Chapter Empat Puluh Enam | Pertunangan?

Start from the beginning
                                    

Bahkan Mamanya meminta uang untuk biaya berobat Samudera, tapi yang diterima oleh Samudera adalah perawatan minim. Kali ini Alice tengah berjuang untuk mengeluarkan Samudera dari tempat itu, dia akan merawat kakaknya sendiri dengan dokter pribadi tentunya.

"Suster Nora bila kamu sering jenguk Sam?"

"Ya dan aku mau ngeluarin kakak dari tempat itu, untuk kebaikan kakak." Alice berusaha tersenyum ke arah wanita itu.

Berusaha untuk tidak emosi, dia sudah melalui banyak hal. Seperti ini saja seharusnya tidak mengganggu dia.

"Tau apa kamu soal kebaikan buat dia? Kamu aja baru ketemu Sam beberapa kali."

"Ma... yang kakak butuhkan bukan dikurung seperti itu."

"Tergantung dengan penawaran yang kamu kasih? Selalu ada harga bukan dibalik semuanya?" Mamanya tersenyum licik.

Sudah seharusnya Alice menduga hal itu, dia terlalu berharap berlebihan dengan berpikir bahwa Mamanya akan berubah setelah sekian lama. Tapi, sepertinya semakin parah.

"Jadi tujuan kamu ajak Mamanketemu bukan untuk bicarin Sam, kan?" tembak Mamanya langsung.

"Iya tante, jadi seperti yang udah saya bilang sebelumnya. Alasan saya yaitu untuk meminta restu tante dan doa tante, hubungan saya dengan Alice akan berjalan ke yang lebih serius."

"Tanpa restu saya pun, Alice akan tetap melangsungkan pertunangan kalian bukan?" Wanita elegan itu mengecap wine yang tertuang dalam gelas, meminumnya sedikit dan kembali fokus ke dua orang yang ada di depannya itu, "kamu cukup berani dengan meminta saya untuk datang ke acara kalian," katanya ke arah Dylan, "keluargamu kerjanya apa?"

Tanpa basa-basi, langsung ke intinya. Tidak lain dari materi yang dimiliki oleh sang pemuda.

"Gak usah di jawab," desis Alice, "Ma, Mama gak ada urusan ya ikut campur masalah aku. Daddy aja setuju kok."

"Keliatannya dia dibawah kamu, ya?" Mama Alice mengambil kesimpulan, "Masih ada beberapa jam lho Lice sebelum kamu batalin pertunangan kamu. Cari cowok pinteran dikit, masa mau dibawah kamu."

Emosi telah memuncak, rasanya Alice ingin memakin Mamanya sekarang juga. Untuknya perihal bisnis keluarga Dylan yang dibawah bisnis keluarganya itu tak masalah, selagi Dylan tidak numpang hidup padanya. Selama ini pun tak pernah ada tanda-tanda kalau Dylan hanya memanfaatkannya. Terlebih sang Ayah telah menyetujui hubungan mereka.

Lalu orang yang tak pernah mengurusnya dari kecil memintanya untuk membatalkan pertunangannya.

udah gila?

"Kamu gak minder?" tanya Mamanya Alice ke arah Dylan, "status kamu bakalan jadi kepala keluarga lho, masa mau di setirin terus sama Alice."

Sudah tidak bisa ditahan lagi, Alice berdiri dari tempatnya menarik lengan Dylan untuk ikut berdiri disampingnya.

"Niat kita kesini baik. Terserah Mama mau datang atau enggak, tapi kalau masih punya harga diri gak usah datang. Ayo, Lan, ngabisin waktu doang disini."

Bisa ditebak apa yang dilakukan oleh Dylan. Pemuda itu menundukkan kepalanya sedikit hormat ke arah Mamanya Alice, kemudian mengikuti kekasihnya yang sudah keluar lebih dulu dari ruangan itu. Ada beberapa hal yang mengganggu di kepalanya, dia tau, namun selama ini dia menutup telinganya dan tidak mendengarkan gosip di luaran sana.

Dylan mengakui jika memang keluarga Alice memiliki harta di atas keluarganya, namun selama ini dia menjalin hubungan dengan Alice sangat nyaman. Mereka tidak pernah membicarakan hal itu. Namun, sepertinya kali ini memang harus benar-benar di bicarakan.

MeloDylan 2 (Retrouvailles)Where stories live. Discover now