3. cewek bar bar

96 29 8
                                    

"Chel!! Rachel!"

Rachel tak menghiraukan panggilan tersebut. Kakinya melangkah menuju mobilnya yang terparkir, lalu masuk ke dalamnya.

"Rachel, dengerin mama dulu, Chel. Rachel!"

Gue nggak denger, please. Gue nggak denger!

Mobil itu sudah kembali ke jalanan yang mulai ramai karena langit sudah menampakkan warna jingga malu malunya.

Rachel merasakan sakit di hatinya. Bagaimana bisa Mama dan Papa melakukan hal itu padanya?

"Arghh!!" Buku jarinya memutih lantaran cengkeraman pada gagang setir semakin mengerat.

- - - -

"Dirga, mau balik ke pantai lagi nggak?"

Dirga menoleh pada adiknya,
"Ngapain balik?"

Dirga benar benar tidak tau menahu soal cewek! Dasar abang songong. Ga peka banget sih.
"Sunset, Ga. Liatin sunset." Kata Naura geregetan.

"Ngapain repot repot ngeliatin matahari? Bikin gosong tau nggak."

Dirgaa!! Batu, mana batu?!!
Naura mendengus keras,
"Pekaan dikit dong, Ga. Cewek mana yang gasuka liet sunset? Lusa kan udah balik, di Jakarta gaada sunset kayak ginian!"

Ohh, jadi, cewek suka sunset ya?

"C'mon, Ga. Lo kan bisa foto foto juga. Fotoin gue juga! Gue mau foto sama sunset!!" Kata Naura sambil menggoyangkan lengan Dirga.

"Ah, adik gue yang satu ini. Kapan coba gue bisa nolak? Ayo!"

"Yes! Gitu dong, abang gue agak keren kalo kayak gini."

"Gausah agak, Naura. Gue emang udah keren dari sononya. Bahkan gaada yang bisa nyaingin gue karena gue terlalu keren." Kata Dirga sambil menyugar rambut hitamnya.
"Oh yeah, gue Dirga. Gue cowok terkeren di muka bumi ini." Celetuknya lagi sambil berjalan mendahului Naura dengan berkacak pinggang.

Naura mendengus pelan. Sadar bahwa kenarsisan Dirga kembali ke permukaan.

Kedua remaja itu berjalan menuju pantai. Pantai tersebut lumayan dekat dengan vila milik keluarga Dirga, hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit dan kalian akan memasuki kawasan pantai.

Naura segera berlari melihat sunset yang berada di hadapannya, ia berteriak senang. Kakinya menghampiri ombak yang datang ke bibir pantai, berlari, seperti bermain kejar kejaran bersama air bergerak itu.

"Dirga!!" Teriaknya dari kejauhan.
Dirga tersenyum, lalu mengambil potret candid adiknya yang berlatar belakang sunset.

Dirga berjalan menyusuri pantai yang sepi itu. Berharap mendapatkan spot ajib untuk kameranya. Angin memang cukup kencang lantaran hari mulai senja. Angin nakal itu membuat rambut Dirga menjadi berantakan, dan acak acakan.

"Kok berasa syuting film ya?" Dirga terkekeh sambil mencoba merapikan rambutnya, tapi gagal.
Dari tempat ia berdiri, Dirga melihat kearah jam 1. Ada cewek yang duduk di tepi pantai. Mungkin bajunya basah, lihat saja, bahkan cewek itu menghiraukan air ombak yang mengenainya. Tapi, cewek itu menunduk dan membiarkan angin mengibarkan rambutnya yang panjang.

"Good view."
Dirga memotret figur tadi berulang kali.
Candid yang sempurna!

Dirga mendudukkan tubuhnya begitu saja ke pasir. Mengecek satu persatu gambar yang baru saja ia jepret sambil senyum senyum sendiri.

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
MISSEDWhere stories live. Discover now