Sial

137 2 0
                                    

Langkah kaki Fara menuju ruang olahraga-pun gemetar, orang yang ingin ia temui membuatnya kesal, juga gugup.

Saat sampai di pintu ruang olahraga, ada seorang laki-laki yang mengelap wajahnya menggunakan handuk hijau kecil sambil menatap kea rah cermin.

Lalu, laki-laki itu membuka tutup botol minuman berwarna hijau, meminumnya, lalu meletakkannya kembali di atas meja. Mata fara tidak bisa lepas dari aktifitas tersebut.

"Hei" Ucap Fara membuat laki-laki itu menengok kea rah pintu. Fara merasa salah dengan ucapannya barusan.
"Kenapa?" Tanya laki-laki itu

"Balikin novel temen gue cepet!!" Nada Fara meninggi dan gemeta sambil tangan kanannya meminta novel ke laki-laki itu.

"Gue punya nama kali, bukan hei" Laki-laki itu berdnegus dan tertawa kecil. Senyuman, dan lesung pipitnya membuat Fara agak sulit mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Iya gue tau" Jawab Fara gemetar.

"Kenapa gak bales sms gue?" Tanya Reyhan mendekat. Langkah kaki Reyhan membuat Fara semakin takut dan gemetar.

"Ehmm.. anu.. pulsa gue.. pulsa gue abis" Balas Fara gemetar.

Langkah kaki Reyhan semakin mendekati Fara...

"Perlu gue isiin biar lu bisa bales chat gue?"

Nafas Fara terasa ditarik, dia menahan nafas cukup lama, kakinya gemetar, wajahnya bingung. baru kali ini Fara merasakan seperti adak kupu-kupu di dadanya.

"Nih novel temen lu" Ucap Reyhan memberi novel Eca lalu menjauhkan tubuhnya dari hadapan Fara.

----------######-----------

Nafas Fara pagi ini terasa sesak. Berulang kali Fara menarik nafas dan membuangnya sembari menaruh kedua tangannya di pinggang. Sesekali Fara mengelap keringat yang bercucuran di wajahnya menggunakan handuk kecil merah muda, lalu meminum air dari botol yang sama dengan warna handuknya.

Baru kali ini Fara berlari jauh dari rumahnya, sesekali ia berhenti karena kelelahan. Air minum Fara hampir habis karena jarah yang Fara tempuh tidak biasa.

Fara berlari lagi, kemudian berhenti di rumah bercat hijau muda dan dihiasi tanaman-tanaman kecil.Lagi-lagi Fara mendekatkan bibirnya ke arah botol minumnya, setetes.. dua tetes.. hingga tetes ketiga, air minum Fara habis. Cuaca di Jakarta panas sekali memang.

Fara menyesal karena lari terlalu jauh, dan dia tidak membawa uang di sakunya.

Karena takut dehidrasi, Fara memutuskan untuk pulang ke rumah dengan berjalan kaki.

Baru beberapa langkah berjalan, tiba-tiba ada sosok laki-laki yang Fara kenali..

Sial..

"Hei"

Secangkir Cappucino CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang