Dia lagi

387 5 0
                                    


Fara kaget mendengar suara itu lagi. Reyhan yang berada di sampingnya tersenyum kecil melihat wajah Fara yang panik.

"Gak usah keget kali denger suara gue,btw suara gue imut ya sampe lo kaget gitu?" Reyhan mengangkat alisnya sebelah meledek Fara yang kaget mendengar suaranya.

"Iya,gue anak baru" Jawab Fara ketus membuat Reyhan tertawa kecil.

Sok kegantengan banget ini orang,amit-amit.

Setelah membersihkan toilet,Fara kembali ke kelas. Ini kelas baru bagi Fara. Melihat teman baru,bangku,meja dan kursi baru. Sungguh pemandangan yang berbeda.

"Eh Ra,gimana tugas sosialnya?" Ledek Eca tersenyum lebar yang nampaknya puas sekali.

"Tugas sosial ndasmu" Jawab Fara kesal sambil menaruh tas nya di samping Indah.

Kegiatan kelas berlangsung lancar. Teteapi ada satu anak yang menjengkelkan. Baru pertama masuk aja udah buat kegaduhan. Bikin kelas berisik karena dia ngebully seorang cowok yang duduk di depan meja guru,memakai kaca mata dan membaca komik. Namanya Ipul. Dan bersama teman-temannya yaitu Fahri,Dika,Andi dan Danang

"Sendirian aja coy,gabung dong sama kita" Teriak Ipul menggoda Juna Septiansyah yang duduk di depan meja guru,memakai kaca mata dan membaca komik.

"Yeeh,di panggil gak nengok-nengok. Eh Ujang" Ceplos Ipul berteriak membuat seisi kelas tertawa. Fara yang dari awal memasang muka bete kini tertawa melihat kelakuan Ipul. Semenjak saat itu,Juna Septiansyah namanya berganti menjadi Ujang. Nama yang bagus ternodai oleh mulut Ipul. Cowok hitam dengan rambut yang acak-acakan dan seragam yang tidak di masukkan ke celana.

"Eh Jang,serius amat lo kayak mau nikah" Sahut Dika meledek membuat kelas ramai.

"Ketika pertama ku jumpa dirimu,Oooh...Ujang tukang bajang" Ledek Danang sambil bernyanyi. Terlihat Ujang biasa saja,atau mungkin di SMP nya dia sudah biasa di jadikan bahan bully-an.

"Jang,jangan diem aja. Bisu lu ya?" Tanya Fahri yang meledek sambil tertawa kecil.

"Udah..udah nanti Ujang mules ngeliat tingkah lo" Sambar Eca.

"Ra,nanti ke kantin yuk. Gue denger-denger di sini ada cappucino nya lho" Ajak Eca di tengah kegaduhan kelas akibat ulah Ipul.

"Tau aja lo kesukaan gue Ca"

Fara melamun seketika,mengingat kejadian di toilet lantai 1.

"Ra,kantin yuk" Ajak Eca menarik tangan Fara dari tempat duduknya hingga membuat tubuh Fara terangkat sedikit.

"Ngapain sih Ca?"

"Nemenin Ujang makan bakso" Ujar Eca sambil mendekatkan kepalanya ke arah wajah Fara

"Gak mau ah,lo aja sana nemenin si Ujang"

"Kan tadi gue ngajak lo ke kantin,beli cappucino" Perkataan Eca membuat Fara tersenyum. Di saat banyak fikiran seperti ini,enaknya minum capucino hangat. Menenangkan fikiran dari kegelisahan yang menghampiri.

Kantin terasa sesak saat jam istirahat. Inilah yang di rasakan anak kelas 10. Belum terbiasa dengan suasana gaduh di kantin akibat kakak kelas. Awalnya suasana kantin aman tentram,teteapi ketika segerombolan anak kelas 11 datang seketika kantin menjadi rusuh.

"Ini kantin apa pasar sih rame banget" Ucap Vira yang berhenti menyantap baksonya karena terganggu dengan kegaduhan kantin.

Fara masih terlihat tenang meminum cappucino nya. Seolah-olah menikmati tiap hirupan capucino nya. Mengaduk-ngaduk cappucino perlahan-lahan. Melamunkan kejadian tadi di toilet. Begitu menyebalkan Reyhan di benaknya.

"Hai penghuni kantin,di sini gue akan membawakan sebuah lagu,betapa beruntungnya kalian mendengarkan suara emas gue" teriak gemuruh di kantin menyorak-nyorakki kaka kelas yang duduk di atas meja bersama teman-temannya.

"Penguasaa..penguasa.. berilah hambamu uang..beri hamba uang...beri hamba uang" Semakin gaduh suasana kantin. Tapi tak membuat Fara terganggu menikmati cappucino nya.

"Itu kakak kelas kenapa sih? Ganggu orang makan aja" Gumam Indah sebal melihat tingkah kaka kelas di ujung kantin.

"Rey,lu dari tadi ngeliatin siapa sih?" Tanya Dodo dengan melihat ke arah mata Reyhan melihat.

"Ade kelas kali Do" Ledek Bian tertawa melihat Reyhan.

Di saat gaduhnya kantin,Reyhan melihat Fara yang dari awal di mulainya kegaduhan kantin bersikap biasa saja,bahkan tidak terganggu seperti murid-murid lain. Bahkan ada murid yang bergegas pergi sambil menutup telinganya karena mendengar Rio,yang tadi bernyanyi di atas meja. Terlihat tenang sekali. Membuat mata Reyhan tertarik melihatnya.

Riuh suasana di kantin,karena mulut Rio tak berhenti bergurau.

"SEKALI LAGI"

"HUTAN..SEMAK-SEMAK..RUMAH NENEK" Semua murid-murid yang berada di kantin tertawa melihat Rio yang makin lama semakin gila.

"Si Rio kebanyakan nonton Dora bareng adeknya tuh" Ucap Reyhan tertawa geli.

Fara dan teman-temannya bergegas pergi ke luar kantin. Mata Reyhan mengikuti jejak arah kaki Fara menuju ke luar kantin.

"Rey,di panggil Bu Erna di perpus tuh" Ucap Rizky yang baru saja datang mengagetkan Reyhan.

Reyhan bergegas menuju ke perpustakaan. Karena kalau lama,Bu Erna pasti akan marah besar. Apalagi karena keterlambatannya tadi pagi.

"Ra,jadi temenin gue ke perpus gak?" Tanya Eca memegang tangan Fara

"Iya jadi kok Ca,sekarang aja"

Perpustakaan adalah tempat terhening di sekolah. Suasananya yang dingin,taka da suara yang mengganggu. Itulah sebabnya Fara dari SMP selalu menyukai perpustakaan.

Baru masuk ke perpustakaan,Fara melihat Reyhan sedang menghadap ke Bu Erna yang berada di kursi penjaga perpustakaan.

"Itu kan.. Reyhan. Ngapain dia disini" Gumam Fara sendiri sambil melihat ke tubuh Reyhan

"Kalau kamu tidak mengerjakan PR Pkn, kamu tidak boleh mengikuti pelajaran saya selama 1 semester" Terdengar ancaman Bu Erna kepada Reyhan

"Iya Bu,saya usahain inget PR yang dikasih Ibu" Ucap Reyhan sambil tersenyum.

"Permisi Bu"

"Silahkan masuk"

Mendengar suara Fara,Reyhan langsung menegok ke arah pintu perpustakaan.

"Cewek itu. Yang gue gak tau namanya siapa" Gumam Reyahan mengerutkan dahinya.

Fara dan Eca langsung menuju ke meja Bu Erna,mengisi daftar hadir. "Lo aja yang nulis Ra" Suruh Eca membuat Fara melotot ke arahnya. Setelah mengisi daftar hadir,tiba-tiba Bu Erna melihat ke arah buku daftar hadir sambil tersenyum "Fara Anissa,namanya cantik sekali seperti orangnya" Ucap Bu Erna membuat Fara terheran-heran karena tadi pagi melihat Bu Erna marah dan sekarang Bu Erna memuji dan tersenyum padanya.


Secangkir Cappucino CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang