06 - Bohong

13.1K 839 49
                                    

Alatha memandang lututnya yang kini di perban, Violet membantu Alatha turun dari brankar, Violet sesabar mungkin menghadapi Alatha yang rewel karena sedari tadi terus meringis kesakitan.

"Ayo Tha pelan-pelan." ucap Violet menuntun Alatha berjalan.

"Iya iya." lirih Alatha menahan rasa perih.

Mereka berdua berjalan keluar dari ruang UKS untuk kembali masuk ke dalam kelas, Violet rela meninggalkan satu jam pelajarannya demi menemani Alatha, tapi di kesampingan itu ia juga ingin membolos dari pelajaran tersebut karena malas belajar.

Setibanya di depan kelas, sudah ada Victor menunggu disana, menatap tajam ke arah Alatha dan Violet. awalnya Alatha bersikap cuek karena rasanya malas untuk berurusan dengan Victor, cowok yang menurutnya menyebalkan.

Ketika hendak masuk, lengan Alatha ditahan oleh Victor, lalu berkata. "Lo sini." tegas Victor pada Alatha. Tatapan matanya beralih menatap Violet, "Dan lo, masuk." perintahnya.

"Tapi..kak? Alatha lagi sakit kakinya," keluh Violet khawatir, karena ia paham betul maksud Victor yang sudah pasti akan membuat kerusuhan.

Alatha menghela nafas berat, "Ya udah Vio, kamu masuk aja." saran Alatha.

"Tapi lo gimana?" tanya Violet.

"Nggak papa." balas Alatha tersenyum santai.

Violet pun terpaksa masuk ke dalam kelas, dan hanya menyisakan Alatha dan Victor, suasana koridor terlihat sepi karena siswa dan siswinya sedang melaksanakan KBM, hanya saja kelasnya Alatha yang kebetulan sedang free-class.

Victor menarik tangan Alatha kasar, membawa gadis itu menyingkir dari kelasnya supaya percakapannya dengan Alatha tidak terjangkau.

"Ngapain lo pura-pura jatoh? biar di tolongin Sean?" hardik Victor to the point.

Alatha menyerngit, mengapa Victor jadi rese seperti ini. "Apa untungnya aku pura-pura?" serngit Alatha.

"Karena lo suka sama Sean, kan?" tebak Victor tiba-tiba.

Entah apa yang saat ini ada di dalam pikiran dan benak Alatha, cewek itu menjawab. "Iya." jeda Alatha. "Aku emang suka sama Sean." kata Alatha. "Tapi, bukan berarti aku bakal ngehalalin segala cara buat dapetin dia." lanjut Alatha membuat Victor bungkam.

"Lo harus jauhin Sean." tegas Victor.

"Kenapa? punya hak apa kak Victor buat larang-larang aku?" Alatha mengerutkan keningnya.

"Sadar diri aja sih, lo jelek, gak pantes buat dia!" seru Victor kian over protective.

"Mengagumi bukan berarti berkeinginan untuk memiliki." ucap Alatha. "Aku cuma punya perasaan suka dan tertarik, gak lebih. aku juga gak maksa buat Sean suka balik sama aku. jadi tolong untuk kak Victor, berhenti tuduh aku yang nggak-nggak, aku cuma suka sama Sean, gak lebih." tegas Alatha kemudiam berbalik badan dan pergi meninggalkan Victor.

Victor hanya tersenyum sinis melihat kepergian Alatha dari hadapannya, entahlah apa tujuan dari Victor melakukan semua ini.

Seperti biasa, Alatha menyuap bekal siang yang dibuatkan khusus oleh Jasie, sang mamanya. Alatha sudah biasa memakan bekal siangnya di depan kelas bersama Violet, siang itu, matahari sedang terik-teriknya, Alatha kehilangan mood untuk makan karena cuaca yang panas membuat tubuh Alatha gerah dan berkeringat.

"Panas banget tau Tha disini," keluh Violet mengibas tangannya.

"Iya nih aku jadi males makan." sambung Alatha.

Alatha menutup kotak makannya yang belum habis, masih tersisa banyak nasi goreng di dalamnya, Alatha kembali masuk ke dalam kelas bersama Violet untuk menaruh kotak makan tersebut, setelahnya Alatha dan Violet memilih untuk pergi jajan di kantin.

Sean dan AlathaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang