"Ada laporan apa hari ini" suara yang sangat berat namu merdu terdengar.

"Ya Mulia masih banyak pedagang yang belum membayar pajak akibatnya keuangan jadi tidak teratur dan stabil apalagi pasca perang ya mulia" suara itu berasal dari pria paeu baya dia adalah perdana mentri yang tak lain adalah ayah Hao Zi.

"Kenapa belum ada yang bertindak apa hal sekecil itu harus aku juga yang turun tangan?" Tanya sang kaisar tegas dan dingin membuat semua yang berada di ruangan itu membeku.

"Apa ada lagi?"

"Ya Mulia kami mendapat laporan yang mengatakan bahwa masyarakat tegah resah dengan raja yang belum juga mempunyai keturunan, kami mohon, ya mulia agar kiranya anda bersedia berbagi kamar dengan salah satu selir anda, maaf bila hamba lancang!" ucap salah seorang mentri sang kaisar

Kini hanya diam yang kaisar lakuakan ia mencerna apa yang di katakan salah satu pejabatnya itu.

Setelah rapat itu selesai seperti biasa raja akan bersiap untuk ke arena latihan disana para prajurit di latih oleh panglima Feng pria muda dan tampan yang juga merupakan sahabat dari raja dia cukup terkenal di kalangan wanita karena ketampanannya yah walaupun tidak setampan raja.

"Apa yang kau lakukan?" sebuah suara membuat panglima Feng membalikkan badan.

"Tidak ada ya mulia hamba hanya tengah memeriksa senjata" sahut panglima Feng.

"Hah berhentilah bersikap formal saat kita hanya berdua Feng kau membuatku tidak enak" perintahnya dengan busur dan anak panah yang kini tengah di pegangnya.

"Apa kau akan keluar istana?"

Kaisar tidak menjawab pertanyaan dari panglima Feng ia hanya berfokus pada sasaranya.

Seeeettt

Anak panah melesat tepat sasaran mengenai titik terkecil dari sasaran itu.

"Aku akan ke desa untuk mengawasi para penagih pajak"

"Kenapa harus kamu?"

"Aku juga sedang malas berada di istana, apalagi harus bertemu wanita-wanita yang centil yang trus menggodaku untuk ditiduri."

"Heh dasar!! trus wanita apa yang kau inginkan hah?"

"Aku tidak tau yang jelas dia harus mampu membuatku tertarik dan sampai sekarang belum ada yang mampu" tegasnya yang hanya di ikuti anggukan kecil dari panglima Feng.

###___

Dibanyaknya kerumunan orang yang berjalan di pasar ada seorang nenek yang tengah duduk dengan menatap pria dan wanita muda yang berada di hadapannya.

"Nenek aku dengar kau seorang peramal apa aku akan bertemu jodohku" cengirnya manja dia adalah Hao Zi dan di dekatnya siapa lagi kalau bukan Tyan Ying.

"Kau tidak akan mendapatkan jodoh bagaimana mungkin seorang pria mempunyai tubuh pendek kecil sepertimu para wanita akan lari dari mu.

"Hah nenek ini aku adalah seorang wanita" ia memonyongkan bibirnya ala anak yang ngambek, kemudian menyodorkan telapak tangannya untuk di lihat sang nenek.

"..."

"Bagaimana nek"

"Aku salah sepertinya kau akan segera bertemu dengannya dan kau tidak akan mengubah apapun ini adalah takdirmu" nenek yang kini menatap dalam Hao Zi.

Tiba-tiba semua orang berlarian dan banyak kuda berlarian dan prajurit istana barang dagangan beterbangan di sertai teriakan para penduduk.

"Tyan Ying bawa nenek ke tempat yang aman" perintah Hao Zi yang di balas dengan anggukan oleh Tyan Ying

Para prajurit mengumpulkan para pedagang dan kini giliran pria dengan topeng yang menutupi seluruh wajahnya.

"Ambil semua barang mereka sebagai ganti pembayaran pajak mereka" suara yang sangat dingin langsung terdengar tak kala pria itu angkat bicara.

"Tunggu tuan kenapa harus barang mereka dan siapa kau?" suara merdu kali ini keluar dari mulur indah Hao Zi.

"Siapa kau beraninya? kau pikir kau siapa hah?" prajurit itu tengah memukul kecil wajah mulus Hao Zi.

Hao Zi maju tampa memperdulikan ucapan prajurit itu "Dengar tuan kalau kau mengambil barang mereka bagaimana cara mereka bekerja dan kurasa kau juga tau itu!" suara itu terdengar begitu lantang dan tegas namun tetap terdengar merdu.

Semua mata memandang Hao Zi tampa ada yang berani untuk mencegahnya karena mereka tau dengan siapa Hao Zi berhadapan dialah kaisar Hwang raja dari kerajaan Ming ini.

"Hao Zi apa yang kau lakukan kenapa kau ikut campur urusan mereka? jangan campuri urusan mereka atau kau akan kena masalah" Tyan Ying kini menarik lengan Hao Zi untuk meninggalkan mereka.

"Tunggu siapa kau ini beraninya mencampuri urusan istana" kali ini sang kaisar angkat bicara.

"Aku!! Hao Zi dan dengar aku tidak tau siapa kau mau kau seorang raja atau apapun itu kau tidak adil apa kau tau bagaimana perasaan mereka saat mereka tengah berusaha mati-matian untuk kehidupan mereka lalu dengan mudahnya kau ingin merampas milik mereka sedangkan raja sendiri tengah enak-enak duduk di istana dengan makanan yang melimpah tampa pernah memikirkan rakyatnya" ucapnya dengan nada super tinggi.

Semua orang terperangah dengan apa yang baru saja mereka dengar namun semua yang dikatakan Hao Zi adalah sebuah kebenaran.

"Lalu apa kau bersedia membayar pajak mereka?"

"Baiklah aku akan membayar dengan satu syarat izinkan aku menghajar pria yang telah menyentuhku itu" kini jari telunjuk Hao Zi tertuju pada prajurit yang sejak tadi membuatnya geram.

*******

Halo para reader ini adalah tulusan pertama aku jadi maaf yah kalau misalnya ceritanya atau bahkan alurnya ngak jelas atau ngaur gitu🤗

Salam dari author buat para reader semoga suka jangan lupa vote & coment😘😘

My Perfect Empress Where stories live. Discover now