Dua Puluh Empat

2.8K 155 0
                                    

Ting .... ting

Suara notifikasi Line Nabya berbunyi. Satu pesan masuk dari seseorang yang telah membuat degupan jantungnya kembali tidak stabil, Nabya mengernyitkan kedua alisnya dan tersenyum melihat siapa yang sudah mengirimkan pesan padanya.

Ia bangun dari posisi ternyamanya seketika tahu bahwa itu adalah pesan dari Shaka. Nabya memutar posisinya menjadi tengkurap dengan dagu diatas guling kesayanganya.

MHShakabiyan : "Naaaaa Bi Yaaaang .. "

Nabya terkekeh geli membaca pesan Shaka. Ia memutar mutar hpnya karna bingung bagaimana harus membalasnya.

MHShakabiyan : " Naaa, kenapa cuman di Read ? Grogi ya ? "

Lagi-lagi satu pesan masuk dari Shaka yang membuat Nabya semakin gemas dan semakin bingung.

NabyaZA : " sepertinya kamu sakah kirim dwh ."

MHShakabiyan : " Ciee.. grogi banget ya, sampe typo gitu"

NabyaZA : " Maaf, ga sengaja "

MHShakabiyan : " yaudah ... lusa gue mau wisuda, gue harap lo mau dateng ya ke wisuda gue."

NabyaZA : " Insha Allah "

MHShakabiyan : " gue tunggu ya Na, Assalamualaikum Na bi yaaang 😊 "

Shaka mengetik pesanya sembari tersenyum membayangkan ekspresi Nabya, saat ia memanggil namanya dengan embel-embel Nabiyang.

Sedang Nabya menahan bibirnya agar tidak tersenyum, meskipun sekarang ujung bibirnya terasa tersedut- sedut, dan ia menjawab salam Shaka hanya melalui lisa karna ia memilih tidak membalasnya.

Lusa Shaka memang sudah wisuda, ia akan segera mendapat gelar SHnya.. Shaka mempercepat skripsi dan wisudanya karna ada sesuatu hal yang harus ia segerakan.

Shaka menyandarkan bahunya kedinding tenpat tidurnya, sesekali ia membayangkan jika suatu saat ia harus pergi meninggalkan Ibu, Mbak Zayba, Arsy , sahabat-sahabatnya dan juga orang yang sangat ia ingin miliki, yakni Nabya..

Bagaiman jika besok akan mati, siapa yang akan menjaga kekuarganya dan juga Nabya, bagaiman kehidupanya setelah mati nanti? Apakah ia akan berjumpa Ayahnya dan juga Aisyah.. ataukah ia akan dihukum oleh Allah karna perbuatan dan sikapnya selama ini.

Ia juga teringat akan Rasulullah , ingin sekali ia berjumpa denganya, ingin ia berziarah ke makamnya, ingin ia memeluk dan mencium kedua tangan mulianya..

Namun , saat ini ia hanya bisa bershalawat keatasnya..

" Yaa Allah .. Hamba memanglah hina, namun bolehkan hamba meminta , agar hamba dan Rasululullah segera berjumpa ."

Tak terasa, kedua pucuk mata Shaka sudah mengeluarkan air bening yang membasahi pipi manisnya..

Berbulir - bulir air selalu mengalir deras dari pipi Shaka ketika ia teringat Rasulullah, Laki-laki yang paling Mulia karna Akhlaknya , laki-laki paling Agung karna budi pekertinya , dan semua yang ada padanya adalah kebaikan..

Setelah lelah menangis , Shakapun tertidur dengan pulasnya..

Pukul 02:30 Shaka terbangun dari tidurnya.. entah kenapa, ia selalu terbangun disepertiga malam..

Iapun bangun dan segera menuju kamar mandi guna mengambil air wudhu, Saat-saat seperti inilah yang selalu menjadi waktu favoritnya.. dimana ia bisa bangun guna bermesra dengan Sang Pencipta.

Sudah menjadu kebiasaan Shaka, setelah melaksanakan Sholat, iapun melanjutkan dengan berdzikir dan bertilawah..

****

She's MINE - My Queen Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang