Shelter 11

479 75 4
                                    

Chanwoo masuk ke dalam kelas dan tak sengaja berpapasan dengan Yein yang hendak membuang sampah di luar kelas. Mereka saling terdiam untuk beberapa detik hingga akhirnya Yein menggeser posisinya terlebih dahulu dan pergi melewati Chanwoo yang masih diam di tempatnya.

.

Sejak kejadian di UKS itu Yein dan Chanwoo belum bertegur sapa lagi. Chanwoo tak sempat mengucapkan terima kasih untuk roti dan susu yang Yein belikan untuknya. Dia ingin mengajak gadis itu berbicara tapi Chanwoo gengsi menegurnya terlebih dahulu.

"Tsk.. Sudahlah untuk apa aku pikirkan." gumam Chanwoo lalu berjalan ke tempat duduknya.

.

Anggapan bahwa Chanwoo tak harus memikirkan masalah ucapan terima kasih yang belum ia sampaikan kepada Yein malah terus menerus ia pikirkan. Chanwoo tak fokus belajar sampai akhirnya bel pulang sekolah pun berbunyi. Semua anak di kelasnya tengah bersiap untuk pulang, begitu juga dengan Yein. Chanwoo yang diam-diam tengah memperhatikan Yein pun menghela napas, "Baiklah, aku akan berterima kasih." monolognya.

.

Saat ini Jung Chanwoo tengah mengikuti langkah kaki Jung Yein yang berjalan ke gerbang sekolah mereka. Chanwoo ingin memanggil Yein tapi suaranya tercekat ketika dirinya hendak memanggil Yein. Sampai akhirnya yang hendak ia panggil malah membalikkan badannya terlebih dan memandang Chanwoo heran.

"Kau membuntutiku?" tanya Yein.

"Ne? Ti-tidak. Untuk apa aku melakukannya?" bohong Chanwoo.

"Ah.. Aku pikir ada yang ingin kau bicarakan padaku. Aneh saja karena kau malah berjalan ke gerbang bukannya ke parkiran." kata Yein.

"Hmmm sebenarnya ada yang ingin aku tanyakan." ucap Chanwoo ragu.

"Ada apa?" tanya Yein.

"Berapa harga susu dan roti yang kau kasih untukku? Aku belum sempat menanyakannya." jawab Chanwoo.

"Eh? Untuk apa kau menanyakan itu? Aku ikhlas memberikannya kok." heran Yein

"I-iyakah? Thanks." ucap Chanwoo kikuk.

Entah kebodohan apa yang Chanwoo lakukan sampai-sampai mengucapkan terima kasih saja terasa sulit.

"Iya, sama-sama" jawab Yein.

"Hm... Apa aku boleh bertanya?" tanya Chanwoo memberanikan dirinya.

"Ya, ada apa?" tanya balik Yein.

"Apa yang terjadi pada dirimu? Maksudku, bagaimana pekerjaan paruh waktumu?"

"Oh... Aku dipecat." jawab Yein dengan santainya.

Namun jawaban itu sukses membuat Chanwoo membulatkan matanya tak percaya. Ternyata ada orang lain yang harus menerima konsekuensi karena perbuatan nakalnya.

"Tapi jangan khawatir, aku sudah mendapatkan pekerjaan baru kok hehe. Ini mau ke tempat kerja yang baru." lanjut Yein.

"Aku tidak khawatir." jawab Chanwoo singkat. "Aku hanya merasa bersalah."

"Untuk apa kau merasa bersalah?" tanya Yein.

"Itu karena...,"

Chanwoo mendadak bungkam. Dia bingung harus menjelaskan bagaimana kepada Yein tentang perasaan bersalahnya.

"...Lupakan." katanya. "Kau bilang mau ke tempat kerjamu yang baru. Bagaimana kalau aku antar?" tawar pemuda itu.

.

Yein turun dari motor Chanwoo setelah sampai di kedai es krim milik Taeil dan tak lupa berterimakasih kepadanya. Sepanjang jalan tadi Yein dan Chanwoo tidak banyak berbicara, palingan sekedar memberitahu arah jalan di mana tempat kerjanya yang baru.

SHELTERWhere stories live. Discover now