DelapanBelas

2.8K 171 17
                                    

Semakin orang itu berilmu,semakin sedikit pula ia menyalahkan orang lain.

6Bulan kemudian

Sudah enam Bulan lamanya setelah kedatangan Aisyah dan keluarganya membuat Shakabiyan merasa seperti Dunia bukanlah membelanya namun malah menghancurkan impianya, ia juga harus menjauhi Nabya. Ia berpura-pura tidak mengenal Nabya, ia berusaha cuek dan acuh padanya, karna ia harus benar-benar melupakan Nabya, seorang yang sangat ia cintai harus rela ia lepaskan karna Aisyah teman kecilnya.

Kedatangan Aisyah dan kedua orang tuanya memberi kabar yang paling buruk bagi Shaka, orang tua Aisyah meminta Shaka guna menjadi Imam bagi Aisyah putrinya, setelah hari kelulusan kesok, Shaka akan resmi menikah dengan Aisyah. Meskipun Shaka menolaknya, ibunya tetap kukuh ingin Shaka menikahi Aisyah. Dan itu membuat Shaka sangat kecewa. Begitupun dengan usianya saat ini,ia sangat masih muda.

Jika memang Kau tak tertakdirkan untukku,
Aku akan tetap memintamu dalam rintihan bait doaku,
Dalam setiap hembusan angin disepertiga malam,
Aku akan berusaha mengubah jalanku, karna kesungguhanku
Ku ingin hanya kau yang jadi bidadariku .

"Ya Allah, harus bagaimana lagi, hamba sudah pasrah ya Rab,Hamba mencintai nabya bukan aisyah,namun kenapa Kau berikan Aisyah yang menjadi pendampingku " Shaka merintih meneteskan air matanya yang tiba-tiba terjatuh sendiri, ia merasa ini tidak adil, namun ia memiliki Allah yang Maha adil.

Bagi Shaka, cinta miliknya hanya Allah, Rasulullah,keluarga dan Nabya, tidak ada cinta selainya. Shaka sudah berusaha kuat menjauhi Nabya, namun Benteng kekohan yang ia bangun selama ini lenyap hanya karna sekilas ia bertemu Nabya.

Hari ini hari kelulusan, dimana semua siswa kelas duabelas merayakannya dengan gembira. Sebagian dari murid sma pelita ada yang konvoi ataupun mencoret baju sragamnya, bahkan ketiga sahabat shakapun juga ikut-ikutan konvoi. Namun Shaka memilih tak hadir disekolah, ia lebih memilih berdiam diri dikamar dan mencoba mengikhlaskan semuanya yang telah terjadi, ia harus memulai hidup yang baru.
Sedang Nabya dan sahabatnya merayakan hari kelulusan dengan pesta kecil-kecilan, ia memberi makan beberapa pengamen dan tukang becak yang ada di dekat Sekolahnya.

Semenjak Shaka menjauhi Nabya, ia merasa ada sesuatu yang aneh, ia merasa Shaka menyembunyikan sesuatu meskipun Nabya tak berhak tau, namun baginya kabar Shaka lebih penting.

" Na, lo ngapain nglamu disini?  Awas hati-hati ntar kesambet" Tiara yang tiba-tiba disamping Nabya dan membuyarkan lamunannya.

"Ah eh enggak kok,, semoga Allah selalu melindungi ku " dengan senyuman terkhasnya ia menyembunyikan rasa khawatir bercampur sedih.

"Aamiin, lo nggak laper?"

"Enggak" Nabya menggelengkan kepalanya sembari menatap Tiara,

"Lo puasa?"

"Insha Allah" jawab Nabya dengan senyumanya(lagi)

"Aku pulang dulu ya Tiara, nanti sampein salam aku ke Elisa dan Natasha, Assalamualaikum" sembari cipika cipiki dengan Tiara, Nabya melambaikan tangan ke arah kedua sahabatnya yang lain.

"Waalaikumsalam, siap bubos"

Di jalan, Nabya melihat Shaka bersama ibunya yang menaiki mobil, dan saat itu jantungnya berdetak lebih kencang seperti biasanya saat Shaka berada disekitarnya.

"Shakabiyan" Nabya memanggil Shaka namun sangat pelan sekali, ia hanya bisa melihatnya dari kejauhan.

Biar rasaku menjadi batas atas kesucian cintaku untukmu,

She's MINE - My Queen Until JannahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang