FIVE

12 1 0
                                    


   " – oke guys, persiapkan diri kalian untuk LDK lusa. Jangan lupa perlengkapan yang harus dibawa karena kita bakal nginap seminggu. Wassalamu'alaikum." Raynold mengakhiri rapat dan menandatangani jurnal kerja.

   Anggota OSIS sudah banyak yang meninggalkan ruangan. Tapi Aurel, masih setia menunggu Raynold, pujaan hatinya.

   Raynold sempat heran melihat Aurel yang duduk sendirian, tak biasanya dia mau ditinggal teman-temannya.

   " Lo kenapa?" tanya Raynold sekadarnya.

" I-Itu Gu-Gue-" Aurel kelabakan jika Raynold menatapnya intens begini.

" Lo liat hantu?." Tanya Raynold mengangkat sebelah alisnya heran karena Aurel yang terlihat gusar.

   Aurel mengangguk dan kemudian menggeleng dengan cepat dan " Gue suka sama lo. Will you be my boyfriend?." Ucap Aurel cepat sambli menunduk untuk menutupi semburat merah dipipinya.

WHAT!!??

   Raynold tidak menyangka jika Aurel yang kalem dan anggun itu menyukainya. Tentu saja Raynold sangat senang mendengarnya. Bukan karena mengetahui Aurel yang juga most wanted menyukainya.

   Tapi karena ia akan mencetak angka berharga di gengnya.

   Raynold mengangguk dan memberikan senyum manisnya.

" J-Jadi sekarang kita pa-pacaran?" tanya Aurel kelabakan dengan mata yang membulat sempurna.

   Raynold mengangguk lagi " Yaudah, gue cabut dulu." Dan Raynold meninggalkan Aurel sendirian di ruang OSIS dengan perasaan yang sangat luar biasa senang.

*~*~*~*

" Raynold lama banget sih, padahal Fathia udah keluar dari tadi." Gerutu Rafael pada Felix.

" Bentar lagi juga bakal dateng." Ucap Felix menenangkan.

" Fathia? Siapa Fathia?" Tanya Billy heran pada Rafel karena baru mendengar nama itu.

" Icha! Nama belakangnya kan Fathia. Jadi gue manggilnya Fathia aja, biar lebih deket gitu. Kan orangnya juga cantik. Hehehe." Ucap Rafael dengan bangga. Tapi perhatiannya tak lepas dari game yang baru di-download-nya.

'BRAK!'

   Tiba-tiba saja meja dipukul dengan keras.

Billy langsung berdiri menghadang. Ponsel Rafael terjatuh kelantai karena kaget yang luar biasa. Dan Felix hanya diam karena sudah menduga siapa yang akan melakukan hal bejat seperti itu.

" RAYNOLD ANJIR!!!" ucap Rafael dan Billy bersama'an.

" Cie.... Billy sama Rafael ternyata sehati, bisa sama'an gitu ngumpatin gue. HEBAT!!" ucap Raynold mengacungkan kedua ibu jarinya kearah Rafael dan Billy.

   Rafael tak menghiraukan Raynold karena langsung mengambil ponselnya yang terjatuh tadi.

" Dasar Bawang Merah!! Untung hp Bawang Putih mahal!, kalo nggak lo bisa ganti berjuta-juta .!" Ucap Rafael pada Raynold membawa-bawa film legendaris Indonesia. Eak....

" Alah... hp ketemu dijalan juga. Sombong banget lo!" ucap Raynold tak mau kalah.

" Udah ah! Ribut mulu kerjaan." Felix menengahi.

Raynold dan Rafel kemudian duduk dikursi.

" Cie.... yang LDK nya lusa. Kalo ada yang adem kasih tau gue yak?" Ucap Billy pada Raynold.

" Traktir gue dulu, baru gue tolongin. Gimana?" jawab Raynold sambil menaik turunkan alisnya.

" Perasaan gue aja kali ya, kalo lo kayak gitu mirip jin di iklan yang satu permintaan Rayn." Ucap Rafael dipolos-poloskan.

" Itumah iklan rokok bego!." Billy mendorong kepala Rafael. Sedangkan Felix hanya bisa geleng-geleng kepala.

" Iya deh, yang sering nonton iklan." Rafael mulai membela diri.

" Lix! Temen adek gue minta dikenalin ke elo." Ucap Billy pada Felix.

" Cie..... siapa tuh namanya?" Raynold mulai penasaran.

   Billy menggaruk kepalanya yang tidak gatal " Kalo itu sih, gue lupa." Ucap Billy.

" Cantik nggak?" celutuk Rafael.

" Cantik banget. Udah pernah gue tembak. Tapi dianya nolak terus. Heh." Ucap Billy frustasi.

" Dia tau Felix dari mana?" tanya Raynold pada Billy.

" Ceritanya adek gue nge-fans­ ama lo El!" Rafael langsung bangga mendengarnya. " Tapi sorry gue nggak setuju." Ucap Billy setelah itu membuat senyum Rafael yang semanis gula itu luntur seketika.

" Karena dia nge­fans ama lo," Billy menunjuk Rafael " Dia liatin hp gue terus. Gue juga nggak tau dia ngambil hp gue dimana. Nah! Waktu itu dia liatin ketemennya foto kita yang dipantai. Nah, tau-tau aja temennya kepincut ama lo" ucap Billy menunjuk Felix

   Mendengar hal itu, Felix hanya bisa diam. Sudah banyak kejadian yang seperti ini. Tapi ia tak bisa. Karena ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk menjaga seseorang. Seseorang yang akan ia jaga apapun keadaannya.  

   Jika seseorang itu sudah memiliki penjaga selainnya. Mungkin ia akan siap untuk hal ini. 

JanuaryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang