End of The Road ✓

Prologue

Yerin terduduk diam dengan iris yang menatap nanar kedepan. Kencan yang dia harapkan bisa merubah sikap dingin Taehyung yang berubah akhir-akhir kemarin, malah membuat hatinya semakin tergores rasa sakit yang lebih mendalam.

Eunha menatap Taehyung yang sedang menelpon sesorang dari kejauhan, lalu beralih menatap Yerin.

"Taehyung menghubungi siapa?" tanya Eunha membuat lamunan Yerin pudar dan beralih menatap Eunha dengan air mata yang hampir menetes.

Yerin menggeleng. "Tidak tahu," jawabnya lalu menggidikan bahu pura-pura tidak merasakan sakit dihatinya, lalu kembali berkata, "Mungkin teman kampusnya."

Mata Eunha menyipit, "Benar? Sebelum dia beranjak menjauh, aku mendengar suara perempuan disana. Bahkan kau juga mendengar kan?"

Lantas Yerin hanya mengangguk lemah, "Iya, aku tahu. Kenapa?" tanya Yerin berpura-pura lagi.

Eunha mencibikkan bibirnya menatap Yerin yang seakan-akan tidak merasa sakit hati karena cemburu, Eunha tahu. Dari tatapan Yerin yang tak jauh terus menatap Taehyung dengan pandangan sendu.

"Kencan apa ini. Jungkook ke toilet sehabis makan ayam pedas. Salah sendiri mengapa memesan makanan itu." gerutu Eunha.

Lalu menghela napas sambil menatap Yerin sendu, "Dan Taehyung yang semakin mengabaikanmu."

Yerin yang mendengarkan hanya menunduk lesu. Tak dapat berkata-kata.

Dia takut jika hubungannya dengan Taehyung akan berakhir menyedihkan. Yerin sangat mencintai Taehyung, dan Taehyung sendiri yang membuatnya mencintanya.

Lalu mengapa Taehyung menjatuhkannya dengan selalu mengabaikannya? Sikap dingin yang tak pernah Yerin lihat, sekarang semakin menjadi-jadi, walau banyak alasan yang membuat Taehyung melakukannya.

Dan dia selalu mempercayai Taehyung.

Takdir apa yang akan Yerin rasakan kedepannya? Apakah takdirnya yang menangis meraung mengunci diri dalam kamar, dan tidak, dia tidak akan seperti itu. Namun, bagaimana itu kenyataan?

Yerin menghela napas dan bergumam lirih, "Sampai diujung jalanpun aku tidak akan melepaskanmu."

Namun, bagaimana jika Taehyung yang meninggalkannya begitu saja? Bisakah Yerin menahannya? Dia yakin tidak bisa dan pada akhirnya Yerin hanya bisa menunggu dan tidak melepaskan apa yang menjadi kebahagiaannya dalam ambang mimpi terindahnya jika kebahagaiannya bukan kepadanya.