DUA

4.8K 331 2
                                    

Kejadian semalam masih membuat Valen shock ,hari ini Valen terlihat pendiam.

"Hai selamat pagi."sapa Brian duduk di samping Valen.

Valen hanya tersenyum tipis.

"Kamu sakit?"tanya Brian.

"Gak, gue baik-baik aja."ucap Valen.

"Aku bawa sarapan, kamu mau?"Brian menyodorkan bekal makananya, namun Valen menggelengkan kepala.

"Hahahaha...cupu...loe bawa bekal? kayaj anak TK."ejek Denis ketua kelas di kelas Brian.

"Iya kamu mau?"Brian menawarkan ke Denis.

"Gak!!sorry gue gak sudi entar ketularan cupu."kata Denis sambil tertawa di ikuti yang lainya.

Brian hanya diam dan memakan makananya dengan tenang.

Valen memandangi Brian, wangi Brian hampir mirip wangi Shadam yang sangat harum memabukan.

"Ada apa?"tanya Brian yang merasa di perhatikan Valen.

"Gak papa."jawab Valen singkat.
Brian melanjutkan makanya.

"Len jangan diam terus donk."ucap Silvi cemas.

"Iya len, kita khawatir nih, apa loe mau istirahat aja di UKS?"tawar Zahra.

"Gak guys gue gak papa."ucap Valen tersenyum tipis.

Tv di kantin sedang menyiarkan kejadian semalam.
Ketika rombongan Shadam keluar gedung mall bersama anggotanya.
Sangat tampan dan gagah, masuk ke lamborgininya dengan senyum jahat yang tersungging di bibirnya yang merah.

"Sangat tampan yah?"ucap Silvi melongo mengagumi Shadam.

"Iya tampan tapi menyeramkan."timpal Zahra.

"Gue heran kenapa polisi gak ada yang nangkap dia, padahal udah jelas identitas dan wajahnya."gumam Valen.

"Gak bakal ada yang berani non, seluruh negri ini juga tau seorang Shadam sangat kejam jika mengusik dia, maka akan ada kekacauan yang lebih parah non."pak Udin penjual bakso di kantin ikut nimbrung.

"Wahh serem yah, semoga kita gak pernah bertemu dia lagi."ucap Zahra di angguki Silvi dan Valen.

Hujan deras mengguyur, Valen masih menunggu jemputanya yang tak kunjung datang.sedangkan Silvi dan Zahra sudah pulang dari tadi.

"Belum pulang?"tanya Brian sambil menenteng bukunya.

"Jemputan belum datang."jawab Valen singkat.

"Mau aku antar?"

"Tidak terima kasih."tolak Valen.

"Baiklah kalau begitu aku nemenin kamu di sini nunggu jemputan kamu datang, gak baik cewek sendirian."ucap Brian duduk di samping Valen.

"Terserah loe aja."balas Valen cuek.
Suasana pun hening hanya suara hujan yang terdengar.

Satu jam tlah berlalu namun jemputan Valen tak kunjung datang.
"Sudah hampir sore, kamu tetep mau nunggu?"tanya Brian.

"Baiklah antar gue pulang."perintah Valen.

"Tunggu sebentar aku ambil mobil dulu."Brian bergegas pergi.

Tak lama mobil jazz putih muncul di hadapan Valen.
Briana keluar dari mobil menggunakan payung untuk memayungi Valen.
"Ayo len kita pulang."ajak Brian.

Valen pun berjalan di samping Brian.
Brian membukakan pintu untuk valen dan valen pun segera masuk.
Saat valen masuk mobil, wangi khas Shadam tercium jelas.
"Mirip sekali wanginya."gumam Valen dalam hati.
"Ahh minyak wangi kan banyak yang sama."sangkal Valen sambil menggelengkan kepalanya.

Brian Aka ShadamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang