7. lo?!

20 3 0
                                    

***

"Chel? Jangan rajin rajin dong. Hari pertama itu nggak boleh tinggel diem di dalem kelas."

"Males, Vell. Mager."

Vella dengan cekatan menarik tangan Rachel yang masih melanjutkan catatan Matematika,
"Udah, ayo ke kantin. Gue laper tau nggak nungguin elo nulis."

Rachel pasrah saja diseret Vella seperti itu. Kenapa Rachel tidak berontak?
Jadi menurut Rachel sendiri, setelah melalui banyak interaksi bersama Vella di kelas Pak Dodi secara diam diam, Rachel pikir Vella cocok dijadikan teman dekat.

Ingat, teman dekat.
Rachel tidak pilih pilih teman, kok.

"Jadi, nanti lo mau ikut ekstra apa?"

Rachel menghendikkan bahunya

"Lo punya hobi, kan? Salurin aja lewat beberapa ekstra yang ada, ada OSIS, MPK, Marching Band, Cheers, eh tapi jangan ikut cheers, ada Karate, Taekwondo, ih itu bagus tau Chel, trus ada Jurnalistik, Fotografi, PMR, Renang, Futsal, Panahan, PPATG, ngeri ih, jangan ikut PPATG, nanti kalo ilang di hutan bahaya noh, trus ada-"

"Vel, udah sampe kantin." Rachel memotong ocehan Vella.

Vella terdiam, ia kembali ke dunia realita,
"Ohiya! Ayok ayok makan. Rachel mau makan apa? Ada bakso, ada mi ayam, ada nasi goreng, ada burger, ada basreng, ada siomay, ada..."

Rachel membuang pandang dan menghela nafas pelan, seharusnya ia tau keunggulan Vella, Vella itu cerewet dan ribet.

"Vel?"

"Iya? Mau makan apa?"

"Makan siomay aja, ya? Tapi jangan makan di kantin."

Vella menatap sekeliling, mendeteksi sesuatu yang mungkin menjadi alasan Rachel tidak ingin makan disana,

"Rame ya? Oh, ada gebetan ya?!"

"Apaan sih, lo bilang mau ngasih tur VIP hari ini." tangan Rachel melayang, menoyor kepala Vella.

Vella memandang kerumunan anak laki laki yang berada di salah satu meja, tampak bahwa disana banyak cewek yang mengerubungi meja itu juga.

Vella memandang Rachel lalu tersenyum lebar, "Ohiya, kita tur VIP abis ini! Ayok, beli. Buruan sini."

***

"Jadi, ini ruang olahraga indoor. Lapangan kita ada dua, outdoor sama indoor. Kalo indoor, biasanya digunain buat olahraga tertentu aja, kaya senam lantai gitu. Mau masuk? Ayo!"

Ya begitulah, Rachel belum meng-iya-kan ajakan Vella, namun gadis itu sudah menyeret Rachel ke dalam.

Rachel menatap lapangan indoor yang begitu luas, di sudut sudut lapangan terdapat ring basket yang memang terlihat disimpan, dan belum digunakan. Di dua sudut terlebar, ada tribun dan panggung kecil.

Rachel pikir, ini lebih mirip aula daripada lapangan olahraga.
"Sepi ya? Nggak ada yang olahraga atau main pas istirahat gitu?" ucap Rachel

"Iya lah sepi. Cowok cowok pada demen main di lapangan outdoor. Ya selain mau tepe tepe, juga karena,"
Vella menatap horror Rachel,
"Chel?"

MISSEDWhere stories live. Discover now