Shelter 9

527 76 12
                                    

"Hah.."

Entah sudah keberapa kalinya seorang Jung Yein menghela napas di kelas seorang diri. Di saat anak-anak lain sibuk mengisi perut mereka yang keroncongan, Jung Yein malah merenung seorang diri di dalam kelasnya.

"Tidak baik anak gadis menghela napas seperti itu." tegur seseorang yang baru saja masuk ke dalam lelas.

Terkejut karena kedatangan seseorang Jung Yein lantas menoleh ke arah pintu dan melihat sang ketua kelas kini telah berjalan ke arahnya.

"E..eh Jungwoo.." ucap Yein kikuk.
Jungwoo duduk di kursi yang ada di depan Yein lalu menghadap ke belakang. Ia memperhatikan Yein lalu bertanya apa yang terjadi pada dirinya.

"Ada apa?" tanya Jungwoo.

"Aku jadi pengangguran." jawab Yein.

"Ye? Maksudnya?" bingung Jungwoo.

"Maksudnya aku dipecat, Jungwoo. Bosku sudah tahu apa yang terjadi, dia marah dan memecatku." terang Yein, "Sedihnya..."

"Ah.. Pekerjaan paruh waktumu." gumam Jungwoo dan Yein pun hanya bisa menganggukan kepalanya.

.

Kemarin saat Yein mampir ke mini market tempat ia bekerja, si bos mengajak Yein berbicara. Beliau sudah bertemu dengan ibu Park dan guru itu pun telah menceritakan apa yang terjadi. Karena ini juga salah Yein pada akhirnya Yein pun tanpa segan dipecat oleh pemilik mini market. Akibatnya gadis itu pun kehilangan pekerjaannya.

"Kau masih butuh pekerjaan?" tanya Jungwoo.

"Tentu saja aku butuh kerja. Aku harus mencari uang untuk tabungan masuk kuliah nanti." jawab Yein.

Keluarga Yein bukanlah keluarga berada. Perekonomian keluarga mereka hanya cukup menghidupi diri sehari-hari. Tak heran bila Yein rela menghabiskan waktu santainya untuk bekerja paruh waktu demi menabung sedikit demi sedikit untuk pendidikannya di masa depan. Kehilangan pekerjaan ini sangatlah merugikan Jung Yein. Apalagi zaman sekarang tak mudah mencari kerja walaupun itu part time. Orang-orang berlomba untuk mendapatkan pekerjaan itu.

"Kau ingat toko es krim yang kita kunjungi kemarin?" celetuk Jungwoo.

Tiba-tiba saja Kim Jungwoo membicarakan kembali soal toko es krim yang mereka kunjungi sepulang sekolah. Toko es krim itu milik kenalan Jungwoo, namanya Moon Taeil. Yein sangat senang dengan es krim di tempat itu karena sangat lezat. Namun sekarang yang terpenting bukanlah rasa es krim yang ada di tempat itu, yang penting adalah pekerjaan.

"Taeil hyung kan sedang mencari pekerja part time di kedainya. Apa kau mau aku rekomendasikan ke Taeil hyung mempekerjakanmu?" usul Jungwoo.

"Sungguh?!?!" teriak Yein.

Jungwoo tersenyum manis sambil menganggukan kepalanya, "Iya. Aku akan bicara ke Taeil hyung nanti. Kau berdoa saja agar semuanya lancar."

"Assa! Kim Jungwoo terima kasih banyak!" seru Yein yang sangat mensyukuri bantuan Jungwoo barusan, "Sekarang aku paham kenapa orang-orang menjulukimu best of the best. Kau memang yang terbaik!" pujinya.

"Hahahahaha aku tidak seperti itu kok." kekeh Jungwoo yang malu karena pujian Yein barusan.
"Eiii aku serius tahu. Tapi...."

Tawa Jungwoo terhenti ketika Yein menggantungkan kalimatnya. Ia menatap gadis itu penuh rasa penasaran dan pada akhirnya Yein melanjutkan ucapannya.

"Waktu kau tertawa tadi kau-"

"Ganteng. Thanks, aku memang tampan kalau tertawa, kan?" canda Jungwoo yang memotong ucapan Yein.

SHELTERWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu