Shelter 5

637 97 12
                                    

"Kau meminum alhokol itu, kan?"

"Tidak, setetes pun aku tidak pernah merasakannya."

Entah sudah berapa kali Chanwoo membantah bahwa dia meminum minuman keras namun ibu Park sama sekali tak mempercayai pemuda itu. Meminum? Bahkan Chanwoo tak tahu apa rasanya alkohol itu.

"Lalu untuk apa kau membelinya? Seseorang menyuruhmu?" tanya ibu Park.

Mendengar pertanyaan ibu Park barusan sukses membuat Chanwoo mengatup mulutnya. Ia hanya diam sembari memainkan tangannya yang sejak tadi berada di bawah meja. Jung Chanwoo memilih bungkam dibandingkan menceritakan kejadian yang sesungguhnya kepada sang guru BK.

"Jadi benar ada yang menyuruhmu? Siapa? Biar kita bisa selesaikan masalahnya lebih cepat kalau kau memberitahu komplotanmu." ucap guru Park.

"Tidak ada yang menyuruhku." ucap Chanwoo dingin.

"Jadi kau memilih bungkam, Jung Chanwoo?"

"Ya."

Jawaban singkat Chanwoo sukses membuat guru BK itu kehilangan kesabarannya. Beliau menghela napas di hadapan anak muridnya lalu kembali berbicara pada Jung Chanwoo dengan sangat serius.

"Baik kalau kau tidak kau angkat bicara. Besok orangtuamu harus datang ke sekolah dan menghadap saya serta wali kelasmu. Surat panggilannya akan saya berikan nanti." ucap ibu Park.

"Orangtua lagi." gerutu Chanwoo tanpa sadar.

"Kau keberatan, Jung Chanwoo?" Tanya ibu Park.

"Aku tidak yakin mereka mau datang ke sekolah." jawab Chanwoo. Pemuda itu lantas berdiri dari tempat duduknya dan bersiap untuk pergi dari ruang BK, "Tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, kan? Aku boleh kembali ke kelas?" tanya pemuda Jung itu.

"Kembali lah ke kelasmu." balas si guru BK.

Chanwoo menundukan kepalanya sebagai formalitas menghormati guru bimbingan konseling itu. Setelah itu Chanwoo pun tanpa ragu membalikan badannya dan keluar dari ruang BK. Melihat kepergian siswanya ibu Park hanya bisa bergumam dan menggelengkan kepalanya heran, "Sampai kapan kau mau diam untuk melindungi temanmu, Jung Chanwoo?" gumamnya.

.

Kriiinggg!!

Saat jam istirahat berbunyi semua anak pun bersorak riang karena terbebas dari pelajaran ekonomi yang membosankan. Setelah guru yang mengajar keluar dari kelas anak-anak di kelas 3—1 pun langsung berhamburan keluar dari kelas untuk pergi ke kantin. Namun tidak untuk Yein yang masih diam di tempat duduknya sembari melirik keadaan Chanwoo yang tengah tertidur di tempat duduknya. Ya, pemuda Jung itu sejak tadi tertidur pulas di tempat duduknya semenjak ia masuk ke kelas setelah dipanggil ke ruang BK. Ia tak memperhatikan pelajaran dan dengan mudahnya terlelap di kelas.

.

"Yein-ah.. Apa yang terjadi di ruang BK tadi?" Soyoon yang tiba-tiba datang menghampiri Yein di tempat duduknya langsung menanyakan perihal kasus Yein di ruang BK tadi. Yein pun memalingkan pandangannya dari Jung Chanwoo dan tersenyum tipis kepada Soyoon.

"Hmmm.. Mungkin aku akan kehilangan pekerjaan sampinganku." jawab Yein.

"Heh? Kok bisa?" kaget Soyoon.

"Ibu Park mau mengecek langsung ke toko untuk melihat CCTV. Kalau bosku tahu pasti aku langsung dipecat." terang Yein.

"Aigoo.. Mencari kerja part time sekarang kan susah. Bagaimana nasibmu Yein?" ucap Soyoon prihatin.

"Hehe... Rezeki tidak ke mana kok." balas Yein berusaha untuk tegar.

"Kalau kau tidak berurusan dengannya pasti kau tidak akan terjebak dalam situasi seperti ini kan." bisik Soyoon.

"Huh? Kau ngomong apa? Aku tidak dengar?" heran Yein.

Yein tak dapat mendengar dengan jelas apa yang baru saja dikatakan oleh Soyoon karena gadis itu berbisik-bisik kepadanya. Soyoon menggerutu kesal karena Yein tak paham apa maksudnya barusan dan mendekatkan bibirnya ke telinga Yein agar membisikan lebih jelas apa yang baru saja ia katakan.

"Aku bilang kalo kau tidak berurusan dengan dia kau tidak akan terancam dipecat dari tempat kerjamu."

"Berurusan dengan dia?" ucap Yein spontan dengan suara yang cukup kencang.

"Ya!" pekik Soyoon.

Soyoon memukul pundak Yein yang tak mengontrol lagi volume suaranya. Yein meringis kesakitan lalu menyempatkan diri untuk melirik orang yang dimaksud oleh Soyoon tadi. Alangkah terkejutnya Yein ketika ia melirik Jung Chanwoo pemuda itu sudah menatapnya dan Soyoon dengan tatapan yang tak dapat diartikan. Soyoon yang sadar telah membangunkan macan tidur hanya bisa meneguk salivanya takut lalu kembali berbicara pada sahabatnya.

"A...aku ke toilet dulu ya. Aku langsung ke kantin, susul aja aku di kantin. Bye!!" pamit Soyoon yang langsung berlari meninggalkan Yein.

Yoon Soyoon bahkan tak memberikan kesempatan untuk Yein membalas ucapannya. Gadis itu sudah pergi meninggalkan kelas yang tersisa hanya Yein dan Chanwoo di dalamnya.

.

Melihat kelakuan Soyoon barusan membuat Yein lagi dan lagi menghela napas panjang. Gadis itu kembali melirik Chanwoo yang ternyata saat ini sudah berdiri dari kursinya dan berjalan menuju keluar kelas. Karena ada sesuatu yang ingin Yein tanyakan kepada pemuda itu lantas Jung Yein ikut tegak dari tempat duduknya dan berlari menghampiri Chanwoo.

"Jung Chan—"

Sampai akhirnya niat Yein untuk memanggil nama pria ia batalkan begitu dirinya melihat segerombolan orang datang menghampiri Chanwoo di depan pintu kelas mereka.

"Ya Jung Chanwoo, ayo ikut dengan kami!"

Gleg...

Entah kenapa Yein merasa sesuatu yang buruk akan terjadi kepada Jung Chanwoo karena "si setan merah" secara khusus datang untuk mencari dirinya.

SHELTEROnde histórias criam vida. Descubra agora