Shelter 10

466 78 3
                                    

"Aish tidak jelas!"

Seorang pria sejak tadi tak henti-hentinya menggerutu karena dedaunan menutupi pandangannya untuk merekam sebuah kejadian yang tengah ia intai. Dari lantas 3 gedung sekolahnya, pemuda itu tengah mengintai rombongan setan merah yang sedang merokok di halaman belakang sekolahan.

"Sudah aku bilang pakai ponselku saja. Punyamu sudah ketinggalan jaman." celetuk seorang.

Ya, pemuda tadi tidak sendiri. Ia ditemani seorang rekannya yang juga siswa di SMA ini. Mereka menjalankan misi untuk mengumpulkan bukti bahwa Shin Junseob adalah siswa badung yang harus dihentikan perbuatannya. Hasil dari investigasi mereka akan mereka serahkan kepada Kim Jungwoo. Dapat dikatakan bahwa Jungwoo dan kedua pemuda ini adalah komplotan X yang menyebarkan berita Chanwoo dan Yein tempo hari.

"Tidak perlu, hapeku sudah bagus kok." katanya sewot.

"Tsk kalau hasilnya jelek kau menyia-nyiakan kesempatan untuk Jungwoo." rutuk orang itu.

"Dasar cerewet! Kalau kau berisik terus nanti mereka tahu kita di sini." katanya.

"Bodo! Mana mungkin mereka mendengar kita, kita saja ada di lantai 3 ckckck." gerutunya.

.

Di sisi lain Jung Chanwoo hanya bisa diam di antara kepungan asap rokok yang ada di sekitarnya. Di antara banyak orang di tempat ini hanya dia dan Moon Bin yang tak menghisap batang rokok seperti teman-temannya. Melihat Chanwoo yang dari tadi hanya bisa diam membuat Shin Junseob pun menegur Chanwoo.

"Ya Jung Chanwoo!" tegur Junseob.

"Hm?" gumam Chanwoo.

"Apa yang terjadi padamu setelah orangtuamu datang ke sekolah? Kau tidak diskor dari sekolah?" tanya Junseob.

Mendengar pertanyaan Junseob barusan membuat Chanwoo termenung memikirkan kasus itu. Sejak kemarin orangtuanya tidak membicarakan apapun tentang hal itu. Biasanya Chanwoo akan kembali dihukum setelah orangtuanya datang ke sekolah, tapi kemarin ayahnya hanya bungkam dan ibunya bersikap seperti biasa.

"Aku tidak tahu apa yang terjadi." gumam Jung Chanwoo.

.

"Maaf karena Jung Chanwoo terus melakukan kesalahan."

Ibu dan ayah Chanwoo terus membungkukan badannya di hadapan ibu Park dan wali kelas Chanwoo sejak kedatangan mereka ke ruang ini. Mereka sangat malu karena terus berurusan dengan BK karena kenakalan yang Chanwoo perbuat di sekolah.

"Bapak, ibu, bisa duduk dulu nanti kita ceritakan apa yang terjadi." kata ibu Nam, wali kelas Chanwoo.
Seperti yang disarankan oleh ibu Nam, orangtua Chanwoo pun duduk di hadapan kedua guru itu.

"Sebenarnya kami meminta ibu dan bapak ke sekolah untuk mengkonsultasikan masalah yang menimpa Chanwoo." kata ibu Park.

"Kenakalan apa lagi yang diperbuat anak saya?" tanya ayah Chanwoo.

"Beberapa hari yang lalu Chanwoo ketahuan membeli beberapa kaleng minuman keras dan kebetulan yang menjualnya adalah teman sekelasnya sendiri—"

"Anak nakal itu membeli alkohol?!"

Istri tuan Jung berusaha menenangkan tuan Jung yang sudah tersulut emosi mendengar bahwa anaknya membeli alkohol padahal ia masih di bawa umur. Melihat reaksi yang ditunjukan oleh ayah Chanwoo mau tak mau membuat wali kelas Chanwoo ikut menenangkan beliau.

"Tenanglah pak. Kami akan menceritakan semuanya." kata ibu Nam.

"Apa yang terjadi selanjutnya, bu? Apa Chanwoo kami meminum minuman itu?" lirih ibu Chanwoo.

Ibu Park lantas menggelengkan kepalanya. Ia tersenyum tipis kepada orangtua Chanwoo dan berusaha menjelaskan apa yang terjadi sebenarnya.

"Chanwoo tidak meminumnya. Seseorang yang melaporkan masalah ini memastikan bahwa Chanwoo sama sekali tidak pernah meminumnya. Dan waktu saya menginterogasi Chanwoo ia juga mengaku tidak pernah mencicipi alkohol itu barang setetes pun." ucap ibu Park panjang lebar.

"La...lalu alkohol itu untuk siapa?" tanya ayah Chanwoo.

"Maaf karena kami baru menyadari kebenarannya. Kami baru tahu bahwa selama ini Chanwoo hanya dikorban oleh teman-temannya untuk menanggung perbuatan buruk mereka."

"Ke..kenapa itu bisa terjadi? Jadi selama ini Chanwoo tidak pernah berbuat kenakalan di sekolah?" tanya ibu Chanwoo.

Kedua guru itu sepakat menganggukan kepalanya.

"Kami berusaha menggali informasi lebih tentang hal ini. Kami minta maaf untuk kelalaian kami selama ini, pak, bu." sesal ibu Park.

"Anak nakal itu.. Apa yang sebenarnya terjadi?" lirih tuan Jung.

SHELTERWhere stories live. Discover now