Prolog

848 26 6
                                    

When i open my eyes,
I see you
-ooo-

Suara dengkuran halus kini terdengar dari gadis yang dengan santainya tertidur di dalam kelas ketika posisi sedang di adakannya ulangan harian.

Temannya yang duduk di sampingnya hanya bisa mendengus kesal karena sifat sahabatnya itu tak pernah berubah.

Ketika semua orang sibuk dengan sulitnya soal di hadapan mereka, suara mengigau seseorang tentu menjadi pusat perhatian disaat-saat seperti ini.

"Gue juga sayang sama lo.."

Suara gadis yang tertidur itu memecah keheningan kelas yang tercipta, tak dapat dipungkiri gadis yang duduk di sebelahnya pun juga menjadi pusat perhatian.

Dengan wajah menahan malu, Wida, nama teman duduknya itu mulai membangunkan temannya. Namun nihil, karena sang empunya masih tetap tak bergeming.

"Han..., hanah bangun.."Dengan suara tertahan wida mencoba membangunkan hanah alias gadis yang tengah tertidur itu.

Tidak ada reaksi apapun dari hanah, sampai ketika pak Latif, guru matematika yang tengah mengajar di kelas itu datang menghampiri tempat duduk yang kini menjadi pusat perhatian itu.

" EHEM.." Suara dehaman pak Latif yang cukup keras ternyata ampuh membangunkan muridnya.

"Iya sayang?"

Hampir sebagian siswa di kelas tersebut meledakkan tawanya akibat ekspresi yang ditampakkan Hanah begitu konyol, bahkan Wida teman duduknya mati-matian menahan tawanya.

Seketika menjadi hening saat pak Latif memberikan tatapan tajam kepada semua murid di kelas itu dan segera mereka semua kembali sibuk dengan soal ulangan mereka masing-masing.

Hanah yang masih belum sadar total, hanya sesekali menguap dan melihat sekitarnya dengan tatapan ciri khas orang bangun tidur.

Dan saat matanya mendapati pak Latif, sebuah cengiran lebar ia berikan pada gurunya itu.

"Eh bapak, sehat pak?" Tanya Hanah tidak tahu situasi yang tengah dihadapinya kini.

"Hm, kenapa kamu tidur saat pelajaran saya?" Tanya pak Latif masih memasang tampang kesalnya.

"Oh, abisnya saya ngantuk sih pak, jadi saya tidur deh."

Demi neptunus, kalau saja muridnya ini bukan salah satu murid spesial, pak Latif bersumpah akan menyuruhnya berjalan jongkok.

"Kenapa saat ulangan kamu tidur hanah? Memangnya kamu sudah selesai?"

Hanah mengangguk mantap kemudian memberikan lembar jawaban beserta lembar soalnya kepada pak Latif.

"Semua soal itu udah pernah bapak bahas, jadi gampang diingetnya."

Sekilas pak Latif melihat hasil kerja muridnya dan tak dapat dipungkiri juga muridnya ini benar-benar murid spesial.

"Pak, berhubung saya sudah selesai, saya izin ke kantin ya pak, laper mau makan."

Belum sempat guru matematikanya itu memberikan izin, Hanah langsung menyalimi pak Latif lalu pergi dari kelas tersebut.

Pak Latif dan yang lainnya hanya menggelangkan kepala mereka kompak.

"Kelakuan kids jaman now."

-ooo-

Di kantin ini hanya ada Hanah sendiri mengingat jam sekarang masih jam pertama pelajaran dimulai.

Dan di sini mata gadis itu tak pernah lepas dari seseorang yang tengah berolahraga bermain basket di lapangan sana. Sesekali ia tersenyum, kala seseorang itu melakukan shooting three point.

Benar. Ia bahagia hanya dengan melihat bagaimana lelaki itu ber-tos ria dengan teman-temannya yang lain.

Reyhan.

Entah sampai kapan nama itu tak pernah lepas dari dalam hatinya maupun fikirannya.

{TL 1} ReyhanahWhere stories live. Discover now