Enam Hari, yang katanya sih mulai naik daun baik di Unair maupun di kalangan mahasiswa kampus-kampus lain. Cie. Engga guys saya gak pamer, fax only.

Saya adalah bassist sekaligus komposer dan vokalis bersama 4 anak Enam Hari lainnya. Emang kebetulan kita semua, minus Davin, bisa nyanyi.

Dulu memang sempat terjadi keributan karena saya dan Jere berebut sebagai gitaris, tapi saya sebagai wakil ketua BSO Musik yang berwibawa, mengalah demi perdamaian dunia. Tapi saya dan Jere sempat perang dingin untuk beberapa waktu karena saya masih tidak terima posisi saya direbut oleh Jere yang notabene belajar bass lebih dulu daripada saya. Sebel gak tuh.

Ini bukan kali pertama saya merantau. Saya berasal dari Bandung namun menghabiskan 3 tahun SMA di Jakarta. Alih-alih mengekang saya karena saya adalah anak tunggal, orang tua saya malah mendorong saya untuk mencari ilmu kemana saja, bahkan sejauh dan seluas mungkin. Pindah ke Surabaya rasanya saya seperti terbakar, panas banget gila neraka pindah ke sini kali ya.

Namun di Surabaya yang panas ini juga saya bisa mendapat pengalaman-pengalaman berharga dan juga bertemu dengan orang-orang yang berarti bagi saya.

Termasuk Asha Janettra.

Pertemuan pertama saya dengan Acha memang cukup memalukan, bisa-bisanya seorang Balayudha nyungsep di depan maba. Untung saksi mata cuma Jere yang emang agak-agak burem matanya. Jadi selain kami dan beberapa orang yang Acha kasih tau (+ anak Enam Hari), hanya segelintir orang yang tau tentang insiden ini.

Setelah Acha mengembalikan jaket angkatan saya (yang dengan gilanya saya pinjamkan ke dia walaupun saat itu kami belum kenal), kami sudah tidak pernah berhubungan lagi. Kontak kami paling jauh hanya berupa senyuman kecil Acha saat kami berpapasan di lorong kantin.

Hal tersebut terus berlanjut selama beberapa saat hingga akhirnya Acha bergabung di BSO Musik.

Entah dia emang tidak tahu-menahu saya wakil ketua dan sekaligus anggota Enam Hari atau dia pura-pura aja, dia literally terkejut saat dia melihat saya yang sedang menyetem bass di ruang musik.

"..........Kak Brian......" Bisiknya, pelan sekali. Untung dengerinnya pake cinta jadi denger aja.

"YAAKKK GAES, selamat datang di BSO Musik!" Suara nyaring Jere memecah segalanya, tapi tidak termasuk gendang telinga saya.

"Semoga kalian betah-betah ya di sini. Kita jinak semua kok." Ujar Jere ke maba-maba yang mau aja dikibulin dia. Dia tuh yang paling liar.

"Iya, Kaaaakkkk." Jawab mereka serempak.

"Bagooosss! Coba angkat tangan yang bisa main alat musik atau nyanyi, terus perkenalkan diri kalian."

Pandangan saya terfokus pada Acha yang awalnya ragu untuk mengangkat tangan.

"Perkenalkan, nama saya Asha Janettra Iskandar, bisa dipanggil Asha. Saya dari prodi S1 Sastra Inggris angkatan 2016. Saya bisa bermain piano. Mohon bantuannya."

Setelah Acha, maba-maba lain mengangkat tangan. Dan saya? Tentu saja ikutan.

"Kak Jere! Perkenalkan nama saya Brian Jo Kurniawan. Prodi Sastra Inggris 2014. Saya bisa bernyanyi, bermain bass, gitar, dan juga memainkan hati kamu." Saya mengedipkan mata dan meniupkan ciuman pada Jere yang sedang menatap saya dengan ekspresi jijik diiringi dengan gelegar tawa para maba.

"Orang yang tadi barusan ngomong, sayangnya, adalah wakil ketua BSO Musik kita, Brian! Tepuk tangan untuk Brian!"

Para maba pun bertepuk tangan dan Jere bersiul-siul. Gak tau kenapa, tiap Jere yang handle recruitment anggota baru, pasti berhasil menarik banyak anak. Tidak heran meskipun sekarang Jere sudah menjadi Ketua BSO, dia masih saja nyemplung saat recruitment.

Sepertinya saya juga harus mentraktir Jere karena sejak saat itu, saya dan Acha sering bertemu paling tidak seminggu sekali saat latihan maupun kumpul rutin BSO.

Dan kabar baiknya?

Karena intensitas kami bertemu semakin meningkat, saya mulai berani untuk menghubungi Acha via LINE hanya untuk sekedar berbasa-basi. Terkadang kami makan semeja waktu di kantin. Ia kadang-kadang mengajak saya makan mie ayam di seberang kampus. Bahkan tidak jarang pula ia tidak segera pulang walaupun kumpul rutin BSO Musik sudah berakhir—dan kami berujung membicarakan segala hal yang terbesit di pikiran kami. Tak jarang saya menelepon dia hanya untuk meminta saran diksi maupun chord dari Acha.

Long story short, I asked her to be my girlfriend and she said yes.

====

hi! setelah chapter-chapter perkenalan masing-masing karakter, aku akan post cerita-cerita tentang mereka. please wait a little bit more!

love,
s.

Second to NoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang